25

247 46 3
                                    

Malam yang sunyi, dengan langit hitam yang bertabur bintang-bintang, membuat seorang wanita yang duduk di kursi roda dengan tatapan lurus ke depan, seakan memandang lampu warna-warni penghias taman belakang Mansion mewah itu, seolah menjadi taman yang begitu terang.

Air mancur yang bergemericik, seakan menjadi backsound dalam taman tersebut.

Dan jangan lupakan, angin malam pembawa aroma bunga mawar bercampur Bunga lavender yang menghiasi taman tersebut, seakan menyapu wajah pucat nya.

Sentuhan tangan yang mulai menyentuh bahunya, membuat matanya melirik ke samping seakan ingin melihat tangan siapa yang sedang menyentuh bahunya.

Tangan yang lama menyentuh bahunya tanpa ingin menunjukan wajahnya di hadapannya itu, membuat Gladis, wanita yang duduk di kursi roda itu mengerutkan dahinya.

Hingga langkah kaki dengan sepatu hitam nya, mulai melangkah dan mulai berjongkok di hadapan Gladis.

Mata bulat Gladis mulai membulat sempurna, saat melihat pria itu dengan air mata yang sudah terkumpul di pelupuk matanya mulai menatap matanya.

"Maafkan aku,"

Lirih pria itu, dengan kepala yang mulai menunduk yang masih di tatap dengan diam oleh Gladis.

Karena hanya itu yang bisa ia lakukan.

Yesaya, pria itu yang mulai memeluk sang istri dengan erat itu, membuat air mata Gladis jatuh di pipinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yesaya, pria itu yang mulai memeluk sang istri dengan erat itu, membuat air mata Gladis jatuh di pipinya.

"Maafkan aku," lirih Yesaya lagi.

Yesaya yang mulai melepaskan pelukannya itu sekedar untuk menatap wajah cantik sang istri itu, membuat ibu jarinya menghapus air mata yang menuruni pipi sang istri.

"Aku bodoh,"

"Aku tidak bisa berpikir jernih."

"Aku bingung harus berbuat apa." lanjut Yesaya, yang masih di perhatikan Gladis dengan diam nya.

"Aku juga sakit melihat kamu seperti ini." katanya lagi.

"Demi Tuhan, aku tidak mencintai wanita lain selain dirimu, Gladis."

"Percayalah." katanya lagi-lagi, yang membuat Gladis tersenyum di sela tangisnya, dan itu berhasil tertangkap oleh mata elang Yesaya.

"Sekarang keluarga kita utuh,"

"Jeffrey sudah kembali pada kita, sayang."

Kata Yesaya lagi, lalu kembali memeluk sang istri dengan erat.


______


"Gavesha Danadyaksa!"

"Papi tau, kamu ada di dalam kamar!"

Teriak seorang pria, dengan mata bulatnya tengah berteriak memanggil nama sang putri itu dengan kesal.

Putrinya itu, bebal sekali.

KALINGGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang