19

296 44 0
                                    

"Akhh..."

Rintih Arshavina menahan sakitnya, saat Barga mengobati pelipis dan juga leher yang sedikit tergores itu dengan obat merah.

"Maaf," Kata Barga, sembari meniup lalu menutup pelipis Arshavina dengan plester dan mencium kening gadis itu lembut tanda akhir selesainya mengobati gadis itu.

Jefffan yang melihatnya, hanya merotasikan bola matanya kesal, dia seakan tidak dianggap keberadaanya oleh kedua pasangan itu.

Sangat menyebalkan.

"Berhenti bertingkah romantis di hadapan saya!"

Kata Jeffan kesal, yang membuat Barga terkekeh.

"Jeffan mau juga?"

"Makannya punya pacar dong." Lanjut Arshavina dengan polosnya itu, yang membuat Jeffan semakin kesal di buatnya.

Arshavina, gadis itu kini beralih menatap Barga yang berada di sampingnya itu begitu teduh.

"Barga,"

"Hem?"

"Harusnya tadi Barga gak kayak gitu sama kak Narissa," Kata Arsha, alis Barga menaut.

Tentu saja, bagaimana bisa gadis itu berbicara seperti itu saat dirinya sudah di perlakukan buruk oleh kakaknya.

"Cewek gila itu nyakitin kamu, Arsha!"

"Aku gak bisa cuma terus diem." Lanjut Barga, yang membuat Arsha menunduk.

Gadis itu takut dengan Barga yang sudah seperti itu.

"Arsha, jangan terus mengalah sayang,"

"Dia nyakitin kamu," lanjut Barga lagi, masih menatap sang gadis yang terus menunduk itu.

"Barga,"

"Kak Narissa seperti itu tadi ke Arsha udah biasa,"

"Tapi kak Narissa gak pernah di perlakukan seperti tadi, Arsha takut kakak terluka." 

"Kak Narissa kayak tadi ke Arsha itu sudah biasa, bahkan Arsha sampai kebal. Tapi gak Narissa enggak." Lanjut Arsha, Barga memejamkan matanya sesaat.

"Maka dari itu aku buat biar kamu gak terbiasa, Arshavina Adhitamana!" Balas Barga mulai sedikit meninggikan suaranya itu yang membuat Arsha sedikit tersentak.

"Aku gak bisa liat kami terluka sedikitpun, kamu ngerti gak sih?!" Lanjutnya, Arsha menunduk kembali.

"Barga marah sama Arsha?" Tanya Arsha, takut-takut menatap Barga itu.

"Iya, aku marah!"

"Aku marah sama diri sendiri, kenapa baru sekarang aku bisa lindungin kamu,"

"Kenapa gak dari sepuluh tahun yang lalu, aku marah Arsha, sama diri aku sendiri." Lanjut Barga, mata Arsha kini mulai berkaca-kaca.

"Arsha sayang Barga," kata Arsha, mulai memeluk tubuh Barga begitu erat.

"Maaf Barga,"

"Maaf karena Arsha aneh, sering buat Barga malu." Barga menggeleng, sembari mengeratkan pelukannya pada Arsha.

"Maaf, karena Arsha.."

"Enggak Arsha!!" Pangkas Barga, seketika membuat Arsha terdiam di dalam dekapan laki-laki itu.

"Jangan ngomong kayak gitu, kamu gak aneh,"

"Jangan lagi, ya?" Kata Barga, Arsha mengangguk.

"Barga gak akan ninggalin Arsha, kan?" Barga menggeleng, "Enggak, Arsha."

KALINGGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang