14

266 56 3
                                    

"Lo?!"

"Kamu?!"

Semilir angin malam, seakan menjadi pengiring suara dari keterbungkaman antara kedua laki-laki dengan wajah yang sama, tengah duduk di kursi kayu setelah beberapa menit kemudian.

Jeffan yang beberapa menit lalu menghubungi beberapa anak buahnya untuk melarikan Naren dan supir pribadinya ke rumah sakit karena pengeroyokan terhadap mereka itu, kini membuat Jeffan dengan laki-laki pemilik wajah yang sama dengannya hanya terdiam menikmati semilir angin malam.

Mereka terdiam, seakan kaku dan merasa ada atmosfir aneh yang menyerang mereka berdua setelah mereka melihat kemiripan bagaikan pinang dibelah dua itu, membuat mereka terkejut beberapa menit yang lalu.

"Seenggaknya Lo bisa bersihin luka Lo dengan ini," kata Barga, yang sedikit ragu menyodorkan sapu tangan miliknya pada Jeffan yang di terima laki-laki itu juga dengan sedikit keraguan.

"Saya Jeffan,"

"Jeffan Kalingga." kata Jeffan, sembari menyodorkan tangannya seakan mengajak berjabat tangan itu, yang beberapa detik hanya di pandang oleh Barga, sebelum Barga membalas jabatan tangan Jeffan.

"Barga, Barga Bimantara." jawab Barga datar.

Barga yang sedikit berpikir seperti dia pernah mendengar nama Jeffan Kalingga itu, membuat nya terdiam sebelum Barga kembali menoleh menatap Jeffan saat suara dari laki-laki itu kembali terdengar.

"Bukan kah terasa aneh, dengan dua orang mempunyai wajah yang sama?" Kata Jeffan, yang membuat Barga tersenyum sekilas.

Lalu setelahnya, Barga dan Jeffan hanya tertawa kecil saat mereka sama-sama menoleh dan melihat wajah mereka satu sama lain yang begitu mirip itu.

"Lo pernah denger gak,"

"Kata pepatah kalo kita di lahirin di dunia dengan wajah yang mirip sebanyak tujuh orang?" Lanjut Barga, Jeffan mengangguk.

"Kalau gitu, ayo cari lima yang lain." Jawab Jeffan, yang membuat keduanya kembali terkekeh.

"Emm.. Lo gak dijemput,"

"Anak buah Lo?" Tanya ragu Barga, mengucapkan kata 'anak buah' itu pada Jeffan.

Jeffan menggeleng sekilas, "Enggak,"

"Mungkin saya akan cari hotel dekat sini." Lanjut Jeffan, Barga terdiam mendengarkan.

"Kalo Lo mau, Lo bisa nginep di apartemen gue malem ini,"

"Kalo Lo mau juga, sih." Lanjut Barga, Jeffan menoleh menatap Barga.



"Maaf,"

"Apartemen gue kecil."

Kata Barga, sembari membuka jaket denim nya, sedangkan Jeffan masih melihat-lihat isi dari apartement kecil milik Barga itu dengan diam.

"Tinggal sendiri?"

"Enggak, gue tinggal sama temen. Tapi malem ini dia ada shift malam,"

"Jadi buat malem ini, Lo bisa pake kamar dia." Lanjut Barga, sembari membereskan baju-baju yang berserakan di ruang tengah apartement itu.

"Kerja apa?" Tanya Jeffan, Barga menoleh sekilas menatap Jeffan yang masih melihat-lihat keadaan apartemen miliknya.

"Siapa?"

"Gue apa teman gue?" Tanya Barga, kembali melakukan aktifitasnya.

"Kalian." Jawab Jeffan, kali ini menatap Barga yang disibukkan membersihkan ruang tengah itu.

KALINGGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang