05

452 68 2
                                    

"Ada perlu apa, sampai kamu menyempatkan diri untuk datang ke kantor saya, Nona Karinina?"

"Nona Karinina?" Ulang Karinina, pada pertanyaan Yesaya, suaminya itu yang membuat darahnya mendidih.

Senyum miring, mulai wanita itu perlihatkan, "Oh my God, Sayang,"

"Kamu lupa status kita?" Lanjutnya, sembari lebih melangkah mendekati Yesaya.

Mendengar kalimat itu, Yesaya mulai tersenyum miring dengan tatapan tajamnya pada istri keduanya itu.

"Begitu, ya?" Katanya datar, yang membuat Karinina mengangguk dengan senyum miringnya.

"Dan jangan lupakan,"

"Pernikahan ini adalah pernikahan mutualan, Nona Karinina." Lanjut Yesaya, yang seketika membuat Karinina melunturkan senyumnya.

"Dan saya berharap, kamu tidak melupakan bahwa saya seorang pria beristri dan memiliki putra." Kata Yesaya lagi.

"Aku juga istri kamu!"

Yesaya tersenyum miring, "Tapi saya hanya mencintai istri pertama saya."

"Tapi istri kamu gila, Yesaya Kalingga!" Kata Karinina, yang seketika membuat Yesaya melemparkan tatapan tajamnya pada istri keduanya itu.

"Siapa dirimu berani sekali berbicara seperti itu tentang istriku?!"

"Aku istrimu, Yesaya!"

Yesaya, laki-laki itu mulai melangkah mendekati Karinina begitu dekat. Lalu bersuara, "Jika kamu dan keluarga kamu tidak memiliki informasi tentang putra saya,"

"Sudah saya robek mulut mungil kamu ini," lanjutnya, sembari mengusap lembut bibir Karinina dengan senyum miringnya.

Lalu tangan kekar itu, mulai di jauhkan dari bibir Karinina dan di masukkan nya pada saku celananya.

Tatapannya mulai menajam, sembari mulai melangkah lebih mendekati Karinina dengan Karinina yang bergerak mundur kala Yesaya semakin maju mendekatinya.

"Dan sangat mudah bagi saya, menghancurkan keluarga kamu dengan sentuhan jari saja,"

Nafas Karinina memburu, wanita itu was-was kala punggungnya mulai menabrak tembok dengan kini Yesaya yang semakin mendekatinya dengan tatapan tajam dari mata kelamnya.

Karinina takut, akan sang suami.

"Begitu juga dengan dirimu, Nona Karinina,"

"Saya akan sangat mudah membunuh kamu walau saya tau kamu adalah istri saya." Lanjut Yesaya, yang seketika membuat Karinina mendorong tubuh Yesaya dan pergi meninggalkan ruangan sang suami dengan jantung yang berdetak dengan kencang.

Melihat kepergian Karinina, membuat Yeaaya sedikit melirik arah pintu dengan mata tajamnya dan senyum miringnya.




Seorang wanita cantik, dengan riasan misterius namun terlihat elegan itu terus saja menatap tajam lurus ke depan dengan nafas naik turunnya.

Dia membayangkan, kejadian yang baru saja dialaminya dengan seorang pria yang berstatus suaminya itu.

"Akan aku buat kamu bertekuk lutut padaku, Yesaya Kalingga!"

Gumamnya, dengan tatapan tajamnya.

Hingga matanya mulai terfokus dengan tas branded miliknya, dan mengambil ponsel di dalam sana lalu mengetikan nomor seseorang.

"Bagaimana?"

Tanyanya dengan datar, pada seseorang di sebrang sana.

"..."

KALINGGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang