Zhang Jie

179 29 2
                                    

Kalau mau dibilang, kehidupan Zhang Jie selalu penuh dengan keberuntungan. Dia telah beruntung sejak dirinya lahir. Ibunya seorang budak yang diperkosa hingga hamil. Meninggal setelah melahirkannya. Banyak orang berkata anak-anak yang lahir dan membuat Ibu mereka meninggal harus dikubur bersama Ibu mereka. Hidup ataupun mati.

Tetapi dia diberikan kesempatan untuk hidup walaupun harus mengalami banyak hal buruk. Namun sekali lagi, Zhang Jie adalah orang yang beruntung. Dari berbagai siksaan mematikan yang dia terima, dia masih dapat mempertahankan nyawa nya.

Lalu, mungkin saja Dewa mengasihani dirinya dan membuatnya bertemu dengan Lan Xi. Bukan maksudnya menabrak Lan Xi saat itu, dia hanya tak kuat untuk berjalan karena seluruh tubuhnya menjerit kesakitan dan dia sangat ingin menyerah. Saat dia sadar telah mengotori pakaian indah milik Lan Xi dengan darahnya, dia sebenarnya sangat ketakutan. Orang-orang kaya selalu kejam pada para budak, terutama jika ada yang membuat mereka tidak suka. Zhang Jie takut dia akan dipukuli sampai mati. Dia hanya ingin hidup. Karena itu dia melarikan diri secepat mungkin walau sebenarnya dia kesakitan.

Dia sangat beruntung Lan Xi mau menyelamatkan nyawanya saat dia akan dipukuli dengan balok kayu. Lebih beruntung lagi karena Lan Xi mau mengobati dirinya dan membebaskan para budak yang lainnya. Tetapi dia berpikir keberuntungannya telah berhenti sampai disitu. Tak menyangka jika Lan Xi masih dengan baik hati mengangkatnya sebagai anak. Memberinya nama dengan arti yang indah.

Walau sempat ketakutan, Zhang Jie akhirnya tersentuh oleh cinta dan kasih sayang yang dia dapatkan dari Lan Xi dan Zhang Junda. Tak pernah terbayang dalam benaknya bahwa dirinya akan diambil oleh seorang baik hati macam Lan Xi dan dijadikan sebagai anak. Karena itu Zhang Jie sangat berhati-hati, takut jika keluarga yang akhirnya dia miliki akan direbut lagi darinya.

Saat dia tahu Lan Xi akhirnya hamil, Zhang Jie sejujurnya sangat ketakutan. Dia takut, saat kedua orang tua nya memiliki anak mereka, anak kandung mereka, mereka akan melupakannya. Akan membuangnya dan tak lagi mencintainya. Bahwa dia akan ditinggalkan sendirian lagi, sama seperti dulu.

Tetapi, bukannya melupakan dirinya, Lan Xi justru semakin menyayanginya. Dia akan memangku Zhang Jie dan mengatakan Zhang Jie akan menjadi seorang kakak. Dia meminta Zhang Jie untuk menjaga anak-anaknya. Menjaga adik-adiknya layaknya seorang kakak. Dia tidak memperlakukan Zhang Jie secara berbeda. Dia benar-benar menganggap Zhang Jie sebagai putranya.

Jadi, Zhang Jie belajar untuk mencintai saudara-saudaranya. Dan dia tahu dia bisa melakukannya. Tak sulit untuk mencintai ketiga adiknya. Zhang Wei memang cerewet dan sedikit menyebalkan, tetapi dia anak yang baik. Zhang Feng mungkin lebih tenang dibandingkan Zhang Wei, namun keduanya sering ribut mengenai hal sepele. Dan pertengkaran mereka selalu menghibur Zhang Jie. Sementara Zhang Xia, dia adalah tiruan sempurna dari Lan Xi dalam wujud perempuan. Diam dan tenang. Minim ekspresi dan dingin. Tetapi dia sangat pengertian dan penyayang. Dia akan tumbuh menjadi wanita yang penuh kasih.

Lan Xi dan Zhang Junda tak pernah membedakan mereka. Keduanya memperlakukan mereka dengan cara yang sama. Memberikan semua kebutuhan mereka dan memenuhi beberapa keinginan mereka. Memberikan mereka nasehat dan hukuman saat berbuat salah. Memuji mereka saat mereka melakukan hal yang benar.

Tak ada yang dibedakan. Zhang Feng mendapatkan pelajaran yang sama dengan apa yang dia dapatkan. Guru mereka sama, tugas mereka sama.

Meski demikian, masih saja ada sedikit keraguan di hati Zhang Jie. Mungkin trauma masa kecilnya yang tak akan bisa hilang. Dia masih takut suatu hari nanti kedua orang tuanya berpaling meninggalkannya. 

Tepat di hari ulang tahunnya yang ke-15, Zhang Jie diberikan sesuatu yang membuat keraguan di hatinya menghilang sepenuhnya. Zhang Junda menghadiahkan sebuah pedang baginya. Terbuat dari sisik naga hitam yang legendaris. Ditaburi permata pada gagang pedangnya. Pedang tersebut ditempa oleh pengrajin terkenal. Pedang yang dia beri nama ‘Jie’ seperti namanya, memiliki ketajaman yang luar biasa. Memotong baja seperti memotong lumpur.

Pedang miliknya, bahkan lebih baik dari apa yang dimiliki oleh Zhang Feng yang statusnya putra kandung Zhang Junda. Yang berarti ahli waris Zhang Junda yang sah.

Ketika Zhang Jie bertanya, Zhang Junda menjawab dengan tampang polos yang sedikit menyebalkan, “Lho? Bukan kah kau juga putraku? Mengapa bertanya seperti itu?”

Zhang Jie kehilangan kata-katanya karena hal tersebut.

Pada usia 18 tahun, Zhang Jie akhirnya tahu jika Paviliun megah yang berdiri di Desa Wu, yang selalu mereka kunjungi setiap ada waktu, rupanya telah diwariskan padanya. Zhang Junda tak pernah mengatakannya. Dia mengetahuinya dari QiongLin. Jenderal Dunia Iblis itu memberitahunya jika Zhang Junda telah lama merubah kepemilikan Paviliun Persik menjadi miliknya. Katanya, dia sebenarnya ingin memberikan Paviliun pada Zhang Feng, sementara dirinya—yang Zhang Junda anggap sebagai putra sulungnya, harus mendapatkan apa yang seharusnya dia dapatnya. Tahta nya di dunia Iblis.

Tetapi Zhang Jie adalah manusia. Tanpa darah campuran seperti ketiga saudaranya. Zhang Junda tahu dia tak akan cocok untuk memerintah di dunia Iblis. Karena itu dia hanya dapat memberikan Paviliun Persik padanya.

Jadi, pada ulang tahunya yang ke 20, Zhang Junda memberikan sebuah plaket emas dengan ukiran bunga persik yang indah. Bukti sah bahwa dia adalah pemilik Paviliun Persik. Zhang Jie kehilangan kata-katanya untuk semua itu.

3 tahun kemudian, dia memutuskan untuk pergi bertualang. Menambah pengalaman dan mengenal dunia luar. Zhang Junda tak ada hentinya memberikan nasehat padanya. membekalinya dengan berbagai macam senjata dan jimat. Memberikan uang sebanyak yang bisa dibawa oleh Zhang Jie.

Sementara Lan Xi nampak lebih tenang. Sang dokter ternama itu memberikan nya beberapa nasehat penting, obat-obat mujarab yang dibuat sendiri dan perbekalan yang cukup baginya.

Sementara ketiga adiknya memberikan semangat bagi dirinya.

Dia mungkin bukan anak kandung keluarga ini, tetapi kasih sayang yang mereka berikan padanya lebih dari apa yang pernah dia harapkan.

21 Februari 2021

RequestTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang