Zhang Junda x Lan Guang
Zhang Junda menatap darah di tangannya. Bukan berwarna merah melainkan hitam. Bukti bahwa racun apapun yang berhasil masuk ke tubuhnya sangat mematikan. Iblis itu kembali memuntahkan darah sebelum dengan gemetar bersandar pada dinding gua yang dingin dan beku.
Tak ada guna nya dia berjuang lagi, kematian akan segera mendatangi nya. Dia tertawa miris, disaat hanya tinggal selangkah lagi untuk membunuh Ayahnya, dia malah akan merenggang nyawa di dalam gua es ini.
Tiba-tiba, dia mendengar suara gemerincing lonceng. Bersamaan dengan itu, kedua manik merah darahnya menangkap sosok putih di hadapannya.
Rambut perak yang panjang—bahkan menyentuh lantai gua, kulit putih bagaikan salju, kalung bebentuk kepingan salju di lehernya, dan kristal pada dahi. Dia mengenakan pakaian yang terlalu tipis dan terbuka di tengah badai salju dan tak mengenakan alas kaki. Ada pula lonceng-lonceng kecil yang diikat pada kaki putih tersebut. Menimbulkan gemerincing setiap kali dia melangkah.
Zhang Junda terperangah, sejenak lupa akan racun yang tengah menggerogoti tubuhnya. Tak pernah dalam hidupnya dia berpikir akan melihat makhluk seindah itu di dalam hidupnya.
Kedua manik emas itu berkedip dengan polos, sebelum sang pemilik mengeluarkan senyuman ramah yang menghangatkan hati.
Selanjutnya, Zhang Junda tak dapat mengingat apapun karena racun di dalam tubuhnya telah merenggut kesadarannya.
..
Saat Zhang Junda terbangun, dia tak lagi merasakan sakit dari luka di perutnya. Bahkan racun yang sejak awal menggerogoti tubuhnya tidak lagi terasa. Pikiran awal Zhang Junda adalah dia telah mati. Namun ketika dia mengamati lingkungan sekitarnya, Zhang Junda tahu dengan pasti dirinya belum mati dan masih berada di gua yang sama. Luka di perutnya telah menghilang, tak ada bekas sedikit pun. Dia berbaring di atas selimut bulu yang nyaman dan sangat hangat. Bahkan di dalam gua es yang dingin dan membekukan, selimut bulu tersebut berhasil membuat Zhang Junda tetap merasa hangat.
Zhang Junda menunggu selama 2 hari di gua untuk melihat kembali penolongnya sekaligus mengucapkan terima kasih. Tetapi sosok berambut perak tersebut tak pernah datang. Akhirnya Zhang Junda memilih untuk menyerah. Dia kembali ke dunia iblis dengan cepat dan berusaha membangun kekuatannya kembali.
Walau demikian, Zhang Junda benar-benar tak dapat melupakan rambut perak dan senyuman cerah itu. Dia berusaha mencari tahu siapa dia dan apa dia. Tetapi hasilnya selalu nihil. Ketika dia berhasil membunuh Ayahnya dan diangkat sebagai Kaisar Iblis, Zhang Junda selalu menyempatkan diri untuk kembali ke gua tempatnya hampir merenggang nyawa. Berharap dia akan bertemu dengan penyelamatnya.
Suatu hari, ketika Zhang Junda tengah berjalan-jalan di sekitar gua, dia mendengar suara jeritan yang cukup nyaring dan tak bisa tidak penasaran dengan apa yang sedang terjadi. Mencapai sumber suara, Zhang Junda menemukan sosok yang selama ini dicarinya. Kakinya terjebak dalam jebakan manusia, mengeluarkan darah yang sangat banyak sampai mengotori salju yang putih.
Sosok tersebut terisak, air mata mengalir dari kedua matanya. Dengan cepat, Zhang Junda membantu melepaskan kakinya dari dalam perangkap. Memeriksa luka yang ditimbulkan.
“Te-terima kasih..” cicitnya.
Zhang Junda tersenyum, membersihkan luka dari darah sebelum menerapkan salep untuk luka.
“Siapa nama mu? Dan apa kau ini?”
“Lan Guang.. Aku.. peri salju.”
Fin
25 Juni 2021