“Kau sangat kurus.” Kata Lan Guang pada anak kecil di depannya. Anak yang berlumuran darah dan penuh luka itu terus menatap Lan Guang dengan waspada. Ketika tangan Lan Guang terulur kearahnya, dia menggeram seperti binatang yang terancam. Tetapi Lan Guang nampaknya tidak peduli. Pemuda itu menyentuh pipi anak lelaki tersebut. Hal ini mengakibatkan tangannya digigit oleh anak tersebut.
Tetapi Lan Guang tidak mendesis kesakitan atau apapun. Ekspresinya masih tetap sama. Bahkan ketika gigi patah anak laki-laki itu mulai menembus kulitnya dan membuat tangannya berdarah. Pemuda itu terlihat sangat tenang. Dia menyunggingkan senyuman lembut. Dengan tangannya yang lain, dia mengusap kepala anak itu.
“Anak baik. Anak baik.” Entah karena merasa tak lagi terancam atau mungkin saja dia lelah, anak laki-laki tersebut melepaskan gigitannya pada tangan Lan Guang. Dia meringsut menjauh. Berusaha membuat dirinya menjadi lebih kecil.
Lan Guang hanya mengamati dengan tawa kecil.
Pemuda Lan tersebut tetap menemani anak yang baru saja ditemuinya sampai sang anak perlahan mendekatinya.
Lan Guang tertawa. Anak Iblis ini sangat menggemaskan.
Setelah berhasil mendapatkan sedikit kepercayaan dari anak tersebut, Lan Guang memberikan sebuah roti daging baginya. Anak itu makan dengan lahap. Seolah dia tak makan berhari-hari. Hanya dapat sekejap, roti yang lebih besar dari kepalan tangan orang dewasa habis dilahap oleh anak tersebut. Tawa Lan Guang mengalun di tengah hutan.
“Aku akan memberikannya lagi untukmu, asalkan kau menjawab apa yang aku tanyakan.”
Walau terlihat ragu, anak itu tetap menganggukkan kepalanya. Lan Guang berpikir, dia pasti sangat kelaparan sampai mau melakukan apa yang Lan Guang katakan.
“Siapa namamu?”
Bocah laki-laki itu membuka mulutnya, suara yang keluar terdengar serak dan sumbang. Menyakitkan telinga orang yang mendengar. Tetapi Lan Guang bisa jelas mendengar anak itu menyebutkan namanya.
‘Zhang Junda’
Seperti janji Lan Guang, dia memberikan satu lagi roti daging pada Zhang Junda. Ketika roti kedua juga telah dihabiskan, Zhang Junda menatap Lan Guang dengan ekspresi memelas. Seolah dia meminta Lan Guang untuk memberikan roti daging lagi untuknya.
Lan Guang tertawa. Dia berpikir tak ada salahnya jika dia mengambil anak iblis ini. Dia bisa merawat dan membesarkannya. Lagi pula, Lan Guang tak lagi memiliki siapapun. Seluruh keluarganya telah tewas dan hanya menyisakan dirinya. Dan Zhang Junda nampak sendirian.
“Apa kau memiliki keluarga?” Tanya Lan Guang.
Zhang Junda menganggukkan kepala pada awalnya, tetapi dia bergegas menggelengkan kepalanya dan ekspresinya berubah menjadi takut. Seperti nya keluarga Zhang Junda tidak bersikap baik pada nya.
“Bagaimana jika kau ikut bersama ku? Aku tak bisa membiarkanmu sendirian di hutan ini.”
Dan Zhang Junda mengangguk dengan penuh semangat. Lan Guang kembali tersenyum. Dia membawa Zhang Junda ke sungai, membersihkan tubuh Zhang Junda dengan telaten dan merawat luka-luka yang ada pada tubuh Zhang Junda. Lan Guang juga memberikan pakaian yang layak untuk Zhang Junda kenakan.
Hidup bersama Zhang Junda jauh lebih menyenangkan dibandingkan hidup seorang diri. Mereka berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Tak pernah menetap. Lan Guang sudah lama menjadi kultivator pengelana. Dia mendapatkan uang dari membantu orang-orang di sekitar menyelesaikan masalah. Hingga usia Zhang Junda akhirnya menginjak 18 tahun, Lan Guang memutuskan menetap pada sebuah kota. Mereka membeli rumah yang cukup sederhana dan tinggal di sana.
Sayangnya, kehidupan bahagia mereka harus berakhir begitu saja saat para Iblis datang menyerang kota tersebut. Salah satu dari Iblis yang menyerang memiliki wajah yang serupa dengan Zhang Junda. Membuat Zhang Junda dituduh sebagai salah satu dari mereka.
Lan Guang dengan tegas membela Zhang Junda, tetapi tak ada yang ingin mempercayainya. Mereka berakhir sebagai buronan dan harus bersembunyi. Dantian spiritual Lan Guang terluka karena berusaha melawan para kultivator yang mencoba menangkap Zhang Junda. Hal ini membuatnya tak dapat menggunakan kekuatan spiritualnya kembali. Dia menjadi sama dengan manusia biasa.
Karena khawatir Lan Guang akan menemui masalah, Zhang Junda berkata jika dirinya lah yang akan pergi mencari makan.
Siapa yang menyangka ketika dia kembali dengan dua ekor kelinci hasil tangkapannya, hal yang tersaji di depannya membuat senyuman bahagia di wajah Zhang Junda menghilang.
“LAN GUANG!” Teriak Zhang Junda. Dia menjatuhkan kelinci yang ditangkapnya, berlari menghampiri Lan Guang yang tergolek lemah tak berdaya di tanah. Tubuhnya penuh dengan luka, pakaiannya terkoyak dan darah menghiasi. Tubuh Lan Guang begitu dingin. Dan Zhang Junda menjadi panik ketika tak dapat merasakan detakan jantung Lan Guang.
..
Sejauh yang Zhang Junda ingat, hidupnya bersama Lan Guang merupakan momen-momen yang begitu membahagiakan. Kenangan yang sangat berarti dan indah. Lan Guang selalu hangat. Terlebih saat dia memeluknya pada malam-malam yang dingin. Ciuman kupu-kupu pada pipi Zhang Junda selalu membuat Zhang Junda menyunggingkan senyuman cerah. Dan tangannya yang menggenggam tangan Zhang Junda sejak pertama kali mereka bertemu selalu membuat Zhang Junda merasa aman dan terlindungi.
Zhang Junda tak begitu ingat apa yang dia lakukan setelah menemukan tubuh tak bernyawa Lan Guang. Dia ingat membersihkan tubuh Lan Guang dari darah dan membaringkannya di tempat tidur. Menunggu Lan Guang untuk membuka mata. Dia tak berpindah walau hanya seinci. Dan tetap berada di tempatnya selama 3 hari penuh sebelum dia menjadi gila dan mulai membunuh orang secara membabi buta.
Dia menjadi semakin kuat dari hari ke hari hingga membuatnya bisa mengambil alih dunia Iblis.
Tubuh Lan Guang tidak mengalami kerusakan dan masih tetap utuh sampai saat ini. Karena Zhang Junda merawat tubuh tersebut dengan sangat baik. Dia bahkan meletakkan tubuh Lan Guang ke dalam peti mati yang terbuat dari giok es yang kaya akan energi spiritual.
Setiap hari, yang dilakukannya adalah menunggu Lan Guang.
“Lan Guang akan kembali. Dia akan membuka matanya dan tersenyum padaku.” Zhang Junda berujar dengan lirih. Mencoba meyakinkan hatinya dan mengusir pikiran buruknya.
“Karena itu, selama apapun aku harus menunggu.. aku akan melakukannya.”
21 Agustus 2021