Lan XiChen x Jin GuangYao

324 25 2
                                    

Lan XiChen x Jin GuangYao

Hari itu sudah larut dan hujan turun dengan sangat deras malam itu. Lan XiChen menyeka air hujan dari wajahnya dan menatap sekeliling. Wajahnya menjadi sedikit masam. Dia terpisah dari kelompoknya dan tersesat di dalam hutan. Sebenarnya tak akan menjadi masalah bagi Lan XiChen jika dia hanya tersesat di hutan biasa. Bagaimanapun dia adalah seorang kultivator yang cukup hebat.

Tetapi hutan ini berbeda. Ini adalah hutan binatang Iblis dan kabarnya banyak siluman yang tinggal di dalam nya.

Lan XiChen tak takut menghadapi mereka jika saja saat ini dia tak terluka dan energi spiritualnya tidak terbatas. Untuk saat ini, dia lebih memilih untuk menyimpan kekuatan spritualnya dan berhati-hati. Dia berjalan menyusuri hutan yang gelap, berusaha mencari tanda-tanda dari rekan-rekannya. Tetapi hasilnya tetap saja nihil. 

Berjalan cukup jauh, Lan XiChen mendenga suara tangisan anak-anak. Dalam pikirannya menekankan, itu pasti siluman dan Lan XiChen tak boleh terpancing. Mana mungkin ada anak-anak di dalam hutan binatang iblis? Tetapi hati nurani Lan XiChen tak dapat menahan diri. Dia berjalan tanpa sadar menuju sumber suara. Di dapatinya seorang anak kecil, mungkin baru berusia 5 tahun tengah menangis. Anak itu tampak seperti anak-anak pada usia nya kecuali sepasang telinga rubah dan ekor rubah pada tubuhnya. Lan XiChen menebak ini adalah anak siluman rubah. Di depan sang anak, ada tubuh seorang wanita yang diam tak bergerak. Wanita ini memiliki sepasang telinga rubah yang sama dengan bocah tersebut. Tetapi dia memiliki 3 ekor dan bukan hanya 1.

Sepertinya, wanita ini adalah Ibu sang bocah. Lan XiChen ingat salah seorang dari kelompoknya mengatakan telah melukai salah satu siluman rubah. Apakah ini siluman rubah yang dimaksud? Pada perut wanita itu, tertancap sebuah pisau yang merupakan senjata ajaib untuk membunuh iblis dan siluman. Pasti inilah rubah yang dimaksud. Tiba-tiba, Lan XiChen merasa bersalah pada anak rubah dan Ibu rubah tersebut. Dia berjalan mendekat dengan sangat tenang. Melihat si bocah rubah masih menangisi Ibunya yang telah tiada. Di dekat mereka terdapat seekor ayam yang sudah mati. Sepertinya ditangkap oleh Ibu rubah sebelum ini. Ibu rubah ini pasti hanya keluar untuk mencari makan bagi anaknya, tetapi dia sangat sial bertemu dengan para manusia dan berakhir diburu hingga mengakibatkan kematiannya. Lan XiChen mau tak mau merasa bertanggung jawab atas kehilangan anak ini. Bagaimanapun, itu adalah kelompoknya dan dia yang membawa mereka untuk memasuki hutan ini agar bisa mencari pengalaman.

Lan XiChen menyentuh telinga rubah yang terkulai lemas di kepala si bocah rubah. Bocah itu melompat menjauh, menggeram dengan waspada. Tetapi matanya berbalik antara Lan XiChen dan jasad ibu nya. Terlihat bingung.

Lan XiChen tersenyum tenang, “Jangan takut. Aku tak akan menyakitimu. Aku datang.. untuk membantumu.”

Anak rubah tetap tidak terlihat percaya. Dia semakin memundurkan tubuhnya ke belakang untuk melarikan diri. Tetapi Lan XiChen tak dapat membiarkan hal itu terjadi. bisa saja ditangkap atau malah dibunuh oleh rekan-rekan Lan XiChen.

Lan XiChen dengan penuh usaha meyakinkan rubah kecil jika dia bukanlah orang jahat dan maksudnya hanya membantu rubah kecil yang tak lagi memiliki orang tua. Setelah akhirnya rubah kecil itu menurunkan kewaspadaannya, Lan XiChen membantu menggali makam untuk mengubur tubuh ibu rubah dengan layak. Dia kelelahan dan kelaparan, tetapi tak mengeluh. Anak rubah mungkin mengamatinya, dia memberikan ayam yang ditangkap Ibunya pada Lan XiChen. Hal ini membuat Lan XiChen tertawa dan merasa lucu.

Jadi, Lan XiChen masih tinggal sehari di dalam hutan binatang iblis lalu keluar membawa rubah kecil yang pintar. Rubah kecil nampaknya telah mempelajari kultivasi manusia dan bisa menyembunyikan ekor juga telinga nya walau dalam jangka waktu yang relatif singkat. Lan XiChen menyamarkan rubah kecil itu sebagai anak manusia yang dia temukan dalam pelatihannya dan mengangkatnya menjadi murid kecilnya. Sekte nya, jujur saja agak keberatan walau mereka tak berani mengatakan apapun tentang keputusan Lan XiChen. Lagi pula anak itu sangat cerdas dan penurut. Mereka menyukai anak-anak yang seperti itu.

Rubah kecil memberi tahu dia sering dipanggil ‘Yao’ oleh Ibunya. Dan nama sang Ibu adalah ‘Meng’. Karena itu Lan XiChen memutuskan untuk memanggilnya Meng Yao. Lan XiChen, bisa dibilang sangat memanjakan Meng Yao. Dia akan memberikan apapun yang Meng Yao ingin dan mengajari apapun yang Meng Yao ingin tahu. Mengajari nya musik, berpedang dan lainnya. Kemampuan Meng Yao dalam berkultivasi semakin meningkat berkat bantuan Lan XiChen. Kini dia dapat mempertahankan wujud manusia nya dalam waktu yang cukup lama.

Setelah 15 tahun, Meng Yao tumbuh menjadi pemuda yang cantik dan menarik banyak perhatian. Wajahnya halus dan lembut layaknya boneka porselen. Cara nya tersenyum, berbicara, berjalan dan bertindak semua meneriakkan keanggunan. Bulu matanya lentik, hidung kecil mancung dengan kedua mata pheonix yang menggoda, bibir merah yang terlihat lezat untuk dicicipi.

Semua hal ini adalah wajar karena Meng Yao adalah siluman rubah terlepas dari dimana dia dibesarkan atau siapa yang membesarkannya. Dan sudah menjadi insting alami Meng Yao untuk menggoda orang yang dianggapnya menarik. Dan orang sial atau mungkin beruntung itu adalah Lan XiChen. Pria yang menyelamatkannya sekaligus membesarkannya.

“Er Ge~~ kau terus mengabaikan A-Yao sejak tadi. A-Yao merasa sedih.” Ujar Meng Yao dengan manja. Dia bergelayutan di lengan Lan XiChen, sementara pria itu masih berusaha mempertahankan fokusnya untuk menjalankan meditasi.

“A-Yao, tolong duduk dengan baik.” Meng Yao berdengung malas. Dia menjatuhkan dirinya di pangkuan Lan XiChen, menyandarkan kepalanya pada pundak Lan XiChen. Telinga rubah nya yang berbulu menggelitik kulit Lan XiChen. Ekornya bergerak dengan manja dan rubah licik itu mengeluarkan suara dengkuran.

Lan XiChen tak dapat lagi bermeditasi saat merasakan jari-jari mulai menggeranyangi tubuhnya. Membuka baju nya perlahan-lahan. Segera, dia menekan Meng Yao ke lantai. Melihat penampilan bersemangat dari sang siluman rubah.

Pada akhirnya Lan XiChen juga telah jatuh ke dalam pesona sang siluman rubah.

19 Oktober 2020

RequestTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang