Assalamualaikum dari Author
-
Happy Reading 💕
Always Happy For Your Life 🌈
Don't Forget To Vote and COMMENT!!
.
.
.🍁ARLETTA🍁
'Otakku terlepas saat aku mati , jika kau lupa'
"Ini kenapa? Kenapa lampunya mati?'' pekik Dokter Maya ketakutan
DUP
Lampu kembali hidup bersamaan dengan kehadiran Sheyna. 'Kalian nakal. Letta akan marah' Luis dan Roy menatap Sheyna lekat 'Aku akan minta maaf nanti' setelahnya ketiga sahabat Letta pergi begitu saja.
"Mereka marah ya sayang?" Letta menggeleng pada Bram
"Mami. Jangan banyak-banyak ya, udah gak sesakit kemarin kok" Nindy hanya mengiyakan, toh Letta tidak akan melihat seberapa banyak salep yang dia oleskan.
Cakra menatap Bram begitupun Bram yang membalas tatapan putranya. Cakra mengangguk singkat begitupun Bram.
'Kita akan melakukannya dengan rapi son' batin Bram
"Kakak?" Cakra berdehem pelan. "Marah?" Cakra menggeleng, tangan besarnya mengelus pipi Letta dengan lembut. "Kalo Letta ngantuk tidur aja. Gak papa"
"Jangan marah. Letta takut" Cakra mengangguk, sedikit menyesal telah membuat sang adik takut padanya
'Letta, Roy mengamuk!' Letta menegakkan badannya dalam dekapan Cakra saat mendengar teriakan Sheyna.
'Letta! Gudang!'
Letta bergeser turun dari kasur, membuat kegiatan Nindy yang mengolesi salep dipunggung Letta terhenti.
"Kenapa?" tanya Nindy was-was
"Letta mau kegudang. Roy ngamuk" Letta berjalan menuju Lift untuk menemui Roy yang berada digudang 2
"JANGAN DIBUKA!" Bentak Letta pada salah satu penjaga yang akan masuk kedalam gudang.
"Menjauh!" bentaknya lagi.
"Jangan nona. Bahaya" Letta menatap datar kemudian masuk tanpa permisi. Letta pun bergegas mengunci pintu
Tangan kecilnya sedikit menutup hidungnya, banyak debu. Batin Letta
Brukk
Letta mengusap wajahnya kasar saat melihat Roy menerbangkan beberapa kardus berisi koran bekas.
"Turunkan"
Roy menggeleng dan semakin membuat gudang yang memang berantahkan semakin menjadi kapal pecah
"Kenapa marah? Sini ih!" Letta menarik narik tangan Roy
'Menjauh!' Letta semakin mendekatkan wajahnya pada wajah Roy. Wajah putih pucat serta mata gelap Roy membuat Letta sedikit merinding.
"Letta gak marah. Jangan ngambek gitu"
'Letta berteriak'
"Letta minta maaf ya?. Tadi Letta cuma kaget" Roy duduk dipinggiran jendela
"Letta tau Roy tadi khawatir. Maaf ya?"
'Dia memukulku tadi!' adu Luis yang duduk bersama Sheyna diatas Lemari
KAMU SEDANG MEMBACA
ARLETTA (PROSES REVISI)
Teen Fiction🌟END🌟 📌BIAR LEBIH MANTEP. FOLLOW DULU AKUN AUTHOR Setiap orang pasti mempunyai langit kehidupannya masing-masing,mempunyai hujan, pelangi, bahkan mempunyai badainya sendiri-sendiri. tak perlu bertingkah bahwa hanya kamu yang memiliki sakitnya. ...