06. ALTER EGO [Sudah Direvisi]

524 40 0
                                    

Assalamualaikum dari Author
-
Happy Reading 💕
Always Happy For Your Life 🌈
Don't Forget To Vote and COMMENT!!
.
.
.

🍁ARLETTA🍁

Letta mengucek matanya, cahaya dari jendela membangunkan tidur nyenyaknya pagi ini. Letta mendongak. Mendapati wajah Cakra yang tidur lelap. Bibirnya sedikit terbuka membuat Letta menusuknya dengan jari telunjuk.

"Bangun kak" Cakra malah menarik guling dan kembali membuka mulutnya

"Kak ish bagunnnn!" Cakra berdecak kemudian menarik selimut hingga menutupi kepalanya.

Letta menaiki tubuh Cakra tepat duduk diatas perut Cakra. "Bangun kakak! Letta laper! Huh!"

"Dek perut kakak sakit kalau didudukin! Turun dek" suara serak Cakra mendominasi kamar Letta

"Perut Letta sakit! Aduhh sakit banget" Cakra membuka selimut nya dengan cepat. "Mana yang sakit ?" Letta menyentuh perutnya

"Lambung kamu kayaknya kumat deh! Kakak panggilin dokter Ma_

"TAPI BOONG HIYAAAAA" Letta hendak lari namun tubuhnya telah ditahan oleh tangan besar milik Cakra

"Aaa kak lepasin! Ya abisnya gak bangun bangun! Ih lepasin! MAMI PAPI TOLONGGG!" Cakra semakin mengeratkan pelukannya pada perut kecil Letta

"Berani bohong!?" Letta semakin kesusahan bergerak. "Kak aduhh Letta susah nafas nih! Kakak mau bunuh Letta ya?"

Mungkin niat Letta hanya bercanda. Namun tidak dengan Cakra. Laki-laki itu melepas pelukannya kemudian menatap Letta dengan dingin

"Minggir! Gue mau mandi!"

"Hah?" tubuh Letta terdorong kebelakang saat Cakra mendorong kepalanya agar menjauh

"Marah?" Letta menggaruk pipi kirinya yang tak gatal.

'Dia tidak suka akan kematian' Letta menoleh, menatap wajah pucat Roy yang juga tengah menatapnya.

Letta berlari keluar dari kamarnya untuk menyusul Cakra

Tok tok tok

"KAKAKK" teriakan Letta menggema antara lantai 6 dan lantai 7

"Masuk aja kalik ya" Letta masuk kedalam kamar pelan-pelan. Tidak ada Cakra. Hingga suara air didalam kamar mandi membuat Letta menghela nafas lega.

Sangat lama. Letta sampai ngantuk menunggu Cakra selesai mandi. "Ngapain?" Letta menegakkan tubuhnya saat melihat Cakra keluar dari kamar mandi dengan baju santai

"Ma-maafin Letta Kak" Letta dapat melihat dengan jelas hidung Cakra memerah. "Maafin kak" Letta menarik-narik ujung baju Cakra

"Kamu lupa sesuatu" Letta mengangguk kemudian memeluk Cakra. "Maaf. Enggak diulangin lagi, janji" Letta mendongak menatap Cakra yang memalingkan wajahnya

"Kak?" Cakra menghela nafas kemudian membawa Letta kedalam gendongannya. "Dimaafin" Jawab Cakra malas

"Maafinnya gak iklas" Letta menggesekkan kepalanya kedada Cakra. "Dimaafin dek. Dada kakak sesak, jangan kayak gini" Cakra menegakkan tubuh Letta. Terlihat wajah gadis itu ingin menangis

"Maafin. Janji gak gitu lagi, janji gak akan tinggalin Kakak" Cakra mengangguk kemudian membawa Letta kelantai 1 untuk sarapan.

"Mau turun, mau jalan sendiri" ucap Letta saat telah masuk kedalam lift

ARLETTA (PROSES REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang