Assalamualaikum dari Author
-
Happy Reading 💕
Always Happy For Your Life 🌈
Don't Forget To Vote and COMMENT!!
.
.
.🍁ARLETTA🍁
'Punggungmu terluka Letta'
Letta tersenyum saat menatap wajah pucat sahabat dunia lainnya, Sheyna. Nama yang Letta berikan pada hantu cantik itu.
"Udah biasa" Letta menatap nanar lengannya yang juga lebam. Ronaldo mencambuknya sebanyak 8 kali dan Tara yang memukuonya menggunakan buku paket tebal.
Nilai Letta turun 3 angka dari nilai sebelumnya, Letta sudah bisa menebak hal ini akan terjadi. Nilainya dikurangi karna Keyna melaporkan Letta pada wali kelas Letta karna Letta membully Keyna. Padahal faktanya tidak seperti itu.
'Jangan nangis!'
Letta mengangguk, mata coklat terangnya menatap boneka yang telah 4 tahun menemani nya. Dia baru sadar jika selama ini Sheyna ada didalam boneka beruang coklat itu.
'Kenapa menatap rumahku seperti itu Letta?'
Letta tersenyum menangapi, Boneka itu adalah alasan kenapa Sheyna ada disini. Sheyna mengatakan jika dia tidak mengingat apapun tentang tuannya yang tega membuang dirinya dan saat berumur 11 tahun Letta memungut boneka itu yang ada di taman sekolah dasarnya tanpa sadar
"Gak papa. Lucu aja hehe, besok Letta cuci lagi ah"
"Oh ya Luis sama Roy kemana? Kok tumben gak obrak abrik kamar Letta?" Sheyna sontak terdiam menundukkan kepalanya. "Why?" tanya Letta lagi.
'Mereka marah. Sheyna tidak bermaksut mengusir mereka dari sini Letta'
'Habisnya mereka usilin Sheyna terus. Shey jadinya sambel!'
"Kesel bukan sambel" Sheyna menganggukan kepalanya, jika seperti ini Sheyna terlihat murni sebagai bocah berusia 6 tahun. Namun saat marah bocah itu akan terlihat berbeda dengan aura menggelap disekitarnya
"Luis? Roy? Cepetan kesini! Kalo enggak nanti Letta marah ya!" Letta bergumam menunggu kedua teman nya untuk datang. Pantas saja kamarnya tidak berantahkan seperti sebelumnya.
'APA?!'
Letta terbahak melihat wajah kusut Luis dan Roy. "Mukanya biasa aja. Liat tuh Sheyna sampek melas gitu mukanya!" Luis melirik Sheyna yang duduk diujung bunga mawar Letta
'Dia yang mulai' desis Roy
"Udah ah marahannya. Tar Letta yang marah gimana?" ancaman Letta membuat ketiga mahkluk halus itu menggeleng tegas
'Aku ingin melukis lagi. Apa boleh?'
"Takut banget sih Roy. Lukis aja sana, asal nanti diberesin lagi ya?" Roy mengangguk dan menghilang dari hadapan Letta
"Kalo kalian? Mau apa? Luis juga? Atau main piano?" Luis melirik Sheyna sekilas kemudian mendekati Letta dan duduk dihadapan Letta
'Aku tidak ingin apapun'
KAMU SEDANG MEMBACA
ARLETTA (PROSES REVISI)
Fiksi Remaja🌟END🌟 📌BIAR LEBIH MANTEP. FOLLOW DULU AKUN AUTHOR Setiap orang pasti mempunyai langit kehidupannya masing-masing,mempunyai hujan, pelangi, bahkan mempunyai badainya sendiri-sendiri. tak perlu bertingkah bahwa hanya kamu yang memiliki sakitnya. ...