{21} Consequence

365 74 4
                                    

Mi Kyong melihat bayangan ketika dia berciuman dengan seorang pria. Rasanya begitu tidak asing. Dia terkejut ketika menyadari, betapa dia menikmati dan mendambakan ciuman Seo Jun. Rasanya begitu berbeda ketika dia berciuman dengan Jae Hyun. Teringat Jae Hyun dan fakta mereka sebentar lagi akan menikah, Mi Myong pun segera melepaskan bibirnya. Napasnya terengah seperti sehabis berlari.

"Kau juga rindu berciuman denganku," ujar Seo Jun di tengah napasnya yang sedikit memburu. "Tubuhmu masih mengingatku."

Mi Kyong melepaskan diri dari Seo Jun lalu berlari kencang, tak memeduli seruan Seo Jun di belakangnya. Ketika dia berbelok, Mi Kyong menubruk tubuh Jae Hyun. "Mi Kyong," gumam Jae Hyun. "Kau lama sekali. Apa perutmu sakit?"

"Aku ingin pulang," kata Mi Kyong sambil bernapas dengan berat, membuat Jae Hyun semakin cemas.

Dalam mobil, Mi Kyong masih berusaha menenangkan dirinya. Jae Hyun juga tidak mendesaknya untuk berbicara. "Oppa, apa kita baru pacaran setelah insiden mobil menabrakku?" Mi Kyong memecah keheingan. Jae Hyun melirik Mi Kyong sekilas. "Siapa yang bilang begitu?" tanya Jae Hyun tenang.

"Itu tidak penting. Aku ingin tahu kebenarannya," tuntut Mi Kyong.

"Itu bohong," timpal Jae Hyun. "Keluargamu juga bersaksi kalau kita sudah satu tahun lebih pacaran. Kau lebih percaya omongan orang luar?" Mi Kyong tidak tahu harus berkata apa. "Jangan dengarkan orang itu. Dia mungkin tidak ingin kita menikah sehingga mengarang cerita," sambung Jae Hyun. Mi Kyong hanya mengangguk meskipun perkataan Seo Jun masih menganggunya. Mi Kyong terlalu sibuk berpikir hingga dia tak menyadari, tangannya yang menyentuh kalung di balik kemejanya.

♡♡♡

Jae Hyun memasuki toko yang dipenuhi tanaman ruangan yang dipajang di rak. Aroma khas tanaman begitu pekat di sekelilingnya. Jae Hyun mendekati meja kasir. Di atas meja panjang itu tersusun botol fingerose. Botol kaca mini itu diisi tanaman hidroponik berupa mawar mini, anggrek mini, dan daun anggur mini.

Menyadari kehadiran seseorang, Ah Rim pun mengalihkan tatapannya dari layar laptopnya. "Kau pasti Cho Ah Rim," kata Jae Hyun sebagai sapaan.

"Untuk apa Anda mencari saya?" gumam Ah Rim yang langsung mengenali calon suami sahabatnya itu.

"Aku ingin bicara berduaan denganmu. Apa ada ruang yang tidak ada orangnya di sini?" tutur Jae Hyun.

"Kita bisa bicara di rumah kaca," jawab Ah Rim singkat. Mereka pun melangkah menuju rumah kaca yang terhubung dengan toko milik orang tua Ah Rim. Tempat itu tidak luas dan dijejeri aneka spesies anggrek dan mawar yang ditanam di pot. "Aku menyuruh seseorang mengamati hubunganmu dengan Seo Jun," ujar Jae Hyun.

"Wah, orang kaya ternyata sangat kurang kerjaan yah," sindir Ah Rim dengan nada sinis.

Jae Hyun tidak menghiraukan sindiran itu. Dia melanjutkan, "Aku tahu kalian hanya pura-pura pacaran untuk mengecohkanku. Kau berlagak bersedia membantu Se Jun di hadapannya. Tapi...." Jae Hyun tersenyum manis saat berkata, "Apa kau pura-pura bodoh atau bodoh sungguhan, Ah Rim-ssi?"

"Kalau Anda hanya mau merendahkan saya, lebih baik Anda keluar dari toko ini," ujar Ah Rim gusar.

Senyum Jae Hyun semakin lebar saat dia melemparkan ultimatumnya. "Kau punya cukup banyak kesempatan agar Mi Kyong dan Seo Jun kembali bersama, tapi kau tidak mengambilnya. Lebih tepatnya, kau tidak mau."

"Apa maksud Anda?" sahut Ah Rim tak terima.

"Terus terang saja Ah Rim-ssi," kata Jae Hyun sambil menunduk sedikit ke arah Ah Rim. "Kau tidak mau mereka kembali bersama karena kau menyukai Seo Jun sejak dulu."

The Lost Soul Mate ♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang