{4} OCD

792 131 6
                                    

Setelah liburan tahun baru berahir, Jae Hyun baru mengizinkan Mi Kyong masuk kerja. Mi Kyong mendesah bahagia ketika dia melangkah keluar dari rumahnya. Akhirnya setelah sekian lama, dia bisa melakukan pekerjaan lain selain bermalas-malasan di rumahnya.

Di hadapannya, mobil Jae Hyun telah menunggunya. Pria itu berdiri di samping mobil Porsche 911 abu-abunya yang mengkilap sambil bersandar dengan santai. Di balik jaket peacoat hitam Jae Hyun, terlihat setelan kerjanya yang dijahit khusus untuknya. "Oppa," sapa Mi Kyong riang. Senyum cerah Mi Kyong seperti matahari di tengah dinginnya salju yang terus berguguran.

Jae Hyun tersenyum lalu membukakan pintu penumpang. "Masuklah," gumamnya dengan gaya elegan.

"Ouw... Oppa romantis sekali pagi ini," goda Mi Kyong.

Senyum di wajah Jae Hyun semakin lebar ketika berkata, "Hanya pagi ini saja? Bagaimana dengan yang sebelumnya?"

Mi Kyong mengecup singkat pipi Jae Hyun sambil berjingjit. "Hari ini sikap Oppa yang paling keren," balas Mi Kyong. Ketika ingin melangkah masuk ke dalam mobil, Mi Kyong sempat melihat seorang pria bermantel biru malam dengan syal hitam di lehernya. Pria berkacamata dengan bingkai hitam itu berdiri di balik gedung yang letaknya di ujung jalan. Dia tengah menatap tepat ke arah Mi Kyong.

Mi Kyong tidak bisa melihat dengan jelas wajah pria itu karena terhalang tudung mantel dan syal yang dipakai pria itu. Mi Kyong yang keheranan pun mengamati pria itu. "Ada apa?" tanya Jae Hyu.

Mi Kyong mengalihkan tatapannya sebentar ke wajah Jae Hyun lalu kembali lagi ke pria asing itu. Namun pria itu sudah menghilang seolah lenyap ditelan salju. Eh? Apa aku salah lihat? Pikir Mi Kyong heran. "Ah, aku hanya sedang berpikir saja," timpal Mi Kyong asal.

Jae Hyun mengernyit tak suka. "Sudah kubilang, jangan terlalu banyak berpikir."

"Ne ne, Oppa." sahut Mi Kyong setengah menggoda.

Tiba di kantor, Mi Kyong disambut oleh tatapan penasaran para pegawai yang telah tiba. Meskipun lukanya sudah sembuh dan hanya meninggalkan bekas luka samar, Mi Kyong tetap saja menjadi pusat perhatian. Kalau bukan karena Jae Hyun yang saat ini sedang berjalan di sebelahnya, mungkin mereka telah membombardirnya dengan berbagai pertanyaan.

Saat mereka memasuki lift, Jae Hyun berkata, "Nanti kau akan bertemu dengan asistenku, Lee Ji Woon. Dia bekerja di seberang mejamu. Satu hal yang harus kau ingat, dia itu pengidap OCD* tingkat dewa. Jangan pernah membuat mejanya maupun mejamu berantakan ataupun kotor sedikit pun. Dia sangat tidak menyukai dua hal itu."
_______________________
*OCD / Obsessive Compulsive  Disorder (Gangguan obsesif kompulsif) = pikiran berlebihan (obsesi) yang menyebabkan perilaku kompulsi. OCD ditandai dengan pikiran tak masuk akal dan ketakutan (obsesi) yang menyebabkan perilaku kompulsif.

"Kenapa Oppa baru bilang sekarang!" protes Mi Kyong. "Ugh, sekarang aku jadi semakin gugup di hari pertamaku ini."

Jae Hyun terkekeh pelan lalu menyentuh kedua pundak Mi Kyong, membuat gadis itu menghadap dirinya. Mi Kyong baru saja ingin mendongak, namun tidak jadi ketika Jae Hyun menempelkan kecupan lembut ke dahinya.

Mi Kyong kira dia akan merasakan jantung berdebar seperti yang ditulis di kartunya. Namun jantungnya tetap berdetak dengan tenang. Bahkan saat tadi pagi dia memberi kecupan pertamanya setelah insiden tabrakan kepada Jae Hyun, dia justru merasa sedikit tidak nyaman, seolah instingnya mengatakan seharusnya dia tidak mencium Jae Hyun. Kurasa aku harus membiasakan diri, batin Mi Kyong.

"Ji Woon tidak akan berani memarahimu," gumam Jae Hyun menenangkan. "Dia tahu kalau kita saat ini berpacaran dan tidak akan berani dengan pacar atasannya sendiri." Mereka masih menyembunyikan status hubungan mereka sampai Mi Kyong siap. Ketika kabar hubungan mereka tersebar, orang tua Jae Hyun pasti ingin menemuinya. Jae Hyun ingin agar pacarnya siap menghadapi keluarganya—yang mungkin akan menyulitkan Mi Kyong.

The Lost Soul Mate ♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang