"Makan! Makan! Makan! Makan!" Sahut-sahutan Alura dan Erika berseru heboh di tengah badai manusia ini. Tangan keduanya bahkan kompak di naik turunkan serasi. Benar-benar seperti telah berlatih seharian full saja. Salah! Dan benar! Mereka di kantin adalah benar, dan ini waktunya istirahat adalah salah. Lagi-lagi Depaka sedang libur belajar. Semua guru -selain sepesies Pak Gurahwana yang sering nangkring di rawa-rawa dan doyan makan tepung serba guna- kompak menghadiri conference press di wilaya tetangga terkait turnamen mendatang. Simplenya, mereka rapat dadakan.Jadilah sepenjuru Depaka sedang belajar berjamaah di kantin, tentang perbedaan gorengan dan kukusan. Melakukan penelitian kenapa Mie Rebusan ala kantin Depaka lebih enak dari buatan sendiri. Padahal dengan bahan dan cara yang sama. Sungguh, anak-anak Depaka memang sesuatu. Sangat suka berfikir kritis.
"Catatan Kimia lo, lengkap gak Ka?" Tanya Alura tanpa menolah, malah sibuk dengan tangannya yang dari tadi mengetuk-ngetukkan sendok yang ia sambar saat memesan tadi.
Erika menggigit lidanya, ciri khas seorang Erika saat ragu dan berfikir. Erika tercengir dan menggeleng. "Gua tuh setia banget tahu gak, buat memuja Bu In. Makanya gak sempat buat mencatat."
"Bodohnya dikembang biakkan," sinis Arvon dengan menopang mukanya yang terlihat jengah, malas, tajam, julid, bersamaan.
Alura terbahak menghiraukan Arvon yang sebelumnya ia julid-in balik. "Iya, kan. Gua aja panglin. Astaga, makin bohay aja! Glowiiing nya, duh!!! Pengen rasanya gua langsung buka sesi wawancara tentang skincarenya dia."
"Besok deh gua ajuhin ke Febin, siapa tahu tuh anak mau ngundang Bu In di acara talkshow anak K&S."
Alura menjentikkan tangannya. "Idenya, huh! berliaann! kalau keterima, gua rela nginap di Depaka! serius! demi Bu In tercinta!" Tepuk tangan Alura yang membersamai tepukan tangan Erika bersahut-sahut memenuhi indra pendengar.
Seno menutup mulut -rada- shock, Efki tertawa gemas, dan Arvon, cowok itu lagi-lagi hanya menatap Gabo dengan malas.
"Pantasan ngejomblo, seleranya cewek ternyata." Efki menggeleng-geleng menatap Alura, cengirannya yang tajam malah terlihat menjadi sengiran. Efki mengejek atau menyindir sih? Dan, bukan Alura kalau tersinggung.
Serta merta Alura mengadakan kedua tangannya tinggi-tinggi, dan mendongkak sekalian. "Ya Tuhan, tolong deh. Musnahin aja tuh hewan-hewan yang suka nethink. Gak apa-apa Tuhan, Al, ikhlas banget kok. Di sebelah Al, ada satu nih. Udah, seret aja Tuhan."
"Gua orang, gua gak tersinggung." Efki kembali menyengir miring. Sialan! Alura typo sih.
Belum lagi Alura melancarkan serangan lanjutan, Deka, Niko, dan Gama sudah bergabung dengan makanan pesanan mereka. Oke, ayo pending dulu. Alura bertepuk tangan saat Deka meletakkan makanan pesanan dirinya tepat di depannya. Sendok yang dari tadi ia pegang dengan posisi terbalik, dengan segera dibenarkan dengan gaya cepat aesthetic. Berbarengan dengan Arvon yang lebih dahulu mengambil start, makan duluan.
Niko dan Deka juga sudah duduk. Seno, Efki, dan Erika juga sudah ikut menyuapkan makanan masing-masing. Tinggal Gama yang terlihat kembali mendekati meja mereka, setelah menyambar sekotak tisu dari meja tetangga. Si pecinta kebersihan itu...
Announcement to all member of Depaka, to be able to leave school now. It's time to go home! -Once more, Announcement to all-
Gama yang baru saja hendak duduk mengerang kasar memandang bangunan tinggi bagian selatan Depaka. "Sialan, si tepung serba guna babenya Sasa!"
"Sasa bocil yang sering nangkring di ruang BK, yang suka coret-coret kertas itu anaknya Pak Guna?!! Kok gua baru, tau!!" Suara melengking Erika berhasil mencuri perhatian sebagian pengguna kantin, Seno memegang lehernya malu. Sedangkan Erika mengubsir tatapan-tatapan orang, malah focus hanya pada Gama. Sebenarnya, focus meratapi ketinggalan zamannya sih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unfriend • Completed
Teen Fiction(Teenagers • Fiction • Romance) Lagi-lagi Arvon melepaskan cekalan Al dari tangannya. "Gua sekarang udah punya pacar, artinya, lo udah gak boleh nyentuh gua sembarangan, pacar gua marah lagi kalau sampai ngeliat." Al bersumpah bahwa Arvon seakan men...