Niko
Aman Boss😭
Lo gak jadi mati
Gua gak jadi ikut
Peace
Love ErGua ss kan, terus kirimin Seno
Seno balas gini
janji bakal bunuh Niko habis iniNiko
Eh jangan diliatin Seno
Oy! Dibunuh benerenlah gua kalau Seno liat
Jahat amat lo boss😈😭
Gua ikut lo deh, kita mati bareng
Boss jangan lah😭
BOSS!!Arvon memilih menghiraukan pesan Niko setelah membacanya. Mematikan layar handphonenya, setelahnya dimasukkan ke dalam saku jeansnya.
Juan nampak cengengesan saat dirinya ditatap sinis oleh Arvon, tahu betul arti sinis Boss Besar ini.
"Bos, gua gak tahu yah! Yakali gua disalahin karena cakep? Gak lucu kan! Entar gua mau deh dijadiin selingkuhan Al tanpa neko. Gua baek ini..."
Setelah namanya diseret, Juan tanpa dipanggil memang langsung merapat ke main markas, meninggalkan latihan renang rutinnya. Dia pun sempat mendengar keseluruhan pembicaraan Al dan Erika yang mengagung-agungkannya.
Beberapa kali dia harus menahan malu dan ringisan secara bersamaan. Malu karena dipuji-puji walau banyak tersanjungnya, tapi lebih banyak meringis kikuk karena Arvon Seno mendempetnya dengan tatapan super sinisnya. Gimana gak salting!
Besar kepala sih, tapi aneh juga dipuji-puji depan banyak orang. Di main markas gak cuman dua tiga orang. Hampir sebagian anak VF nangkring di sini, melihat percakapan Al dan Erika, sebagian mengejek, sebagian mencie-cie, sebagian berakting jadi bumil tiba-tiba. Sialan emang mereka!
"Enak aja! Jangan ngimpi lo dekat-dekat Al."
'Eh salah juga?' Juan menggaruk tengkuknya. "Ribet dah ini. Yah gimana dong?"
"Emang salah lo nih."
Juan membelalak. "Enak aja! Karena gua cakep? Banyak prestasi? Pintar jaga anak?"
"Lo posisinya?"
Juan terlihat bingung. Jujur, dia agak tidak menangkap maksud Arvon. Tapi dengan hati-hati tetap dijawab. "Controling bukan sih?"
"Tahu lo. Kemarin pas sibuk-sibuknya, lo cuman liat-liat kan? Gak turun tangan."
"Lah, Boss gua turun tangan yah! Enak aja... Emang kita kebobolannya parah, jadi gitu.."
"Lo gak terlalu efektif. Multitasking. Lo bawa keponakan lo kan kemarin?"
Juan lagi-lagi cengengesan. "Iya sih," jawabnya tertawa canggung.
Arvon menggelengkan kepalanya sekilas. "Lo keluar deh, bantuin anak-anak cari pelakunya. Gua hitung penebusan kesalahan lo."
Juan lantas berdiri tegak dan mengangguk lantang. "Siap!" setelahnya cowok itu berbalik.
Sebelum benar-benar membuka pintu, Juan kembali berbalik. Raut wajahnya seakan baru saja mengingat sesuatu yang perlu ditahu Arvon. "Eh, gua lupa. Turnamen Depaka kayaknya udah hampir digelar. Pesan Gelda siapin Gabo sebaik mungkin. Bukan gak mungkin semua ini bersangkutan."
Arvon mengangguk sebagai tanda bahwa Juan sudah boleh pergi.
Kepalanya kembali berpikir. Belakangan, terlalu banyak hal yang bertubi-tubi menerpa dirinya. Sial! Semoga saja persoalan Al yang akhirnya tahu keberadaan Vouscofo tidak terjadi untuk waktu yang dekat.
Jujur, dia sangat sangat hampir kehilangan jantung, atau membanting apa pun saat membaca pesan Niko tadi. Seandainya, dia tidak sedang dalam kondisi marah dan tidak mencueki cewek itu, Arvon bisa saja bergegas menghampiri Al di Basecamp menyeret gadis itu paksa tanpa peduli apa pun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unfriend • Completed
Teen Fiction(Teenagers • Fiction • Romance) Lagi-lagi Arvon melepaskan cekalan Al dari tangannya. "Gua sekarang udah punya pacar, artinya, lo udah gak boleh nyentuh gua sembarangan, pacar gua marah lagi kalau sampai ngeliat." Al bersumpah bahwa Arvon seakan men...