Al tersenyum penuh kemenangan setelah mendapati nama YOURS masuk semi Final. Merayakan itu, ia bertos ria lalu berpelukan dengan Efki, dan Erika, bertiga, di tengah-tengah kerumunan orang, menghiraukan tatapan sinis dari orang lain yang berdesak-desak ingin melihat jelas rentetan tulisan pengumuman di mading Depaka yang kebarnya sedinding.
"Yang udah minggir dong!"
Erika berdecih keras mendengar itu. Melepas pelukannya, cewek itu sudah siap-sedia memuntahkan lahar panas dari mulutnya, menghardik Si Penganggu.
Sebelum benar-benar terjadi, Efki menarik paksa tangan dua cewek ini untuk minggir, tidak ingin membuat tragedi di tengah-tengah kebahagiaan mereka. Salah mereka memang, berpelukan dengan berdesak-desak. Tidak dengan Al, cewek itu bahkan yang paling semangat saat mendengar Erika mendecih! Sungguh! Erika kalau cekcok itu seru!
"Ah lo malah narik! Padahal seru tuh pasti!" seru Al tidak bersemangat.
"Mau lo itu!"
"Pengen gua cakar tuh mulutnya! Gaya banget, ngaum di kandang orang! Ish! Lo sih!" protes Erika.
"Kan, kita yang salah. Harusnya emang kalau udah, yah kita minggir. Yang mau liat mading kan bukan kita aja."
"Gaya banget pake segala liat mading, toh di situs Depaka juga ada!"
"Nah iya!" kompor Al.
"Gak asik kali kalau liat pengumuman lewat situs. Mading dong, feel nya kerasa."
Erika berkacak pinggang memelototi Efki. "Ngaku lo! Lo kayak gini buat lindungin tuh orang kan! Lo naksir kan!"
"Lah! Gua bela yang benar, bukan lindungin tuh orang apalagi naksir," bela Efki.
"Gak usah ngeles. Lo naksir kan sama dia! Bilang aja! Gua liat semuanya tadi, lo curi-curi pandang ke dia pas kita konser!"
"Nah iya! Gua liat juga tadi!" kembali Al menyelah membuat Erika merasa tambah kuat sebab Al kini memihaknya. 2 lawan 1, mampus lo Ki! Ngalah aja tuh yang paling bener.
Efki mengusap dadanya seolah-olah dia adalah pihak tersakiti. "Fitnah tuh, fitnah, hati gua masih sama gua, belum sana orang lain, lebih-lebih dia."
"Halah! Sok-sokan. Lo gak pernah alfa liat cewek itu tanding yah. Gua perhatiin lo Ki! Gak usah ngeles udah! Ngaku aja!!"
Efki menganga! Gak pernah alfa liat cewek itu tanding? Yang benar saja! "Gua bahkan gak tau cewek itu ikut lomba apa, ngarang lo yah!"
"Heh! Yang ngarang tuh lo! Gua juga merhatiin lo yah! Kita sibuk perhatiin performa lawan, lo sibuk perhatiin performa tuh cewek, segala pake sandar-sandar di dinding kawat lagi!" ujar Al.
Demi apa pun! Efki melongo untuk itu! Cewek itu main baseballs kah? "Oh baseball.. Heh! Gua sama yah, merhatiin performa lawan, bukannya liat tanding baseball. Gua sandaran di situ biar ngadem.." Efki masih kekeh memberikan pembelaan, toh dia memang tidak merasa memperhatikan cewek itu yah!
Erika mengeluarkan ponselnya, memperlihatkan beberapa foto kepada Efki yang sebelumnya dilihatkan ke Al. "Ini yang lo bilang ngadem? Yang ada lo natap tuh cewek dengar lapar! Dasar cowok! Mentang-mentang anak-anak baseball seksi-seksi gitu! duh, udah mau kecopot tuh mata, ngelihatnya! Heran gua, heran!"
Hanya 4 yang Efki lihat dan entah siapa yang berani-beraninya mengcandid dirinya dengan model yang jelek banget itu! Foto pertama dirinya berjongkok menyanggah muka melihat ke lapangan baseball, kedua dirinya sedang berkacak pinggang dengan mata membulat, ketiga dirinya tengah mengangkat kedua tangannya-bagai iklan deodoran-sambil menguap, keempat dirinya terlihat mengibas-ngibaskan kaos di bagian dadanya. Efki mengutuk sipengendid itu! Siapa pun! "GUA CARI LO TONG, GUA CARI."
KAMU SEDANG MEMBACA
Unfriend • Completed
Fiksi Remaja(Teenagers • Fiction • Romance) Lagi-lagi Arvon melepaskan cekalan Al dari tangannya. "Gua sekarang udah punya pacar, artinya, lo udah gak boleh nyentuh gua sembarangan, pacar gua marah lagi kalau sampai ngeliat." Al bersumpah bahwa Arvon seakan men...