"Antri teman-teman. Antri! Gua gak kemana-mana kok. Yuk! Yang tertib! Nah nah kan, kalau teratur keliatan bagus tuh."
"Aisss! Yang rambutnya pendek dulu tuh Kak. Dia lebih dulu ke sini. Ayo budidayakan antri mengantri!"
Dari sudut kantin, Arvon menatap tajam jejeran cewek Depaka yang panjangnya bikin panglin hampir memenuhi ruangan. Perasaan tidak suka jelas tercetak dalam air mukanya.
Komandan dari barisan ini tentu saja Gabo, siapa lagi. Agenda utamanya : Mencari kandidat yang pantas untuk have a crush with Kapten Basket Depaka! Perwujudan dari teruploadnya artikel di situs Depaka beberapa hari yang lalu itu. Gabo sungguh berminat! Mereka berdua juga sempat-sempatnya mencetak spanduk dengan tema yang tertera di artikel. Di sela-sela pelaksanaan hukuman dari Arvon!
"Full stamina bener tuh Gabo. Bener-bener niat buat cariin lo pacar kayaknya," pintah Efki melihat barisan cewek di depan sana dengan seksama. Cowok itu tersenyum geli ketika Alura berkoar-koar menertibkan kembali barisan yang sempat kacau.
"Tuh-tuh yakali Boss, harga konsultasi buat dapetin lo Tiga puluh rebu doang!" Deka terkekeh menunjuk-nujuk bilangan rupia yang tertera di spanduk sana.
Arvon yang baru menyadari itu mendengus kesal. "Murah banget."
"Byusett! Kerasukan apa lo Boss? Semacam lo juga yang bersemangat banget dicariin pacar," Niko menimpali.
"Parno dia bro. Kemarin diledekin sama anak sebelah. Katanya, cakep-cakep kok gak laku, homo pasti. Makanya, Gabo dibiarin kan," ucap Seno santai menghiraukan tatapan intimidasi dari Arvon yang semakin menajam.
Gama yang dari tadi ikut gatal ingin menimpali tapi tak bisa karena sedang makan, sesegerah mungkin menegak air meneral sebagai penutup makannya. "Bukan parno dia bro. Tapi friendzone. Biar gak ketauan, makanya dibiarin."
Arvon menatap Gama dengan malas. "Cuma lo pada, yang ngeghiba pas depan mukanya. Bego dasar," ejeknya dengan muka tidak santai.
"Dan cuma lo yang suka dighibain depan muka," ejek Efki balik tanpa melihat Arvon yang berdecak kesal karena terlalu fokus merobek bungkus roti dan melahapnya santai. "Anyways, keknya lo-nya aja deh yang emang lagi pengen dicariin pacar."
Arvon meraih botolan minuman yang isinya sisa setangah. "Berbaik hati gua. Kasian, udah dihukum satu setengah tahun bersihin basecamp, masa harus dituduh nyebarin hoax. Biarin lah mereka mau buat apa. Asal tahu batas sih, it's fine."
"Berbaik hati katanya ... Padahal biar perasaannya gak ketahuan tuh ..." Imbuh Gama. Alhasil, Arvon mendelik tajam padanya.
"Ke-tiga kalinya lo bilang gitu gua bakar lo."
Gama mengangkat tangannya sambil cekikikan. "Iya elah! sensi amat!"
"Gua maafin. Tapi beliin minuman kaleng sepuluh, cemilan sesuaiin."
KAMU SEDANG MEMBACA
Unfriend • Completed
Teen Fiction(Teenagers • Fiction • Romance) Lagi-lagi Arvon melepaskan cekalan Al dari tangannya. "Gua sekarang udah punya pacar, artinya, lo udah gak boleh nyentuh gua sembarangan, pacar gua marah lagi kalau sampai ngeliat." Al bersumpah bahwa Arvon seakan men...