17 | Moodyan

8.5K 712 25
                                    

^^^

Hana mengobati luka Dev dengan telaten, dari mulai membersihkan dengan alkohol, memakaikan salep lalu perban. Dev menatap Hana tanpa berkedib, dia tidak pernah menyukai seseorang sampai sesuka ini, Dev benar-benar sampai tak bisa mengontrol diri, hingga sampai di titik dimana Dev tidak bisa marah pada Hana. Sebucin itu.

"Udah tuh, jangan sok jadi pahlawan lagi." cibir Hana sambil berjalan mengembalikan kotak P3K.

Dev tersenyum, "Makasih."

"Iya. Yaudah gue mau ke kelas, oh iya itu jangan lupa besok diganti perbannya terus dikasih salep baru diperban lagi." ujar Hana sebelum melangkah pergi dari UKS, dan seperti biasa ia meninggalkan Dev.

"Hobi banget ninggalin gue, heran." lirih Dev, kesal.

___

Dev masuk kedalam kelas, lalu Cindy langsung menghampiri Dev dan langsung merangkul lengan Dev membuat Dev sedikit kesakitan.

"Kenapa?" tanya Cindy, Dev menunjukan tangan kanannya yang diperban membuat Cindy terkejut.

"Dev, ini kenapa?"

"Kegores kaca, udah diobatin kok tapi." ujar Dev sambil duduk dikursinya.

"Siapa yang obatin?"

"Hana."

Sontak Rendi langsung tertawa, "HAHAHA MAMPUS! Udah gue bilang lo kalah jauh kalo dibanding Hana! Mau lo gelendotan disamping Dev tiap hari tiap jam tiap detik, orang Dev nya maunya sama Hana!"

Cindy terdiam, "Lo bisa kasih tau gue, gue bisa obatin luka lo Dev." kata Cindy dengan lembut.

"Dev maunya Hana kok lo maksa." sahut Rendi.

"Diem Ren! Nyinyir aja tuh mulut!" bentak Cindy.

Gio menepuk pundak Dev, "Gimana perusahaan? Aman?"

"Kata papa masih bisa diselamatin, semoga aja banyak klien baru jadi kita bisa dapet suntikan dana yang lumayan." ujar Dev, Gio mengangguk paham.

Cindy duduk disamping Dev sambil memeluk Dev, "Gue beneran suka sama lo, kenapa lo malah ngejar cewe yang selalu nyari ribut sama lo sih!?"

"Cin, lo masih baper karena kata-kata-"

"Iya! Gue baper karena waktu itu lo bilang bakal jagain dan sayangin gue sampai kapanpun. Tapi sekarang lo malah sayang ke cewe lain. Gak sopan!" lirih Cindy dengan manja.

Dev melerai pelukan itu, "Bukannya lo punya pacar di Indo ya?"

"Udah putus ih!" balas Cindy, sambil cemberut.

Dev mencubit pipi Cindy gemas, "Balikan aja sana!"

"Gak mau! Gue maunya lo," ujar Cindy.

Dev terkekeh, "Gue maunya Hana. Gimana dong?"

"Nyebelin! Gue pasti bisa dapetin posisi Hana dihati lo, gue jamin." tukas Cindy lalu berdiri dan berjalan keluar kelas.

Hai FUTURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang