31 | Jangan Pergi

9.7K 675 114
                                    

^^^

Hari ini Hana terlambat karena ban mobilnya tiba-tiba kempes, sehingga harus dibawa ke tukang tambal ban.Karena waktunya sudah mepet, akhirnya Hana berangkat sekolah dengan diantar oleh pak Adi.

Hana berlari melewati lapangan utama sambil mengikat rambutnya, ia melewati deretan kelas IPS dan saat sampai di depan kelas Dev ada yang menarik lengan Hana.

"Eh."

Hana menoleh, "Lepas, gue udah telat nih."

"Bel aja belum." balas Dev.

"Dev, gue ada ulangan kimia pagi ini. Lepasin." pinta Hana, Dev tertawa renyah.

"Han, dinner yuk?" Hana membulatkan matanya mendengar ucapan Dev.

"Lo mutusin gue, lo jadian sama Cindy terus sekarang lo ngajak gue dinner? Mau lo apasih!" bentak Hana,kesal.

"Gue cuma ngajak lo dinner, bukan ngajak lo balikan." balas Dev, pipi Hana memerah seketika karena malu.

Hana melepaskan tangannya dari cengkraman Dev, "Gue gak mau dua-duanya." 

______

Dev memainkan pulpennya sambil mengerjakan ulangan sejarah yang diberikan hari ini. Lalu sebuah ide konyol terlintas diotak Dev. Lelaki itu mengambil selembar kertas, dan mulai menuliskan sebuah surat yang ditujukan untuk Hana. Dev tersenyum selesai ia rasa syrat itu bisa membuat hati Hana luluh dan mau makan malam bersamanya malam ini. 

15 menit kemudian ulangan harus segera dikumpulkan. Saat berjalan kearah meja guru, kertas kecil yang tak lain adalah surat untuk Hana jatuh dari saku celana Dev. Pak Wira sebagai guru sejarah melihat kertas itu jatuh, pak Wira langsung menyambar kertas itu sebelum Dev sempat mengambilnya. 

"Duh," celetuk Dev lirih.

"Kertas apa ini Dev?" tanya pak Wira

Dev gugup, "Kertas...itu pak kertas..."

Pak Wira membuka kertas itu,membaca tulisan yang ditulis oleh Dev. Pak Wira tersenyum geli membaca isi surat itu. Dev menatap pak Wira dengan tatapan binggung, mengapa guru itu malah tersenyum dan terlihat salah tingkah. Apakah pak Wira tidak marah?

"Pak? Bapak gak apa-apa?" tanya Dev ragu.

Pak Wira berjalan kearah Dev, "Bacakan isi surat ini lewat audio sekolah, saya suka isi surat ini. Tapi saya gak suka cara kamu ngajak cewek makan malam, yang lebih berani gitu lho."

Dev tertegun, "Lewat audio sekolah pak?" 

"Iya, kenapa? Gak berani kamu?" tanya pak Wira.

"Sekarang pak?" Dev memastikan.

"Iya Dev, kalo tahun depan kamu keburu lulus." ujar pak Wira.

Dev menoleh kearah Eza dan Gio, "Gimana nih?" tanya Dev tanpa suara.

Gio mengangkat bahunya, acuh. Dev mengumpat dalam hati. "Gak ada gunanya banget punya sepupu."

lalu tatapan mata Dev beralih menatap Eza, "Udah baca aja, biar Hana makin terkesan" ujar Eza sambil menahan tawa. 

"Sialan, malu anying."

Hai FUTURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang