47 | New Year New Life

11.2K 849 141
                                    

oke langsung aja, selamat membaca....

^^^

"Saudara Amara divonis 5 tahun penjara dan denda 500 juta, tok tok tok!"

Hana menunduk mendengar ketuk palu dari hakim, air matanya luruh tanpa aba-aba. Sakit sekali hatinya mendengar hukuman yang harus diterima sang mama atas apa yang mamanya lakukan pada Rey. Hana mengelus dadanya berulang kali sambil menahan isakan dari tangisnya.

Amara berjalan sambil dituntun oleh dua sipir, Hana berdiri lalu memeluk erat sang mama. "Mama...."

"Gak apa-apa sayang, ini udah seharusnya terjadi sama mama." ujar Amara.

"Hana bakal sering-sering kesini ya jengukin mama, mama harus jadi orang yang lebih baik setelah semua yang terjadi ya, ma." ucap Hana.

Amara mengelus wajah putri semata wayangnya itu, "Iya sayang, pasti."

Dev dan Ratih berjalan menghampiri Amara dan Hana. Ratih menatap Amara cukup lama, Ratih memeluk Amara membuat Amara tertegun. Dev pun menautkan jari-jarinya di sela-sela jari Hana, menguatkan gadis itu. 

Ratih mengelus punggung Amara, "Tenang aja, aku akan jaga Hana."

Air mata Amara meluncur begitu saja ketika Ratih mengatakan hal itu dan terdengar begitu tulus, "Ratih? Kamu gak marah sama aku?"

"Buat apa? Marah dan membenci kamu gak akan menghidupkan Rey lagi, jadi percuma. Kamu cinta sama mas Erwin? Dia akan jadi milik kamu kalau kamu bersedia." ujar Ratih.

Amara menggeleng cepat, "Erwin masih punya kamu Ratih, dia seutuhnya punya kamu."

Ratih melerai pelukannya, "Aku gak bisa memaafkan sebuah penghianatan. Sekali dia berpaling, aku gak akan mau menerima dia lagi ketika dia kembali. Aku bukan lagi rumahnya, dan dia bukan lagi tuan rumah di hatiku." jelas Ratih begitu menyayat hati.

Amara terisak hebat mendengar perkataan Ratih, "Aku malu sama kamu Ratih, aku bukan ibu yang bisa dicontoh sama Hana. Aku orang tua yang gagal." 

"Kamu bukan gagal, tapi kamu terlalu menuruti ego kamu. Kamu menekan Hana sampai mungkin dia mikir kamu orang tua yang jahat dan egois, padahal kamu hanya menjaga dia tapi cara kamu yang salah." sanggah Ratih.

"Ayo ibu Amara kami antar ke sel," ujar sipir perempuan itu.

Amara perlahan berjalan menjauh, Hana yang semula sudah mencoba menerima keadaan pun tiba-tiba berlari tetapi lengannya langsung ditarik oleh Dev dan lelaki itu langsung membawa tubuh Hana kedalam pelukannya.

"Mama!" jerit Hana, histeris.

"Udah, Han. Nyokap lo itu disini untuk memperbaiki diri," bisik Dev lalu mengecup puncak kepala Hana cukup lama.

Ratih menyingkirkan rambut yang menutupi wajah Hana, "Sini sayang, mau tente peluk?"

Hana langsung melepaskan pelukannya pada Dev dan beralih memeluk Ratih dengan erat, Ratih mengelus rambut panjang beraroma strawberry milik Hana itu dengan sayang. "Hana mau tinggal di rumah tante lagi?"

Hana mendongak, "Boleh tante?"

"Boleh dong sayang, nanti Hana bisa bantuin tante pas bikin kue atau Hana juga bisa belajar masak sama tante. Seru kan?" ujar Ratih.

Hai FUTURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang