Eps 2 : Sambalabalabalabala

560 61 5
                                    


    'Bapak antum tukang jahit ya? Ane tahu, soalnya mulut antum perlu dijahit biar kaga banyak bacot.'
   -Daddy Astungkara

***

"Si Jambrong mati met, hati gua potek," lirih Jamal dengan nada sendu. Hari ini dunia Jamal sedang hancur, semesta tanpa Jambrong hanyalah sebatas fatamorgana tak berarah, energi Jamal seakan ditelan habis oleh perginya sang pujaan hati, cupang kesayangannya. Sepanjang hari, Jamal menyetel dan menyanyikan lagu Resah oleh Daun Jatuh.

"Tapi mengapa tiba-tiba--"

"Cinta datang kepadaku, saat ku mulai--" Jamal menampar pipi orang yang mengganti lagu yang berbeda.

Plak.

"Ngapa gua ditampol Mal?" Renald mengusap-usap pipinya yang agak perih.

"Gua lagi sad, malah setel lagu cinta-cintaan," ucap kesal Jamal membuat ke empat temannya menghela napas jengah.

"Galau si boleh ya Mal, tapi ane bosen dengernya, lagu yang antum setel itu terus." Akhirnya Astungkara angkat bicara.

BOSEN MAL BOSEN.

Renald dan Gibran sampai hafal lirik lagunya gara gara di setel berulang-ulang.

"Makasi selalu ada." Jamal berlari meninggalkan kelas dengan sangat alay.

Astung menyenggol Sabar, "Temen antum men?"

"Makasi sama sama."

"E gimana le, ko dia goblok le bikin sesek napas, modar aja la le. Aku jadi gimana gitu ya le, ko punya temen gobloknya selangit." Mereka bertiga menatap ke Renald yang sedang bersenandung ria.

"Ngapa lu liatin ? Homo?" Renald merasa de javu. Astung menepuk pundak Renald, " Kami percayakan Mamal kepadamu."

"Ko gua si met!"

"Kaga kaga, gua ogah!"

Sabar menekan pundaknya membuat Renald meringis, "Mas Renald, Jamal adalah tanggung jawabmu."

"Gua kaga hamilin ngapa kudu tanggung jawab."

"Coba aja," ucap Gibran ambigu.

"Coba apa?"

"Hamilin," jawab Gibran dihadiahi sikutan di perut oleh Sabar.

"Antum kan tahu, kalau Jamal lagi marah itu sinyal kesialan kita sedang nyala," ucap Astung sambil tersenyum masam.

Percaya atau tidak percaya, kalau Jamal terkena musibah atau sedang marah maupun sedih, pasti imbasnya ke anggota magic jar yang lain. Dulu pernah Jamal kesal gara gara cuanki nya di rampas Astung, pulang-pulang Astung keselek duri ikan, hampir aja tu anak di operasi. Dan banyak kejadian yang sangat membagongkan lainnya ketika Jamal sedang marah yang tak bisa disebutkan satu persatu. Kaga tahu dah tu Jamal punya kekuatan apa sampe segitunya.

"Sialan lu semua," ucap Renald mengacungkan jari tengah kepada Astungkara.

"Mau aku bantu?" tawar Gibran.

•••

Rooftop memang tempat paling enak untuk mencari udara segar. Sudah sekian lama Jamal tidak mengunjungi tempat bersejarah ini, tempat yang hanya ia kunjungi saat suasana hatinya sedih. Seingat dia terakhir kali dia ke sini itu sekitar 2 bulan lalu saat dia tidak sengaja nabrak anak orang sampe dirawat ICU membuat dia I MISS YOU kepada uang yang habis untuk ganti rugi. Masa yang kelam.

"Motor yang malang," gumamnya tanpa disadari.

"Ciah, udah jomblo hobby menyendiri lagi," sindir seseorang, suara itu membuat Jamal berbalik dan mendapati ke empat temannya menyusul.

Trabas (Gangster Boys)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang