Eps 29 : Gua bunuh lu

152 24 2
                                    

Mari pulang marilah pulang ke Rahmatullah

- Gibran yang mencoba move on

***

Geng Magic Jar yang beranggotakan lima orang kini sedang melakukan ritual sebelum melakukan aktivitas menuntut ilmu, yaitu molor di pagi hari, lokasi tentu ruang OSIS. Semalam mereka tidak dapat tidur karena harus menyusun rencana.

Pagi ini suasananya mendung tapi tidak hujan hawa dingin yang cocok sekali untuk bergulat di dunia mimpi. Tapi sialnya, Gibran terbangun gara-gara satu sikutan di wajahnya oleh manusia yang gaya tidurnya menyerupai baling-baling bambu. Astung kalau tidur, awalnya di Mesir bangun-bangun udah ada di Amazon.

Gibran melakukan sedikit peregangan agar tidak kaku seperti mukanya Vagos. Nah kan jadi ghibah lagi. Gibran membangunkan satu persatu layaknya seorang Bapak kepada anaknya. Untunglah Gibran mempunyai sifat lemah lembut, pernah sekali Sabar membangunkan mereka berempat dengan menggunakan toa masjid yang sengaja ia curi dengan niat. Pada akhirnya mereka berlima di giring ke ruang konseling lagi, sejak saat itu mereka kapok menyerahkan tugas mulia kepada Sabar.

"Lima jam lagi!" racau Jamal ketika badannya di goyang-goyang. Lima jam pala lu.

Benar-benar sangat sulit untuk membangunkan Jamal yang mode merem padahal yang lain sudah anteng duduk.

"Mau diapain ni bocah?" tanya Astung dengan suara khas bangun tidur, serak-serak basah.

"Solatin," jawab Sabar asal dihadiahi jitakan di kepalanya oleh Renald.

"Solatin," jawab Sabar asal dihadiahi jitakan di kepalanya oleh Renald

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ngaco."

"Boleh ngga, gua aja yang bangunin?" usul Sabar dan dengan kompak ketiga temannya berkata tidak.

"Gak seru kalian!"

"Ketimbang cari mati," timpal Astung tak segan.

"Tung, bangunin cepet bentar lagi ada seleksi."

"Hari ini? Astaghfirullah ane lupa gak bawa itu."

"Tenang, kan kita punya kekuatan orang dalam," ucap Renald berulang kali menyenggol lengan Gibran.

Gibran memberikan sesuatu kepada Astung dari saku celananya. Astung menatap benda tersebut dengan tatapan meragukan.

"Yakin nih?" tanya Astung memastikan kembali. Ia sedikit ragu dengan pin khusus milik elite Gajah Mada yang ada di tangannya. Renald menepuk pundaknya, "Let's do it!"

"Hm."

"Terus bagaimana nasib manusia satu ini?" tunjuk Sabar kepada Jamal. 

"Tolong ambilkan air raksa eh air putih untuk menyiram dirinya," titah Renald langsung dilakukan oleh Sabar, ia tak segan-segan menyiram tubuh Jamal dengan Aqua 1,5 liter hingga habis.

Trabas (Gangster Boys)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang