Eps 8 : KK tinggal kenangan pt.2

282 36 3
                                    

Mie mie apa yang menyenangkan?

Miedak ndasmu

-Akang Astung

(Miedak = menginjak)

***

"Lu pada kapan pulang?".

"Mau nginep nemenin Renald."

Mereka berlima masih betah memandang langit, melihat bintang yang sinarnya bervariasi, tapi bagi Gibran bintang yang paling bersinar malam ini adalah sesosok pria yang tengah membakar umbi, Renald Syaikh Aldebaran yang kini menjabat sebagai temannya gatau kalau besok. Gibran mendekati Renald kemudian mengelap keringat yang ada di dahinya menggunakan tisu karena suhu di dekat pembakaran tinggi.

Bucin ente Bran, jomblo nelen ludah aja udah.

Di gazebo depan rumah Sabar adalah tempat strategis untuk berpesta BBQ, nah karena gak ada daging sapi mereka memilih menggantinya dengan pesta umbi bakar, harganya murah dan praktis di olah. Cobain kuy.

"Nald, kamu duduk aja, biar aku yang bakar," tegas Gibran menyuruh Renald, dan sang empu hanya mengangguk ia sedang malas berdebat disamping itu tangan kiri nya sudah berbalut perban membuat ia kesulitan untuk membolak-balik umbinya.

"Tung, engkong lu udah balik ngerantau?" tanya Sabar untuk membuka pembicaraan. Lagian, dari tadi diam diam ae.

Astung sejak kecil tinggal bersama Engkongnya, dia kaga pernah sekalipun tahu muka kedua orangtuanya, kata Engkong awalnya dapet Astung dari panti asuhan, terus ia rawat Astung sampe jadi begajulan begini. Tapi bagi Astung, Engkongnya adalah superhero yang lebih keren dari Thanos.

"Udeh, antum tahu kaga balik-balik ntu engkong ngasih oleh-oleh ape?" Sabar menggeleng pelan.

"Calon bini anjir, niatnya setelah kenaikan kelas, mereka berdua mau kawin," jelas Astung membuat ke empatnya tertawa renyah.

"Makin tue makin gaul engkong lu," celetuk Sabar dibenarkan oleh Jamal.

Gibran menyajikan umbi yang sudah dibakar ke atas piring dan di letakkannya di lantai gazebo yang terbuat dari kayu. Baru beberapa detik, ntu umbi udah habis aje dari piring diserbu ntu anak-anak.

Gibran mengelupas kulit umbi nya hingga bersih lalu menyerahkannya kepada Renald, "Ini aja," ucapnya sambil mengambil umbi yang masih terbungkus kulit.

Renald tersenyum kecut, menatap nanar tangan kirinya yang diperban, "Lu pada mau denger cerita gua kaga?" Sontak Jamal, Sabar, dan Astung menggangguk antusias, jarang-jarang Renald mau terbuka. Sebelum diancam begini,

"Buka masalah kamu atau buka baju?"

Adh serem met.

"Jadi awalnya--"

Flashback

H-10 sebelum pengusiran.

Seperti biasa, sepulang sekolah Renald langsung mampir ke Indojuli untuk membeli minuman favoritnya, susu beruang. Ia membeli 5 sekaligus untuk stock nonton film nanti malam.

Sesampainya di rumah ia menaruh susu tersebut di kulkas biar ada dingin-dinginnya gitu. Ternyata bukan hanya susu saja yang dingin, bahkan atmosfer di rumah sudah cukup dibilang kutub selatan. Tatapan penghuni rumah sangat tidak sedap, mereka terlihat masam dari mulai Abu hingga Umu nya menatap ia sinis.

"As-assalamualaikum Umu," ucap salam Renald sedikit gagap sambil menyium telapak tangan wanita yang melahirkannya.

"Waalikumsalam," balas Umu singkat tak tertinggal sentilan di dahi Renald.

Trabas (Gangster Boys)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang