Eps 6 : Cukup saja 2 kursi

322 42 4
                                    

jangan sarimi aja yang isi dua, kamu kapan  berbadan dua?

  - ayahanda Gibran.

                  (ni orang emg udh kecium bibit-bibit mesum)

***

Sabar sudah menunaikan ibadah dengan khatam, hari ini adalah hari bersejarah karena untuk kali pertama ia hafal bacaan solat hingga rampung. Biasanya mah komat-kamit bagian Aamiin nya aja yang di kencengin.

Kali ini Sabar berdoa untuk bangsa dan negara, orang tua, dan kewarasan teman-temannya namun doa terpanjangnya kali ini adalah,

"Ya Tuhanku yang maha pengasih lagi maha penyayang, tolong hambamu ini ingin punya pacar namanya Syahrin, tolong biarkan Syahrin suka sama hamba Ya Rabb, kalau dia suka ya Alhamdulillah, kalau ngga suka tolong buat dia suka, hamba mohon kabulkanlah permintaan hambamu yang jomblo ini, aamiin."

Malaikat : nambah kerjaan ini manusia, mau ane masukin amalan kanan atau kiri ini?
Setan : humor ane anjlok dasar manusia

Benar ya, manusia tempatnya salah dan lawak.

Gibran yang melipat kedua tangannya lalu bersandar pada tembok, ia hanya berdeham melihat  Sabar tengah merapikan sajadahnya.

"Bran, setelah gua pikir-pikir--"

"Emang kamu punya otak?

Sabar Anda harus bersabar oke. Sabar menampilkan senyuman lebar, "Serius atuh mas gibranjing."

"Bercanda, yaudah lanjut."

"Setelah gua pikir-pikir, kayanya gua emang suka sama Syahrin deh," kata Sabar namun terdengar jelas ada keraguan di dalamnya.

"Terus kenapa masih ragu?" damprat Gibran membuat Sabar menaplok jidatnya.

"Nah ini masalahnya, gua harus menyakinkan diri gua bahwa gua suka sama dia."

"Caranya?" tanya Gibran penasaran.

"Nantang gelut dia."

"Ouh."

"Kok ouh doang?"

"Emang aku harus gimana?"

"Doain gua supaya menang," tegas Sabar.

"Oke."

"Mau kemana?" tanya Sabar ketika melihat Gibran berjalan menuju tempat rak sarung dan peci.

"Mau doain kamu supaya kalah."

Sabar rasanya ingin menarik leher Gibran dan membanting tubuhnya sekuat tenaga.

"Karena, doa mu tadi membuat setan tertawa."

Jadi si Gibran denger semuanya.

"..."

•••

Mereka sudah kelas 11 tapi pikiran dan tingkah lakunya seperti anak kecil, terutama Astungkara. Pagi ini saat jamkos dia sudah kehilangan tenaga nya setelah menyanyikan 4 judul lagu dangdut kesukaannya, kopi dangdut, dua kursi, angka satu, dan seperti mati lampu. Jangan pikir si Astung itu cuma nyanyi, joget dalam lagu dangdut adalah hal yang wajib, namun jatuhnya dia seperti ibu ibu komplek senam. Kini energi nya sudah terkuras dan ia membeli satu kantong kresek penuh berisi jajanan untuk memulihkan kembali tenaganya.

Tatapan Astung sekarang jatuh kepada sesosok wanita berjilbab merah maroon yang memiliki mata sipit namun tampak indah dengan kacamatanya. "Nak Astung, bisa bicara sebentar?"

Trabas (Gangster Boys)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang