Eps 13 : To my star

242 38 3
                                    

Eps ini khusus tentang Gibran dan Renald.
(untuk yang kurang suka dengan ini, bisa langsung skip ke eps selanjutnya nya ya! Arigatou.)

___

Mundur aja, saingan antum bukan manusia lagi melainkan Tuhan.

-Pak Astung

***

Pagi ini Renald merasa tak enak badan, semalam ia hanya tidur 2 jam saja untuk menemani Gibran mengerjakan beberapa tugas perusahaan Ayahnya yang akan diwariskan kepadanya. Dia sudah mulai mempelajari bagaimana caranya menjadi pemimpin yang baik dan benar lalu mengurusi beberapa dokumen penting.

Renald salut kepada Gibran, diumurnya yang masih muda dia mampu mengoordinasikan perusahaan besar sedangkan Renald masih menjadi beban bpjs tak berpenghasilan.

"Tidur aja," ucap Gibran sambil mengelus rambut Renald untuk beberapa saat kemudian kembali berkutat pada dokumen penting.

Renald menginap di rumah Gibran pasalnya Umu dan Abu sedang pergi keluar kota. Renald didiagnosa mengidap autophobia jadi tidak memungkinkan untuk Abu dan Umunya meninggalkan Renald sendiri. Jadi mereka menitipkan Renald di tempat Gibran selama beberapa hari. Tapi kok bisa mereka tega mengusir Renald kemarin-kemarin ya?

Ketika Renald menemukan botol obat tidur di nakas Gibran ia jadi paham, kenapa mata panda di wajah Gibran tidak pernah absen tiap harinya.

"Lu selalu minum obat?" tanya Renald penasaran.

Gibran menghentikan aktivitasnya, menatap lekat Renald sambil menampilkan seulas senyuman, "Aku gak bisa tidur tanpa obat itu seperti halnya aku gak bisa hidup tanpa ada kamu."

Sempet-sempetnya ngegombal.

Renald hanya membalas senyuman itu dan langsung menarik selimut hingga menutupi mukanya. Dia tidak tahu harus bagaimana untuk merespon Gibran barusan. Dibalik selimut pipi Renald sangat merah, sialan emang Gibran.

"Kapan selesainya?" tanya lagi Renald.

"Hanya tinggal beberapa halaman lagi, tidur duluan saja."

Renald bosan mendengar Gibran menyuruh untuk tidur duluan sedangkan dirinya sendiri jarang tertidur jika tidak meminum obat itu.

"Ogah."

"Kenapa, kamu lagi ngambek?"

"Gua gak akan tidur kalau lu juga ngga tidur," elak Renald membuat Gibran tertawa renyah.

"Ini udah jam 3 Bran, apa ngga bisa besok lagi?" lanjut Renald.

"Iya Nald, aku beresin ni," ucap Gibran menurut.

Gibran langsung membereskan dokumen dan laptop di meja lalu merebahkan diri di kasur king size miliknya, dia tidur dalam posisi miring menghadap Renald.

"Ngapain ngadep sini?"

"Aku suka wajah kamu."

"Emang gua ganteng, tapi gak usah dilihatin, balik badan cepet!" Renald mendorong bahu Gibran untuk balik badan. Gibran lagi-lagi hanya tertawa, Renald terlalu menggemaskan untuk membuat Gibran kesal.

"Kalau ngadep ke sini lagi, aku pindah ke sofa."

"Yaudah aku juga pindah ke sofa."

"Idih!"

Gibran memejamkan matanya, "Karena di manapun kamu berada aku ingin tetap di sampingmu," ucapnya lalu tertidur.

Telinga Renald yang mendengar namun malah jantungnya merespon dengan degupan amat cepat. Sial ada apa dengan Renald? Dia sama sekali jadi tak mengantuk, maledetto!

Trabas (Gangster Boys)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang