Tombol votenya jangan lupa, dan ramein kolom komentar ya 🥰
Nb : putar lagunya biar tambah nge feel ❤
•••
"Kebahagiaan itu dimulai dari diri kamu, bukan dari keluargamu, temanmu ataupun musuhmu. Keep your happiness first."•••
“Allah tahu apa yang sebenarnya Mama mau, tapi tanpa Mama sadari Allah bahkan lebih tahu apa yang Mama butuhkan.” Ujar Lidya sambil masih menggenggam telapak tangan Prilly. “Allah tahu kalau sebenarnya waktu tiga tahun itu gak cukup, atau bahkan gak akan pernah cukup untuk Mama bisa berfikir mau tetap lanjut atau enggak. Karena apapun keputusan yang Mama ambil, ada konsekuensinya masing masing.”
Prilly sudah mulai menahan amarahnya sejak ketika sang Mama meminta waktunya agar beliau bisa menjelaskan fakta yang ada. Sungguh, jika boleh dirinya memaksa Prilly tak mau mengetahui kenyataan ini semua. Prilly sungguh tak siap akan fakta kebenaran bahwa kedua orang tuanya telah berpisah.
“Sering banget Mama mikir, kalau kami pisah hidup kalian akan jadi bagaimana. Kamu dan Yola masih harus terus mendapatkan pendidikan yang layak. Sedangkan kalau kami pisah, Mama takut nggak bisa menuhin semua itu sendiri. Dilain sisi Mama juga rasanya udah nggak sanggup hidup pura pura baik baik aja terus bohong ke kamu dan Yola. Ada waktu dimana begitu merasa bersalah kepada kalian. Tapi ternyata semakin Mama simpan sendiri semakin lama Mama ngerasa gak kuat buat lanjutin semuanya." Air mata Prilly ikut turun tatkala air mata sang Mama nampak meluncur jatuh begitu lancar. "Apalagi setiap Mama lihat Papa kalian, hati Mama selalu berhasil merasa hancur. Kesalahan Mama yang bikin keluarga kita harus begini terus terngiang ngiang dikepala Mama."
Tangan Prilly mengusap air mata Lidya dengan perlahan. Ternyata sang Mama telah menahan kesakitan ini seorang ini dalam kurun waktu begitu lama. Harusnya Prilly tak boleh menambah bebannya, dan harusnya dirinya tak se egois dahulu.
"Maafin Mama harus bikin mimpi kalian punya orang tua yang akan terus bersama, harus pupus. Mama gak bisa bertahan lagi." Prilly meraih sang Mama untuk dipeluk. Tak tahan lagi dirinya menahan.
Prilly tak bisa menerima. Dalam benaknya kebencian terhadap sang Papa kian meningkat. Prilly merasa menyesal kenapa dirinya harus mempunyai Papa seperti ini.
Tangan Prilly mengusap punggung sang Mama. Prilly mengingat bahwa sang Mama harus istirahat, sehingga dia mencoba kembali menenangkan Lidya. Kemudian dirinya meminta sang Mama agar segera tertidur.
Prilly membantu membaringkan Lidya, kemudian memasangkan selimut. Ia berusaha menahan kesedihannya, karena dia harus tegar. Ia tak boleh sedih, hingga menyebabkan keadaan semakin memburuk.
Prilly tersenyum, kemudian mencium dahi sang Mama sebelum Prilly beranjak menutup pintu keluar dari kamar sang Mama. Seusainya keluar, tubuh Prilly seketika roboh perlahan kelantai di depan pintu.
Prilly menahan agar suara tangisnya tak muncul. Memikirkan betapa lengkap kesedihan dan takdirnya ini. Apa yang membuat sang Papa tega melakukan semua ini padanya. Apa kesalahan yang sudah dilakukan sang Mama. Prilly harus berani, untuk mengetahui kenyataan takdirnya. Dalam benaknya, ia harus menemui sang Papa untuk mengatakan bentuk kemarahan atas perbuatannya. Harus menanggung semua ini.
Maka langkah yang ia pilih saat ini adalah menemui kembali sang Papa, yang berada di tempat yang dulunya sangat amat membuatnya nyaman untuk pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
From Do'a To Do'i [COMPLETED]
Romantik(Follow dulu sebelum membaca, adalah salah satu sikap dari pembaca yang cerdas 👌) Spiritual-Romance Berambisi dalam segala hal apapun, Prilly ingin selalu menjadi orang yang selalu berada di depan. Menjadi satu satunya, sosok panutan bagi banyak or...