Satu : Pertolongan Kecil

934 126 8
                                    

•••

Dari Abu Hurairah dia berkata : Rasulullah bersabda: "Barang siapa yang membantu seorang muslim (dalam) suatu kesusahan di dunia maka Allah akan menolongnya dalam kesusahan pada hari kiamat, dan barangsiapa yang meringankan (beban) seorang muslim yang sedang kesulitan maka Allah akan meringankan (bebannya) di dunia dan akhirat"

•••

Suasana kantin gedung fakultas tampak ramai, tak salah lagi mengingat di jam genting seperti ini tentu banyak mahasiswa dan mahasiswi berhasil menyelesaikan kelas sebelumnya dengan perut yang kembali terasa kosong alias lapar. Hal yang sama juga terjadi pada seorang gadis, yang berjalan dari arah lobby menuju kawasan kantin.

Namun, siapa sangka ternyata kantin fakultas bukan menjadi tujuannya. Lebih tepatnya, tempat fotocopy yang berada di sudut kantin yang dihampirinya. Tanganya berusaha mencari beberapa lembar penting berisi tugas resume mata kuliah yang dirinya perlukan untuk bahan belajar kemudian hari. Setelah berhasil menemukan segera dirinya beringsut mendekat ke arah Ibu penjaga fotocopy tersebut.

"Bu, rangkap satu."

"Rangkap tujuh, Bu."

Prilly menoleh saat mendapati seorang laki laki yang tengah berdiri di sampingnya dan juga berkeinginan untuk menggandakan sebuah dokumen. Lalu tahu tahu, ternyata pandangannya nampak bersarang nyaman menikmati pemandangan kaum Adam yang terlihat menarik baginya. Hingga mendadak menjadikannya lupa akan hal yang seharusnya dirinya lakukan.

"Mau siapa dulu? Tangan Ibu cuma dua ya." Seketika Prilly sadar akan kebodohannya telah memandang lawan jenis dengan terlalu intensif, padahal ini baru pertama kalinya dirinya menjumpai sosok tegap tersebut.

"Silahkan duluan aja." Prilly sempat dibuat heran mendengar kalimat yang menunjukkan bahwa laki laki tadi mau mengalah dengannya.

Tak ingin melepaskan kesempatan, dirinya mengangguk seraya tersenyum santun. Berusaha menghargai orang lain yang telah berbuat baik kepadanya. Tangannya kembali terulur untuk memberikan beberapa lembar kertasnya pada Ibu penjaga fotocopy. Sambil menunggu, rasanya Prilly seperti menahan diri agar tak menoleh untuk kembali memperhatikan laki laki disampingnya. Namun, entah kenapa semakin dirinya berusaha tak menoleh, suara hatinya malah menyuarakan bahwasanya dirinya bebas menatap ke arah manapun. Dirinya punya hak pribadi yang tak bisa diganggu gugat.

Dengan perlahan, ekor matanya berusaha melirik apa yang laki laki disampingnya lakukan. "Ini mbak, dua ribu totalnya." Sial, makinya dalam hati saat suara Ibu penjaga tadi sudah kembali menginterupsi ke arahnya untuk menyerahkan hasil fotocopy resume miliknya tadi. Padahal dirinya belum sepenuhnya berhasil menamatkan wajah laki laki disampingnya.

Kedongkolan yang dirinya rasakan membuat Prilly mau tak mau mengambil dompetnya lalu mengeluarkan uang dan menyerahkannya pada Ibu tadi. "Uang kecil aja Mbak, dua ribu ini." Pembayarannya menggunakan uang lima puluh ribuan tertolak. Membuatnya tanpa sadar menghela nafas, "Recehan malah bagus mbak." Seruan lagi yang berasal dari orang yang sama kembali menginterupsinya. Dirinya mengangguk, sambil membongkar kantong kecil yang ada di dalam tasnya. Tempat dimana terkadang dirinya menyimpan recehan uang yang tak sengaja dirinya peroleh.

Beberapa recehan uang logam lima ratusan, mampu dirinya keluarkan. Dan untungnya jumlahnya ada tiga ribu jika ditotal. Dirinya kembali menunggu Ibu tadi untuk membayar yang sedang menggandakan dokumen laki laki disampingnya. Keinginannya untuk menoleh membali muncul, namun baru saja akan melaksanakan niatnya dering ponsel miliknya berbunyi mengacaukan lagi angannya untuk kedua kalinya.

"Ya?" Sapanya dengan tak sabaran, maklum dirinya sudah dibuat kesal oleh dua orang hari ini.

"Iya bentar, abis ini naik ke atas." Sahutnya mendengar pertanyaan seseorang yang menanyakan keberadaannya. "Demi apa jam nya maju?" Matanya melotot terkejut. Dalam pengalaman hidup yang dirinya lalui selama hampir 2,5 tahun, baru kali ini dirinya merasa diburu karena mendengar pernyataan teman yang tadi menghubunginya bahwa kelasnya dimajukan jadwalnya.

From Do'a To Do'i [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang