Tap vote dulu sebelum lanjut scroll 🥰
•••
'Nak, pernikahan itu bukan hanya tentang usia ataupun rasa cinta yang ada. Lebih tepatnya pernikahan itu adalah soal kesiapan. Siap berbagi beban. Siap menjalani ujian. Siap menahan sakitnya berjuang. Siap menerima kekecewaan, kekurangan bahkan kelebihan. Dan juga siap menyambut kesenangan dan kebahagiaan. Yang paling penting, menikah bukan lagi soal kamu saja. Karena kalian-Kamu dan Ali tentu harus tumbuh bersama, berjuang bersama dan saling melengkapi. Mama selalu mendoakan yang terbaik untuk kalian.'
Ucapan Mama tentu akan selalu terngiang dalam fikiranku. Menikah adalah salah satu keputusan terbesar yang pernah aku ambil sepanjang hidup. Sebab aku tahu, akan ada banyak hal yang akan berubah selepas aku berganti status.
Keputusan yang biasanya aku ambil atas pertimbanganku sendiri, kini menjadi harus melibatkan pertimbangan pasanganku. Kemudian, ketika dulunya aku hanya perlu membeli sesuatu berdasarkan kesenanganku, kini tentu saja aku juga harus memikirkan soal kesenangan Ali pula. Tapi untung saja, Ali bukan orang pemilih dan sulit dalam segala hal.
'Sayang, kalau kamu sudah menjadi seorang istri. Kamu tidak boleh selalu mandiri dalam melakukan hal apapun. Sesekali 'Manja' itu boleh kok, malah dianjurkan. Biar suami kamu nantinya enggak merasa kehilangan fungsinya sebagai seorang pemimpin rumah tangga yang harus melindungi dan menjaga istrinya.'
Dan untuk nasehat yang satu ini, benar benar terlalu sering Mama ingatkan padaku. Mengingat, sepanjang beberapa tahun terakhir dimana hubunganku dengan Papa belum sebaik sekarang, tentu aku adalah seseorang yang selalu harus merasa mandiri dalam segala hal. Aku benar benar berusaha mengatasi semua permasalahanku sendiri, tak mengharapkan ada seseorang yang dengan sukarela membantu. Namun tetap juga, ketika ada orang yang memang tulus membantu Ali misalnya aku akan tetap menerimanya.
Rasanya sedikit tak nyaman, ketika kami sudah menikah dan Ali banyak sekali membantuku dalam hal apapun yang sebelumnya ku lakukan seorang diri. Tapi, aku harus tetap membiasakan diri. Karena kini Ali sudah menjadi pasanganku, yang tentunya akan menemaniku hingga entah sampai kapan nanti.
Dan sore ini, menjadi sore kali pertama aku pulang sendiri setelah beberapa saat yang lalu mendapatkan izin dari Ali dengan proses yang lumayan lama. Ada tujuan yang harus kulakukan sebenarnya. Di lain sisi selain menemani mbak Dian-senior ditempat kerjaku membeli perlengkapan rumahnya, aku tertarik membeli sesuatu juga yang aku percaya nanti ketika Ali melihatnya akan senang. Dan ya, aku tak sabar untuk memberitahunya.
Maka ketika aku mendapati notif pesan dari Ali bahwa dirinya sudah ada di jalan akan pulang, membuatku harus mempercepat tempo menyiapkan makanan dimeja makan. Kemudian ketika semuanya sudah siap dan tertata rapi, aku segera beranjak ke kamar mandi untuk bersiap menyambut kepulangannya.
Aku selalu senang tatkala menyaksikan ekspresi senyum Ali yang terpancar tiap kali mendapatiku menyambut kepulangannya dengan senyuman pula. Bahkan Ali sering menyebutkan bahwa setiap kali ia pulang, rasa lelah yang tadinya terasa berat dibahunya seakan meringan ketika mendapati diriku berdiri menanti kehadirannya.
Pukul 5 tepat, dan akupun sudah siap untuk turun. Tak lupa aku mengambil secangkir teh hangat yang akan ku letakkan di meja ruang tamu. Dan tak lama setelah aku meletakkan cangkir teh tersebut, kudengar ketukan yang berasal dari pintu utama. Dengan semangat akupun segera berjalan menghampirinya. Kemudian membukakan pintu rumah, sambil memberikan senyum terbaik untuk suamiku.
"Assalamualaikum..." Suara salam Ali menyapa telingaku, namun nadanya melirih dibagian akhir membuatku menahan tawa. Apalagi ketika kini kusaksikan Ali meneliti penampilanku dari atas hingga bawah dengan tatapan yang entahlah tak bisa kumaknai, membuatku kembali merasakan degub yang sama tiap kali bersama dengan Ali.
![](https://img.wattpad.com/cover/241264714-288-k291518.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
From Do'a To Do'i [COMPLETED]
Romance(Follow dulu sebelum membaca, adalah salah satu sikap dari pembaca yang cerdas 👌) Spiritual-Romance Berambisi dalam segala hal apapun, Prilly ingin selalu menjadi orang yang selalu berada di depan. Menjadi satu satunya, sosok panutan bagi banyak or...