05

3.6K 547 114
                                    

selamat pagi, happy weekend!
A/N jangan lupa vote dan komen, terima kasih🤍

(ノ゚▽゚)ノ


"JAMES?"

"JHONNY?"

kedua pria dewasa itu langsung berpelukan tanpa memperdulikan sekitarnya. sejujurnya baik jungwon maupun jay juga sedikit kaget, dan tidak mengerti situasi apa yang terjadi saat ini.

"kapan lo balik kesini? gue kira lo betah tinggal di luar sampe gamau balik lagi," seru papa jungwon.

"udah lama gue balik, lo aja yang gak update," balas papi jay sambil meninju pelan lengan papa jungwon.

"udah berkeluarga juga lo. ini anak lo? udah gede aja. ayo masuk masuk, ngobrol didalem aja," ajak papa jungwon. sementara jay masih mematung diluar. tidak jauh berbeda dengan jungwon.

jadi orang tua mereka saling kenal?

keenam orang yang ada disana kemudian duduk pada sofa panjang milik keluarga jungwon.

"nih won, temen papa waktu sma dulu. namanya om james, orang paling kaya se-asia ni," puji papa jungwon, dan si manis hanya tersenyum canggung. "ngomong ngomong kok bisa nemu rumah gue?"

jay langsung menoleh kearah papi nya. begitu pula jungwon, anak itu ikut menoleh kearah papi jay. "ya mau nikahin jay sama jungwon lah," jawab papi jay teramat santai selayaknya tidak ada beban pikiran. padahal anaknya sembarangan hamilin anak orang.

"HAH? JADI ANAK LO YANG HAMILIN ANAK GUE?"

jay menepuk dahinya tak kuasa. matanya memejam, sebenarnya ia sedang ketakutan sekarang. bagaimana jika papa jungwon marah dan membawanya ke kantor polisi dengan tuduhan pelecehan seksual?

jay melirik pelan kearah jungwon yang tak kalah kaget mendengar teriakan dari sang papa.

"jadi, mau dinikahin kapan kalian?" tanya papa jungwon membuat kedua laki laki yang bersangkutan menoleh dengan mata membulat sempurna.

"a-anu, om jangan terlalu buru buru kalo bisa. baik jay atau jungwon terlalu mud—"

"—heh! kamu udah hamilin anak orang masih bisa nunda nunda. gak! pokoknya secepatnya jhon. kalo bisa minggu depan langsung nikah. kasihan jungwon," potong papi jay, membuat jay bungkam.

dan acara berakhir dengan jay dan jungwon diberi waktu untuk berbicara empat mata di taman belakang. katanya orang tua mereka mau berbincang bincang.

terdapat sebuah ayunan kayu yang cukup besar disana. suara gesekan dari ayunan itu menjadi saksi bisu kebungkaman kedua insan yang bahkan tidak tahu harus membicarakan apa. tangan jay tergerak menyentuh tangan jungwon yang berada disebelahnya. di usapnya pelan.

"lo udah siap jadi orang tua?"

jungwon sontak menoleh dan kedua netranya bertemu dengan netra tajam jay. bukan tatapan tajam, hanya saja bentuk mata jay memang tajam, dan terkesan seram.

jungwon mengangguk lalu mengarahkan pandangannya lurus kearah depan lagi. "siap gak siap. kenapa lo belum siap?" tanya si manis balik.

jay diam. bahkan dirinya sendiri tidak tahu. menjadi orang tua bukan hal yang mudah, ada banyak pertimbangan. apalagi mempunyai anak disaat ia masih berada di semester akhir perkuliahan. jangan kan mapan, nyari kerja saja belum.

bukannya tidak mau menjadi orang tua, jay rasa mentalnya hanya belum siap saat ini.

jungwon menghela nafasnya panjang. lalu menarik tangan jay dan membawa tangan besar itu untuk ia genggam. "kita berjuang sama sama ya?" yakin yang lebih muda. entah angin dari mana datangnya, jay langsung percaya dan mengangguk.

"maaf, udah ngerusak lo," lirihnya.

jungwon menggeleng. lalu memusatkan atensinya pada laki laki yang berada disebelahnya itu. kedua tangannya tergerak menangkup wajah jay. jemari lentiknya bergerak mengusap usap. matanya terfokus pada wajah tampan itu.

"maaf," katanya lalu menjauhkan tangannya dari wajah laki laki itu. entah apa makna kata maaf yang jungwon ucapkan itu, tapi jay hanya tersenyum hangat dan mengangguk.

[the truth untold]

saat ini keluarga jay sudah kembali kerumah mereka. dan pertemuan tadi menghasilkan keputusan, dimana jungwon akan berada dirumah jay untuk beberapa hari sebagai bagian dari adaptasi.

dengan mata terpejam jungwon menyadari kalau yang ia lakukan ini salah. tidak seharusnya ia berbuat sejauh ini. mendengar kejujuran jay, tentang dia masih memilik kekasih membuat jungwon semakin merasa bersalah. namun, sudah sejauh ini. kalau ia mengatakan kalau ia hanya berbohong sekarang apa orang orang akan memaafkan nya? atau kedepannya?

ah, memang ini sudah melampaui batas wajar. kebohongan ini sudah tidak ada lagi jalan keluar untuk dijelaskan. mau berkata jujur pun rasanya salah.

banyak pikiran dikepala si manis yang menjadi beban. mungkin orang orang akan percaya sekarang. tapi untuk 3 atau 5 atau 7 bulan kedepan?

perutnya tidak akan bertambah besar. tentu, dia bahkan jelas jelas tidak sedang mengandung. apa yang harus ia lakukan saat itu.

otaknya tidak berhenti berpikir, bahkan ia tidak menyadari kalau pagi sudah mulai tiba. tatapannya kosong, ia tidak tahu harus berbuat apa. kantong mata yang mulai terlihat walau tipis.

sekarang jarum jam sudah menunjukan pukul 5 pagi dini hari. pintu kamar jungwon tiba tiba terbuka menampakkan mamanya yang perlahan berjalan mendekat. "udah berbenah?"

jungwon yang awalnya ada pada posisi duduk, segera mendudukan dirinya. kepalanya menggeleng pelan. "yaudah, ayo mama bantu," mama nya mengambil aba aba akan bangkit dari duduknya. tapi pria manis yang sebentar lagi akan menikah itu menahan tangannya.

"ma, mama sayang jungwon 'kan?"

tentu saja anggukan yang ia dapatkan. "kalo jungwon salah, mama maafin aku 'kan?"

wanita paruh baya itu kembali duduk dan membawa anaknya kedalam pelukan hangat seorang ibu. "sebesar apapun kesalahan anaknya, gak ada satupun mama yang benci bahkan tidak memaafkan anaknya."

"sebesar apapun kesalahannya? termasuk kalo anak itu membohongi satu dunia?"

mamanya mengangguk, "bahkan, jika semua orang udah gak percaya lagi. ingat seorang ibu akan selalu mempercayai anaknya. mama tau kamu sama jay khilaf saat itu. jangan terlalu dipikirkan, lebih baik pikirkan masa yang akan datang,"

kebohongan itu lagi.

"ayo, siap siap. sebelum keluarga pak james jemput," tanpa jungwon sadari setelah kalimat itu mamanya menitihkan air mata.

"mama istirahat aja, aku bisa sendiri," kata jungwon mendekat pada mamanya. namun gelengan yang si manis itu dapatkan. "kamu yang harusnya banyak istirahat," balas mama nya.

————————

bohong salah, jujur juga salah. terus jungwon harus ngapain?

the truth untold Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang