20

2.6K 374 72
                                    

A/N jangan lupa vote dan komen🤍
akhirnya sekarang udah ga terlalu sibuk
kalo lupa ceritanya bisa scroll part sebelumnya ya

(ノ>ω<)ノ

"kita ke dokter kandungan ya?"

pertanyaan jay berhasil membuat jungwon kesulitan menelan ludahnya sendiri. bahkan saat ini laki laki manis itu lupa cara bernafas.

"udah beberapa minggu kandungan kamu, tapi kita belum pernah ngecek keadaan baby j," lanjut jay lalu menoleh lagi menunggu respon jungwon.

tangan jay yang ada diperutnya ia turunkan. jangan tanya keadaan jantung jungwon saat ini. detaknya sudah tidak beraturan. keringat dingin mulai bermunculan. bahkan otaknya ia paksa untuk berpikir. bayangkan posisi jungwon saat itu.

"emm.. p-periksa ya?" ulang jungwon, dan jay mengangguk semangat.

"g-gak usah deh kak. kita balik aja ya," saran jungwon, bahkan tangannya mulai terasa dingin.

"lah? kenapa?"

"i-itu.. a-aku udah buat janji sama.. sama mama buat ke dokter bareng," bohong jungwon. entah ini kali keberapa ia sudah berbohong. terlalu banyak kebohongan hingga ia tidak bisa menghitungnya. bahkan alis jay menukik mendengar penuturan jungwon yang terlihat ragu.

"aku janji pergi bareng mama," ulang jungwon berusaha menyakinkan jay.

"kok aku gak tau? kapan kalian mau pergi?"

tolong, jungwon bisa gila jika diserang dengan pertanyaan semacam ini terus. "hari.. rabu! mama udah buat jadwal sama dokternya juga,"

"rabu ya? hm.. tapi aku ada meeting hari itu," ujar jay menoleh sekilas pada jungwon. "gak pa-pa kamu pergi sama mama aja?"

laki laki manis itu mengangguk yakin. jungwon masih ingat sekali kemarin jay mengatakan pada dirinya kalau rabu ini, akan menjadi meeting pertamanya bersama client. untungnya, kali ini jungwon masih bisa mencari alasan. tidak tahu kedepannya bagimana.

"tapi, kalo ke dokter emang harus buat janji dulu?" tanya jay lagi.

jungwon mengangguk, "loh, kamu berarti belum buat janji dulu sama dokter?" tanya jungwon balik dan dengan polosnya jay menggeleng. memang kali ini keberuntungan sedang berpihak pada jungwon. syukurlah untuk itu.

"kak, kalo mau periksa itu harus buat janji dulu sama dokter. bukan asal dateng aja. kamu kira yang periksa cuma aku?"

"ya, aku mana tau. gak pernah ke rumah sakit,"

"demi apa? terus biasanya kalo kamu sakit gimana?"

"dokternya yang kerumah," ah, kenapa jungwon selalu lupa kalau suaminya ini kaya raya. rumah sakit sekalipun bisa jay beli hanya dengan sekali kedipan.

"berarti gak jadi nih?" tanya jay memastikan sekali lagi, siapa tau jadi.

jungwon menggeleng cepat. "yaudah kalo gitu puter balik. sekalian cari makan kali ya," balas jay sambil menepikan mobil miliknya untuk berbalik arah.

tidak lama, keduanya sampai pada salah satu restoran cepat saji. setelah turun dari mobil, baik jay maupun jungwon perlahan berjalan masuk kedalam. tentunya dengan tangan jay yang bertengger pada pundak laki laki manis itu.

"pesan apa?" tanya jay pada jungwon yang terlihat sibuk membolak balik kan menu berulang kali.

"sama in aja kaya punya mu. bingung, kebanyakan menu,"

the truth untold Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang