11

3K 475 49
                                    

selamat malam! happy reading!🤍
A/N jangan lupa vote dan komen ya
padahal lagi sibuk, karena ide juga lagi lancar jadi aku update deh. respon positif dari kalian juga bikin aku semangat. terima kasih ya!

(ノ>ω<)ノ

tatapan suram dari laki laki yang kini tengah duduk dipinggir kasur itu memperlihatkan dengan jelas kekhawatirannya. jay terus mengusap usap perut rata jungwon yang sudah ia beri minyak. sejujurnya jay sangat merasa bersalah karena telah menyebabkan jungwon seperti ini.

jay sebenarnya sedikit bingung kenapa jungwon tidak mengatakan pada dirinya kalau ia alergi jamur. apa laki laki itu tidak mau membuat dirinya kecewa. pikir jay.

merasa jungwon belum juga tersadar dari tidurnya yang tiba tiba tadi, membuat jay ingin membawa laki laki manis itu ke rumah sakit atau memanggil dokter untuk datang ke apartment mereka. tapi mama dari calonnya itu mengatakan pada jay untuk tenang, karena jungwon sewaktu kecil sering seperti itu. tapi keadaannya berbeda, sekarang jungwon sedang mengandung.

tidak lama jungwon perlahan membuka matanya, membuat jay yang tadinya bengong langsung tersadar akibat tangan jungwon yang menggenggam tangannya yang mengusap usap perutnya. membuat gerakan tangannya terhenti.

"maaf," kata jay berkali kali, ia langsung menarik tangan jungwon dan ia cium berkali kali pula.

jungwon tersenyum tipis lalu berusaha bangun dari posisinya. tapi jay menahan gerakannya, "kamu istirahat dulu aja," kata jay.

"kenapa kamu gak bilang kalau kamu alergi jamur?"

jungwon menggenggam tangan jay yang menggenggam tangannya yang lain. "aku gak papa kok," ucapnya lemah.

"kamu bikin aku khawatir won. aku panik banget tadi pas kamu pingsan, aku bingung harus ngapain. aku takut banget, terlebih kamu lagi mengandung anak aku,"

benar. jay khawatir pada anaknya, bukan pada dirinya. pikir jungwon. kenapa ia berharap lebih tadi, seharusnya kan memang begitu. tidak ada alasan lain.

jungwon perlahan memposisikan dirinya duduk, "maaf buat kamu khawatir," jawab jungwon menunduk.

tanpa aba aba jay langsung menarik laki laki itu kedalam pelukannya. tangannya menusap usap punggung jungwon. "jangan bikin aku khawatir lagi, apa pun yang terjadi kamu harus bilang sama aku,"

jungwon mengangguk disela sela pelukan mereka. "kak, udah sore aku harus balik sekarang. mama mungkin udah nungguin," ucap jungwon melepaskan pelukan itu dengan mendorong pelan tubuh jay.

"hari ini kamu tinggal disini lagi, besok pagi aku anter balik,"

"tap—"

"mama kamu yang nyuruh," potong jay cepat. lalu membantu jungwon agar berbaring lagi. "masih mual gak? apa kita perlu ke rumah sakit?" tanya jay sambil mengusap usap rambut si manis yang kini  dalam posisi tidur itu.

jungwon tidak menjawab dengan kata kata, ia hanya menggelengkan kepalanya pelan. "mau aku beliin sesuatu?" tanya jay. lagi lagi yang lebih muda menggeleng.

"teh anget mau?"

jungwon tidak menjawab, ia hanya memejamkan matanya.  jay menarik kesimpulan sendiri berarti anak itu setuju, kemudian ia sedikit beranjak dari duduknya. tapi tangan jungwon menahan pergerakannya.

"disini aja," kata jungwon masih dengan mata tertutup. lalu ia bergeser sedikit dan tangannya menepuk nepuk area kasur yang kosong, seolah olah meminta agar jay tidur disebelahnya.

mengerti maksud jungwon, jay langsung ikut berbaring menghadap laki laki manis itu. sedetik setelahnya jungwon langsung memeluk erat laki laki itu dan menenggelamkan kepalanya pada dada bidang jay. aroma tubuh jay yang maskulin benar benar membuat jungwon nyaman.

the truth untold Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang