43

4.2K 423 60
                                    

A/N jangan lupa buat vote dan komen
sebelumnya makasih banyak buat
buat kalian semua, i love you guys!🤍

ヾ(^-^)ノ

tok! tok!

suara yang berasal dari arah pintu depan rumah, membuat laki-laki yang tengah berkutat dengan laptop miliknya tersebut berdiri. tanpa menunggu lebih lama lagi, ia melangkahkan kakinya untuk melihat tamu yang datang. sedikit tergesa-gesa, karena ia sudah menduga orang di balik pintu tersebut.

siapa lagi kalau bukan jungwon. sosok pria kecil yang membutuhkan perlindungan dari semua orang karena dirinya yang mudah rapuh. apalagi ia tengah mengandung saat ini.

"won? lo darimana? kenapa lama banget?" pertanyaan beruntun itu haruto layangkan melihat jungwon berdiri dengan memegang perutnya.  "masuk dulu, cerita di dalem aja," lanjut haruto berusaha menuntun jungwon untuk masuk ke dalam.

bukannya langsung masuk, jungwon malah tetap berdiri dan tidak lama menoleh ke arah samping. hal itu membuat haruto mengikuti arah pandangannya.

ya, di sana ada jay. suami jungwon, yang berdiri tidak jauh dari mobilnya diparkirkan. merasa kedua laki-laki tersebut menatapnya, jay tersenyum tipis lalu menganggukkan kepalanya sekali.

seakan paham keadaan, haruto berusaha mengatur ekspresi wajahnya. berusaha memperlihatkan senyuman yang mungkin saja ia buat dengan sedikit paksaan. jungwon menatap ke arah haruto tidak nyaman. keadaan tiba-tiba terasa canggung sekali.

"oh, bagus deh. yaudah tunggu di sini, gue ambil barang lo dulu. biar suami lo ga lama nunggunya," ujar haruto cepat. jujur dadanya agak sesak, ia sudah tahu ini akan terjadi. haruto hanya belum siap melepas dan membiarkan orang lain melindungi jungwon. katakan lah ia egois, karena memang selama beberapa hari ia merasa nyaman dengan keberadaan jungwon di rumahnya.

sebelum haruto beranjak, jungwon menahan tangan laki-laki itu. "gausah to, gue ambil sendiri aja. lagian cuma segitu doang kok," ujar jungwon. tapi haruto pelahan malah menggenggam kembali tangan jungwon.

"lo lagi hamil. terus, barang segitu banyaknya lo bilang cuma segitu doang? mending lo duduk dulu," ujar haruto lagi sembari menuntun jungwon untuk duduk.

karena haruto keras kepala dan kekeh untuk membantu dirinya mengangkat barang, jungwon hanya menatap laki-laki yang memberinya tempat tinggal selama beberapa sebulan itu mengangkat barang miliknya yang cukup banyak ke dalam mobil.

melihat haruto telah keluar dari rumah, jungwon berinisiatif untuk mengikuti dari belakang. berjalan secara perlahan, karena jujur saja belakangan ini ia tidak kuat untuk berdiri terlalu lama.

haruto dan jay sempat bertatapan selama beberapa detik saat ia keluar dari dalam rumah, sampai akhirnya haruto mengalihkan pandangannya. "ini mau di taruh dimana?"

peka dengan keadaan, jay langsung membuka pintu mobilnya. meletakkan tas besar milik suami kecilnya pada kursi penumpang.

"makasi banyak," ujar jay tiba-tiba di tengah aktivitas mereka.

"makasi? untuk?"

bersamaan dengan pintu itu ditutup jay menjawab, "semuanya. makasi karena lo udah jaga jungwon, ngasi dia tempat, bahkan ngerawat dia. maaf kalo selama di sini, jungwon ada ngerepotin atau apapun. makasi banyak,"

haruto mengangguk, "sama-sama. tapi satu hal yang harus lo tau bang, gue ga pernah merasa direpotkan. gue ngelakuin semua ini karena jungwon pantas dapet yang lebih baik." dua kata terakhir terasa diucapkan dengan penekanan.

"gue nerima jungwon di sini bukan karena merasa kasian. karena gue sadar. gue juga harus jaga dia. satu lagi, kalo lo nyakitin sahabat gue lagi, mungkin gue akan nunjukin kata lebih baik tadi," haruto menepuk-nepuk pundak jay. "jadi, tolong jaga jungwon. jangan sakitin dia lagi," lanjut haruto sebelum beranjak dan berjalan mendekat ke arah jungwon.

the truth untold Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang