29

2.2K 314 136
                                    

A/N jangan lupa vote dan komen🤍
agak drama semoga ga mual mual

(ノ>ω<)ノ


kini jungwon dan jay sudah berada pada sebuah bilik kamar mandi yang ada pada ruang makan mereka. jay menyadari jungwon yang menangis membawa laki laki untuk duduk diatas kloset yang tertutup.

tangan jay, membersihkan sisa minuman yang membasahi celana jungwon menggunakan tissu yang memang ada disana. jungwon hanya bisa menangis, entah apa yang membuatnya menangis. tapi jay tidak bisa tenang melihat laki laki manis itu menangis hingga tersendu sendu begitu.

setelah selesai membersihkan celana jungwon dan membuang semua tissu yang digunakan, jay kembali masuk kedalam bilik kamar mandi.

"ayo," ajak jay, namun jungwon menggeleng. sejujurnya jungwon ketakutan saat ini.

jay kemudian memposisikan dirinya untuk jongkok tepat dihadapan jungwon, mensejajarkan posisi mereka. tangannya tergerak untuk menangkup wajah laki laki manis yang masih terisak itu.

pipi indah yang basah akan air mata itu perlahan dibersihkan menggukan ibu jari tangannya. jay mengusap wajah cantik jungwon dengan sangat hati hati, layaknya memperlakukan barang mahal yang mudah lecet.

"jangan nangis lagi, gak pa-pa. kamu kan gak sengaja," ucap jay menenangkan. jay kira jungwon menangis karena tidak sengaja menjatuhkan gelas tadi, padahal jauh dari itu jungwon menangis karena merasa bersalah pada semua orang.

jay menghapus setiap air mata yang membasahi pipi jungwon. "ayo cuci muka dulu," lembut jay sembari bangkit dan menarik pelan tangan jungwon.

jungwon berjalan menuju wastafel, membiarkan air itu mengalir membasahi tangannya. jay yang bersandar hanya menatap jungwon dari cermin besar didepan mereka. jay jelas tahu kalau laki laki manis itu sedang menangis kembali. walaupun jungwon menunduk, jay tetap bisa mengetahuinya.

langkah kaki jay perlahan mendekati jungwon, lalu tangannya mematikan air keran yang masih mengalir itu. setelah itu membalikkan tubuh jungwon agar menghadap kearahnya masih dengan kepala menunduk.

ditatap nya jungwon lekat lekat, lalu dengan sangat tiba tiba jay mengangkat tubuh jungwon membuat si empunya sedikit kaget. jay mendudukkan jungwon pada meja wastafel yang kokoh itu.

"jungwon," panggil jay pelan, lalu tangannya mengangkat dagu jungwon agar menatap balik matanya.

mata indah itu bertemu dengan mata tajam milik jay, laki laki yang lebih dewasa itu kembali mengangkat tangannya dan menangkup wajah mungil jungwon. jemarinya mengusap air mata yang tidak berhenti keluar dari mata indah nya.

"kenapa?"

jungwon menggeleng, tangannya yang semula ada diatas pahanya kini berpindah untuk menggenggam tangan besar milik jay yang ada pada pipinya.

"udah ya nangis nya,"

"maaf kak, a-aku malah buat berantakan acara makan malam," kata jungwon dengan mata mereka yang masih bertemu satu sama lain, bahkan tidak ada yang berniat menyudahi kontak mata itu.

jay kali ini menggeleng, "no, kamu gak sengaja. gak masalah. mau langsung pulang aja?" tanya jay sedikit khawatir.

"tapi, tapi.. gak enak sama papi mami kamu," lirih jungwon, jay tersenyum teduh lalu maju satu langkah membuat jarak mereka semakin dekat.

"kalau kamu capek kita bisa pulang sekarang. mami papi pasti ngerti kok. kita pulang aja ya?" tanya jay lagi, kali ini mendapat anggukan setuju dari laki laki manis yang baru saja selesai menangis itu.

the truth untold Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang