33

3.1K 431 128
                                    

hai apa kabar kalian? sehat sehat aja kan yaaa!
tepat sebulan cerita ini gak update

gamau banyak omong di awal, jadi langsung aja
A/N jangan lupa vote dan komen!🤍
kalau lupa ceritanya, bisa scroll dulu yaa

(ノ°∀°)ノ

mengingat kejadian kemarin malam yang begitu tidak mengenakkan. luapan amarah serta rasa kecewa yang menjadi satu. pakaian yang berserakan dimana mana menjadi bukti pelampiasan semua sakit yang jay rasakan.

hatinya sangat sakit mengatahui fakta bahwa selama ini jungwon membohongi dirinya. jay malu pada dirinya sendiri, malu terhadap kedua orang tuanya. juga malu terhadap semua orang di dunia ini.

semua manusia punya perasaan. jay pun begitu, walaupun ia tipe orang yang jarang sekali menunjukkan perasaannya secara langsung. tapi kali ini jay benar benar tidak bisa lagi menyembunyikan rasa kecewa dan sakit hatinya. terlepas dari semua itu, satu hal yang tidak bisa jay pungkiri, dia sudah memberi sepenuh hatinya pada jungwon.

kini sang surya sudah mulai menampakkan diri. jungwon dengan tubuh polos tanpa seutas tali dibalik selimutnya mulai menggeliat, kala dirinya mulai tersadar dari tidurnya. dan seperti biasa jay sudah tidak ada di sebelahnya. mungkin sudah berangkat kerja, pikir jungwon.

dengan kepala yang saat pusing, jungwon tetap memaksakan dirinya untuk bangkit dan duduk. mungkin efek dari minuman beralkohol semalam, kepalanya jadi sangat sakit seperti ini.

matanya perlahan ia buka. melihat keadaan kamar yang begitu berantakan, membuat kepalanya semakin pusing memikirakan situasi apa yang terjadi tadi malam. seingatnya, kemarin jungwon masih berada di kampus. ia masih sangat ingat saat taehyun dan beomgyu memaksanya untuk minum.

dan setelah itu jungwon benar benar lupa. namun, sepersekian detik setelah pemikirannya itu, mata indah laki laki manis yang masih tergulung selimut ini terbelak. dengan cepat ia menyingkap selimut besar yang membungkus tubuhnya.

"hah??"

kepala nya menggeleng tidak percaya saat menyadari tubuhnya telanjang bulat. tangannya kembali mengangkat selimut, kemudian ia dorong hingga jatuh ke lantai.

melihat kasur yang begitu kotor akan kegiatan mereka malam kemarin, membuat jungwon menggelengkan kepalanya tidak percaya. jungwon memaksa otaknya untuk mengingat kejadian apa yang terjadi lagi setelah ia minum.

bayangan samar terlintas, mengingat jay yang berada diatas tubuhnya dengan keadaan sangat marah. ah, jungwon tahu semua ini pasti akan terjadi.

dengan menahan semua rasa sakit pada bagian bawahnya. cepat-cepat jungwon mengambil pakaiannya yang berserakan. tapi sayang, kemejanya ternyata robek. jadi laki laki manis itu segera berlari menuju lemari untuk mencari pakaian bersih lainnya yang tentu lebih layak ia gunakan.

setelah berpakaian lengkap jungwon langsung mencari cari handphone miliknya yang ternyata berada tidak jauh dari pintu kamar. mungkin semalam terjatuh.

"please, angkat kak," gumam jungwon. kuku pada jemari tangannya ia gigit menunjukkan dengan jelas kalau laki laki berlesung pipi ini sedang cemas. lebih tepatnya ketakutan.

"angkat, please angkat,"

nihil. sayang seribu sayang. panggilan itu sama sekali tidak diterima oleh calon penerima. bahkan, panggilan itu sengaja dimatikan.

merasa jay memang tidak ingin menerima panggilannya, jungwon segera menghubungi telepon kantor. berharap bisa berbicara dengan suaminya. jungwon harus menjelaskan semua kesalahannya, ia tidak mau kalau jay salah sangka. tapi, mau salah sangka bagaimana lagi. bukannya sudah jelas kalau selama ini jay ditipu.

the truth untold Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang