15

3K 412 77
                                    

A/N jangan lupa vote dan komen🤍
double up deh hari ini
dan ini gak banyak konflik

(ノ>ω<)ノ

malam ini menjadi bukti atas pemikiran jay beberapa jam yang lalu. kecanggungan. ah, benar benar mengganggu. jay tidak suka dengan suasana canggung seperti ini.

jungwon juga, ia ingin sekali memulai pembicaraan. tapi, rasanya keadaan tidak mendukung keinginannya.

jungwon sudah selesai dengan semua urusan mandinya, begitu pula jay. keduanya pura pura sibuk dengan handphone masing masing. padahal tidak ada pesan masuk ataupun sesuatu yang menarik disana.

"em.. mau makan?" tanya jay tiba tiba. jungwon sontak mendongkak kearah jay.

"gak laper," tuhkan. habis, hanya segitu percakapan keduanya. benar benar canggung. jungwon mematikan handphone miliknya dan bangit dari kasur. dan ternyata jay melakukan hal yang sama.

membuat keduanya kikuk saling tatap. "a-aku mau nyari minum," kata jay. "ah.. aku mau.. mau cuci muka," kata jungwon juga.

padahal baru selesai mandi, mau cuci muka ngapain lagi won. terlihat sekali kecanggungan antara keduanya. tidak mau membuat keadaan semakin canggung jungwon segera masuk kedalam kamar mandi. jay pun kini sudah keluar kamar, menuju kearah dapur.

saat jay kembali jungwon sudah berbaring pada kasur dengan memunggungi tempat jay. laki laki yang lebih dewasa itu kemudian ikut naik keatas kasur. memunggungi jungwon pula.

keduanya memang lelah, tapi entah kenapa matanya mereka tidak mendukung untuk tidur.

"udah tidur?" ucap jay tiba tiba. padahal ia juga tahu kalau jungwon belum tidur, karena laki laki itu beberapa kali berganti posisi tidur.

"gak bisa tidur. rasanya aneh, padahal capek banget,"

jay kemudian membalikkan tubuhnya menghadap kearah jungwon yang masih membelakanginya.

"won," panggil jay.

membuat jungwon juga terpaksa membalikkan posisi tidurnya menghadap jay. tatapan mata mereka bertemu.

"hm?"

helaan nafas panjang terdengar, sebelum jay berbicara. "makasih udah dateng disaat yang tepat. walaupun pertemuan kita terkesan terjadi karena ketidaksengajaan. tapi—" jay menggantung kalimatnya.

"tapi?" jungwon menunggu lanjutan dari kalimat itu.

"aku gak pernah nyesel kenal kamu. aku merasa tuhan sangat baik, sampe tiba tiba ngirim kamu dalam hidup aku," lanjutnya. pipi jungwon memerah mendengar ungkapan jay entah itu memang jujur dari hatinya atau hanya sekedar ingin membuatnya senang.

tapi, jungwon mengucapkan selamat pada jay. karena berhasil membuatnya serasa dibawa terbang.

"jay," kini jungwon yang memanggil.

"kak," ralat jay.

"iya maksudnya kak, aku berharap kamu gak menarik kata kata tadi,"

jay menggeleng yakin. "gak akan. apapun yang terjadi," ucapnya dilanjuti dengan senyuman teduh. tangan jay menarik tangan kanan jungwon untuk digenggam.

"aku harap demikian," sahut jungwon teramat pelan. bahkan jay mungkin saja tidak mendengarnya.

"sekarang tidur ya," jay mengecup lama tangan kanan jungwon. "good night baby J," katanya lagi sambil mengelus perut jungwon yang masih rata. dan akan terus begitu untuk beberapa masa kedepan.

kini jay sudah tertidur. sedangkan jungwon masih terjaga. posisi mereka masih berhadapan. tanpa sepengetahuan jay, jungwon menangis dalam diam. air matanya menetes.

the truth untold Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang