13

2.9K 450 55
                                    

A/N mohon maaf tadi jari kepleset😭
yang udah baca, selamat! anggap kalian baca jalur VIP
jangan lupa vote dan komen🤍

(ノ>ω<)ノ

hari ini jay sudah membuat janji untuk fitting dengan salah satu butik kenalan mamanya. kenalannya juga, jay juga kenal dengan pemilik butik itu. padahal janjinya pukul 2 siang, tapi jay sudah berada dirumah jungwon sejak jam 10 pagi. katanya pendekatan pada calon mertua.

"nih coba kamu liat jay, anak ini kelebihan pipi dari baru lahir," kata mama jungwon menunjuk foto kecil jungwon saat baru berusia satu bulan.

jay terkekeh sambil menoleh kearah jungwon yang mengerucutkan bibirnya gemas. "nih masih ada sampe sekarang ma," sahut jay sambil menusuk nusuk pipi jungwon.

"kalo ini pas baru cabut gigi. ompong nih kamu won," kata mamanya lagi sambil tertawa. jay juga tertawa melihat ekspresi ngambek jungwon.

"ish.. mama udah dong. malu tau," protes jungwon sambil berusaha menutup album foto itu. namun dengan sigap jay mengunci tangan laki laki disampingnya itu. "malu kak," ucap jungwon lagi pada jay dengan bibir yang dikerucutkan lucu.

kalau saja tidak ada calon mertuanya disana, mungkin sudah jay kecup bibir merah itu.

"biasanya juga kamu malu maluin," celetuk papa jungwon yang datang dari arah dapur dengan membawa secangkir kopi ditangan kanannya.

"gimana perusahan papi kamu jay? lancar?"

"lancar kok pa," sahut jay pada calon papa mertua.

"papi kamu itu dulu temen papa waktu masih main kelereng. tiba tiba pas lulus sma ngilang, denger denger katanya pindah ke amrik. udah gitu papa gak pernah denger kabarnya lagi," curhat papa jungwon yang kini duduk di sebelah istrinya.

jay cuma manggut manggut, bingung juga harus menjawab apa. "kamu juga bukannya udah mau lulus kuliah ya?" tanya papa jungwon lagi.

"iya pa, tinggql wisuda aja. minggu depan juga mau magang di kantor papa,"

"nih liat won. anak orang kaya gini aja mulai semua dari bawah. padahal tinggal minta jabatan dari papinya bisa langsung jadi CEO. lah kamu?" ujar papa jungwon pada anaknya membangga banggakan jay. sedangkan jungwon cuma mengikuti mimik wajah papanya saat berbicara.

"lih kimi?" ikut jungwon pelan tentu dengan gaya julid khas dirinya. jay masih dapat mendengarnya.

mukanya ya memang sedikit ngeselin. tidak, sangat ngeselin.

"ini anak emang ya. jay kalo dia nakal sentil aja jidatnya," balas papa jungwon bercanda. sebenarnya papa nya memang humoris, tapi kalau saat serius bisa serius sekali seperti ingin memakan orang.

"nanti aku sentil balik ginjal papa,"

jay hanya tertawa melihat pertengkaran ayah dan anak itu. terlihat dengan jelas keluarga mereka begitu dekat. iri rasanya. jay juga ingin punya keluarga yang selalu ada, tidak selalu sibuk dengan urusan kantor.

tapi tenang jay, sebentar lagi kalian jadi keluarga kok.

"udah mau jam 12, jadi gak kak?" tanya jungwon pada jay. sebenarnya ia sengaja menanyakan hal itu, agar keluarganya tidak semakin membuka kartu. bisa hilang harga diri jungwon lama lama.

"yaudah ayo. ma, pa, jungwonnya jay angkut dulu ya," pamit jay bercanda.

"angkut aja, nanti kalo ketemu tempat pembuangan akhir, jangan lupa tinggalin," sahut papanya. jungwon hanya mengulurkan lidahnya mengejek sang papa.

"babay anak punguuuut," seru papa jungwon bercanda lagi.

tentu membuat jungwon berteriak, "babay aki aki!"

the truth untold Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang