Siebzehn

386 68 29
                                    

Felix pergi ketika mengetahui Minho dan Sana telah datang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Felix pergi ketika mengetahui Minho dan Sana telah datang. Ia berdalih bahwa ada janji dengan keluarganya sehingga harus pulang sekarang. Padahal ia hanya tidak mau melihat tingkah bodoh sahabatnya saat ini. Ia bisa malu sendiri.

Sedangkan Jisung saat ini sedang berusaha membuat skenario apa saja yang bisa katakan jika nanti Minho atau Sana mengajukan pertanyaan.

"Jisung? Ada tamu nih!" Brian membuka pintu kamar Jisung untuk menpersilakan Minho dan Sana masuk ke dalam.

"Jisung? Gimana keadaannya sekarang? Katanya sakit." Sana duduk di tepi ranjang. Layaknya seorang dokter yang sedang memeriksa pasien, Sana membawa beberapa alat sederhana seperti tensimeter dan termometer.

"Udah gapapa kok, Mba. Semalam pusing sama mual aja," jawab Jisung.

"Bisa tidur semalam? Udah makan sekarang?"

Jisung mengangguk lemah. "Bisa kok Mba, barusan makan kue dibeliin sama Felix."

"Mba juga bawa makanan tapi masakan sendiri, nanti dimakan ya? Atau mau makan sekarang?"

"Sekarang aja deh, San. Dia dari pagi belum ada makan berat. Gue ambilin deh makanannya di bawah," kata Brian.

"Gue aja yang siapin, Bri." Sana bangkit berdiri.

"Ya udah yuk ke bawah, gue sekalian mau buatin dia susu hangat."

Jangan tinggalin gueeeeeeeee!

Terlambat, Sana dan Brian sudah pergi meninggalkan kamar Jisung. Minho yang sedari tadi diam kini duduk di tepi ranjang. Matanya menyorot Jisung penuh selidik.

"Nyakit ya lo?"

Jisung menaikkan selimutnya hingga wajah. "Sakit beneran."

Hening.

"Semalam ke mana aja lo sama Juyeon?" tanya Minho setelah ia diam untuk beberapa menit.

"Gak ada ke mana."

"Ngapain aja sama dia?"

"Gak ngapa-ngapain."

"Kenapa lo malah pulang sama dia? Padahal gue yang ngajak lo ke sana."

Nada bicara tak menyenangkan dari Minho membuat Jisung takut. Ia tidak berani membuka selimutnya, apalagi menatap wajah Minho yang pastinya sangat menyeramkan.

"Jawab pertanyaan gue, Ji. Kenapa lo sama dia? Lo gak pamit pulang sama gue dan malah Kevin yang bilang ke gue. Sesakit itu lo sampai gak bisa minta tolong ke gue buat anter lo pulang?"

Iya kak, sesakit itu gue ngeliat lo semalam.

"Gue udah mual sama pusing banget semalam, Kak."

Kening Minho berkerut. Ada sesuatu yang aneh dalam pendengarannya tetapi ia tidak tahu apa itu.

Suara decakan terdengar dari bibir Minho. "Gue marah loh, Ji."

BUCKET LIST (Discontinued)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang