Sechs

389 63 12
                                        

Haiiiii! I'm back!
Enjoy the story, jangan lupa berikan feedback berupa comment dan vote💖

Haiiiii! I'm back!Enjoy the story, jangan lupa berikan feedback berupa comment dan vote💖

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"INI SIAPA?!"

"Soonie?"

"SALAH!"

"Dori?"

"SALAH!"

"Huaaaaaaa aku gak inget ini siapa namanya, Kak!" rengek Jisung ketika dirinya dites oleh Minho.

"Coba lagi! Tadi kan gue udah ngenalin mereka!"

"Ya gimana mau bedain, Kak? Ini dua kucingnya kembar gini!"

"Gak kembar! Coba diliat dengan seksama!"

Niat awalnya ingin bersantai, Jisung malah mendapatkan tes dadakan dari Minho sebagai bukti bahwa dirinya memang suka dengannya. Tes macam apa ini, Lee Minho?

Jisung benar-benar tidak bisa membedakan Soonie dan Doongie karena mereka berdua terlihat sama, padahal Minho sudah mengatakan bahwa cara termudah membedakan mereka hanya tinggal melihat hidung karena corak warna hidung mereka berbeda.

"Kenapa aku harus hapal mereka sih, Kak?"

"Katanya lo suka sama gue, harusnya lo tau dong!"

Tidak habis pikir dengan konsep Minho, Jisung yang mulai kesal pun beranjak dari kamar kucing. "Ogah ah! Aku mau masak aja sekarang."

"Ji!" Minho membuntuti Jisung yang keluar dari kamar.

"Jangan buat aku ngambek ya, Kak!"

"Kalau lo ngambek kan tinggal gue usir dari rumah," kata Minho.

Jisung menoleh ke belakang, menatap Minho dengan tatapan kesal. Tetapi, ia juga tidak mau diusir dari rumah ini. "Dapurnya di mana?"

"Sini ikut gue," kata Minho sambil menarik pergelangan tangan Jisung agar mengikutinya. "Kalau gak gue gandeng ntar lo ilang lagi di rumah gue."

"Salahin rumahnya gede kayak lapangan bola gini," balas Jisung.

"Noh sana salahin bokap gue karna beli rumah yang desainnya kayak labirin gini!"

Jisung pun diam. Ia hanya masih kesal dengan tes dadakan barusan. Memangnya suka dengan seseorang harus hapal sampai nama kucing-kucingnya?

Langkah mereka berhenti di ruang makan dan dapur yang menjadi satu. Sebagai pemilik rumah, Minho menunjukkan di mana saja peralatan dapur dan bahan masak yang bisa Jisung gunakan.

"Terus Kak Minho fungsinya apa di sini?"

"Pajangan," jawabnya.

Lagi-lagi Jisung cemberut. "Bantu dikit kek! Masa cuma diem jadi pajangan terus tinggal makan doang!"

Bisa dibayangkan seorang Han Jisung mengomel dengan pose berkacak pinggang sambil membawa spatula dan menunjuk-nunjuk Minho dengan alat itu? Persis seperti seorang suami rumah tangga yang sebal karena suaminya pulang kantor terlambat.

BUCKET LIST (Discontinued)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang