"Ji, harus banget ya gue jam segini ke rumah lo?" gerutu Minho ketika Jisung baru saja masuk ke dalam mobil.
"Bahan masak di kulkas aku habis, Kak. Jadi kita ke pasar dulu ya?"
"Hoammm...."
Minho menguap. Kedua matanya masih tampak memerah karena Jisung meminta Minho datang pukul lima subuh. Padahal Minho sudah menawarkan untuk membeli bahan makanan di supermarket yang buka pukul delapan saja, tetapi Jisung bersikeras untuk belanja di pasar saja. Pagi ini Jisung mengajak Minho untuk memasak guna menyelesaikan daftar nomor satunya, membuat sarapan bersama.
Lokasi pasar hanya memakan waktu sekitar sepuluh menit dari rumah Jisung. Ketika sampai, keadaan pasar sudah sangat ramai. Minho pun terheran-heran karena dirinya memang tidak pernah pergi ke pasar.
"Serame ini, Ji?"
"Iya, pasar kan emang rame, Kak. Kalau sepi ya kuburan."
"Lo jangan jauh-jauh dari gue, Ji. Nanti kalau ilang gue susah nyari lo."
"Jalan deket aku aja."
Dua insan ini mulai menyusuri pasar. Jalanan becek dan aroma tak sedap adalah hal baru bagi Minho. Dirinya berusaha terus mengikuti Jisung yang berjalan dengan lincah, seakan-akan dirinya sangat paham peta pasar ini.
Mereka berdua sampai di seorang penjual langganan Jisung. Ibu paruh baya itu menyambut Jisung dengan hangat dan menanyakan kabarnya.
"Itu siapa yang bareng Jisung?" tanya Ibu penjual.
Jisung menoleh ke Minho yang hanya senyum-senyum sendiri. "Temen, Bu."
"Ah, masa cuma temen? Calonnya Jisung ya?" goda Ibu itu membuat Jisung jadi salah tingkah, sedangkan senyum Minho mulai pudar.
"Udah udah, Bu. Ini berapa totalannya semua?" tanya Jisung. Hawa tak enak sudah ia rasakan dari Minho, karena itu ia harus bertindak segera sebelum Ibu penjual berkata yang tidak-tidak.
Transaksi jual beli antara Jisung dan penjual itu selesai. Masih ada satu penjual lagi yang harus Jisung datangi, yaitu yang menjual ayam dan ikan-ikanan. Lagi-lagi Minho harus menghadapi aroma amis dan khas laut dari bagian pasar kali ini.
Besok-besok, Minho akan banting setir menuju supermarket jika Jisung memintanya untuk berbelanja. Pasar bukanlah tempat yang Minho sukai.
Tidak butuh waktu yang lama, Jisung selesai membeli ayam, udang, dan beberapa jenis ikan. Entah ikan apa itu, Minho tidak peduli. Ia hanya ingin Jisung cepat selesai dan mereka bisa pulang ke rumah Jisung.
"Maaf ya, Kak," celetuk Jisung saat perjalanan pulang.
Minho menoleh sekilas. "Kenapa?"
"Kakak gak nyaman ya di pasar tadi? Aku juga tadi kayaknya kelamaan belanjanya. Maaf ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
BUCKET LIST (Discontinued)
FanfictionJisung hanya memiliki waktu beberapa minggu untuk menghabiskan waktu bersama Minho, sebelum ia benar-benar bertekad melupakannya. ⚠️Disclaimer: MOHON BACA WARNING DI PART AWAL⚠️