Zwölf

414 62 12
                                    

"Ji, lo nangis gak jelas cuma karna anime?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ji, lo nangis gak jelas cuma karna anime?"

Buk!

Jisung melempar bantal ke arah wajah Minho. "S-sedih tau!"

Sabar Min, batin Minho.

Ya, Jisung yang sedang dalam keadaan setengah mabuk ini tidak mau tidur. Ia memilih untuk menonton sebuah anime berjudul Your Lie In April yang katanya belum sempat menyelesaikan karena terhalang tugas kampus.

Dan di sinilah Minho berakhir, menyaksikan seorang Jisung menangis tersedu-sedu hingga menghabiskan setengah kotak tisu milik hotel hanya untuk mengusap air mata dan juga cairan bening yang keluar dari hidungnya.

"Ji, sekarang udah mau jam lima pagi, lo gak ngantuk apa?"

Jisung menggelengkan kepalanya.

Meski tengah malam Jisung sempat teler, tetapi lama-kelamaan dirinya berangsur membaik. Bahkan matanya terasa sangat segar. Padahal biasanya Jisung akan segera tidur setelah puas meminum alkohol.

"Tidur, Ji, katanya mau renang nanti pagi."

"Oh iya...." Jisung melirik jam dinding, kemudian melihat layar iPad. Ia benar-benar lupa dengan rencana dirinya yang akan mencoba kolam renang baru di hotel ini. "Nanggung lagi sembilan menit."

Minho hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah Jisung. Tapi herannya lagi, ia sendiri tidak mau tidur meninggalkan Jisung, malah ikut menonton diam-diam dari belakang. Padahal mengerti jalan ceritanya saja tidak.

Selang beberapa menit, Jisung mematikan iPad miliknya. Ia meletakkan benda kotak tersebut di atas nakas. Minho yang memang sudah menantikan waktu tidur pun segera mematikan lampu. Ia menarik selimut hingga dada lalu memejamkan matanya.

"Loh?"

Mata kiri Minho terbuka. "Apa?"

"Kalau Kak Minho tidur di situ, aku di mana?"

"Di sini lah, emang lo mau tidur di sofa?" Minho menunjuk tempat kosong di sebelahnya. "Gak usah sok-sok nolak, kita udah pernah tidur satu ranjang."

Tubuh Jisung lemas. Jika yang pertama ia tidak menghiraukan fakta mereka tidur seranjang karena ketakutan, maka kali ini berbeda. Jisung sadar sepenuhnya dan sedang dalam keadaan biasa-biasa saja. Jantungnya sudah berdegup kencang tidak karuan.

Tetapi, namanya rejeki tidak mungkin ia tolak. Perlahan Jisung menempatkan dirinya di samping Minho yang sudah lebih dulu tidur. Karena takut jika ia menyentuh hal yang tidak-tidak, Jisung tidak menggunakan selimut yang sama seperti Minho. Lagi pula ia juga orang yang tahan dingin jadi tidak masalah jika tidur tanpa selimut.

Mereka berdua tidur dalam posisi terlentang, wajah menghadap langit-langit kamar. Sebenarnya Jisung tidak bisa tidur karena rasa kantuknya sudah lama hilang.

BUCKET LIST (Discontinued)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang