"Kan udah dibilang, gue nggak mau."
Bel pulang sudah berdering sejak tadi tapi Choi Yena tertahan di dalam kelas; duduk menumpangkan kaki dengan punggung bersandar pada sandaran kursi dan tangan bersidekap, sambil pura-pura mengamati kuku-kuku jari yang lucu. Gayanya sudah persis seperti tokoh antagonis yang angkuh di dalam drama kesukaan Nayeon.
Pemuda berwajah tampan nan menggemaskan di depannya, nyengir lucu. Menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Tapi kan gue juga udah bilang, kalo gue pingin jalan sama lo pulang sekolah ini. Hehe."
Dasar bebal, Jaebum menggerutu dalam hati. Mengibaskan rambut panjangnya dan mendengus keras-keras. Sejak pagi tadi, pemuda bernama Kim Yohan itu ngotot ngajak jalan sepulang sekolah.
Bukan apa-apa, sih. Jaebum cuma malas saja meladeni pemuda tanggung yang suka modusㅡmeski ia di dalam tubuh Yena sekarang. Jaebum juga malas membayangkan Choi Yena berkencan dengan pemuda lain, apalagi yang modelan begini. Choi Yena itu manja dan kekanakan, jadi lebih pantas kalau bersanding dengan pria dewasa yang baik hati dan bisa menjaganya. Pria yang seperti diriㅡ
"Pokoknya nggak mau!" Jaebum tanpa sadar berseru, berusaha mengalihkan pemikirannya sendiri yang mulai melantur. Sepertinya berada di dalam tubuh Yena membuatnya jadi agak aneh.
"Galak banget sih, Neng." Kata Yohan, cemberut dengan bibir mengerucut. Membuat Jaebum mendelik tajam. Kenapa pula sekarang kelas sudah sepi dan Yuqi serta Hyewon kabur begitu saja tanpa mencoba membantunya? Teman macam apa itu, hah? Ia akan bilang pada Yena untuk menjaga jarak dengan dua gadis itu nanti!
"Lo bebal." Kata Jaebum. Masih mendelikㅡsama sekali tidak sadar kalau tingkahnya itu membuat Choi Yena justru semakin tampak menggemaskan. "Dibilang nggak mau ya nggak mau. Maksa banget. Gue kasih tau ya, cowok yang memaksakan kehendaknya itu sama sekali nggak keren. Justru keliatan kayak bayi. Kalo mau jadi cowok keren, bersikaplah dewasa! Kalem, berpikiran terbuka, dan jago olahraga."
Mengabaikan Kim Yohan yang mengerjap antara bingung dan takjub, Jaebum meraih tas Yena dan melenggang keluar dari kelas. Mengibaskan sekali lagi rambutnya dan menyeringai lebar. Oke, batin Jaebum. Ia sudah berhasil menyingkirkan serangga yang berusaha merebutㅡah, maksudnya, berusaha berbuat tidak baik pada Choi Yena.
Sebenarnya Jinyoung mengiriminya pesan tadi, bilang kalau ia harus menunggu karena pria itu hendak menjemputnya. Tapi Jaebum menolak, berkata kalau ia akan pulang naik bus saja. Bersama Pak Jaebum. Dan ketika melangkah keluar dari area SMA Hwallim, Jaebum mendapati Pak Jaebum duduk di halte dekat sekolah. Memasang wajah sok keren dengan kedua tangan tersimpan di dalam saku celana olahraga dan duduk ala model. Entah apa yang terjadi pada tubuhnya selama Yena berada di dalam sana, yang jelas gadis itu tidak berusaha bersikap seperti Pak Jaebum sungguhan.
"Ngapain kamu?" Jaebum mengambil tempat untuk duduk di sebelah sosok jangkung dan tampan itu. Mendengus pelan. Menyenggol pelan lengannya. "Jangan kayak gitu. Dari sana keliatannya alay banget."
Yena meliriknya, melempar seringaian yang seumur-umur belum pernah Jaebum lihat. "Selamat siang, Choi Yena. Kamu manis sekali hari iniㅡ"
"Ngapain, sih!?" Hardik Jaebum, memukul bahu Yena pelan.
"Aduh!" Yena nyengir, mengusap-usap bahunya. "Bercanda doang kali, Pak. Saya lagi menghayati peran sebagai guru keren."
"Nggak usah sok keren juga saya udah keren." Sahut Jaebum. Menyilangkan kakinya dan bersidekap. Yena mengerucutkan bibir, menggerutu pelan.
Sekarang sudah lewat lima belas menit sejak waktu pulang sekolah dan halte sepi. Hanya ada mereka berdua, duduk bersisian dan diam menatap jalanan. Sudah seperti dua tokoh utama dalam komik romantis tentang guru dan murid yang biasa dibaca para cewek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boom! (JB x Yena)
RandomBagaimana jadinya kalau mendadak kau bertukar jiwa dengan gurumu sendiri? Dan terlibat serangkaian kejadian aneh di luar akal sehat? _____ "Kyaa! Pak Jaebum!" "Tolong jangan teriak dengan ekspresi begitu saat di dalam tubuh saya. Kesannya menggelika...