Potong bebek angsa, masak di kuali~
Naksir udah lama, pingin kawin lari~
Kawin di sana, kawin di sini~
HAHAHAHAHAHA~Rasanya kepala Jaebum bakal pecah kalau Yena terus-terusan nyanyi tidak jelas sambil goyang-goyang seperti lintah ditabur garam. Bayangkan saja seorang pria usia tiga puluh tahun meliuk-liukkan tubuh atletisnya seperti ombak di atas sofa sambil monyong-monyongin bibir berusaha terlihat seksi. Belum lagi saat mendadak Im Jaebumㅡmasih menggeliat di atas sofa dengan bibir mirip ikan lohanㅡmelepas jaket olahraganya dengan gerakan menggoda.
Jaebum mendelik. Buru-buru meraih kerah jaket yang dikenakan Yena dan menariknya turun dari sofa. Membaringkannya paksa ke atas furnitur itu meski Yena memberontak beberapa kali sebelum akhirnya tenang. Menghela napas panjang seolah beban berat jatuh ke pundaknya, Jaebum melirik Jinyoung yang sejak tadi sudah tergeletak tak sadarkan diri di lantai. Sial sekali. Memang harusnya ia mencegah dua orang itu mabuk.
"Dasar." gerutu Jaebum. Mendudukkan diri di dekat kaki panjang Jaebum dan menatap wajah tampan mempesona itu. Memperhatikan Choi Yena komat-kamit dengan kening berkerut.
"Kangen Papa-Mama..." begitu katanya. Lantas merengek-rengek. "Kangen Lisa!"
Duar!
Gadis jangkung dengan poni selurus jalan tol muncul tiba-tiba dan Jaebum sudah tidak terkejut lagi. Melirik datar pada Lisa yang melambaikan tangan sok akrab sambil tersenyum lebar sampai deretan giginya terlihat.
"Halo, manusia-manusia fana!" sapa Lisa. Jaebum cuma menghela napas. Yena bergeming mulai tak sadarkan diri. "Ada apa, nih?"
"Nggak papa. Salah manggil. Dia mabuk." kata Jaebum. Mengedikkan dagu ke arah Im Jaebum.
"Kalo dia kenapa? Meninggal?" Lisa menunjuk Jinyoung di lantai.
"Cek aja sendiri." sahut Jaebum malas. "Kalo kamu bisa, tolong dong bawain dia ke kamar. Yang pintu cat coklat."
Lisa, yang berjengit kaget setelah mengetahui bahwa Jinyoung masih hidup, terkekeh pelan sebelum kemudian melakukan gerakan dengan tangannya. Seketika tubuh Jinyoung melayang secara ajaib. Jaebum sempat terkagum-kagum sebelum ingat kalau Lisa adalah penyihir.
"Gimana perkembangannya?" mengalihkan tatapan dari Yena yang terlelap damai, Jaebum melirik Lisa yang kembali dari kamar Jinyoung sembari menepukkan kedua tangannya seolah menghalau debu.
"Jinyoung Park, ya?" Lisa mengusap dagunya pelan. "Cukup sulit, sih. Beberapa kali udah hampir ketangkep tapi jago banget kaburnya. Kita agak kewalahanㅡtapi udah mengerahkan pasukan terbaik, kok!" gadis itu menambahkan cepat-cepat saat Choi Yena menyipitkan mata sinis. "Tenang aja. Kalian bakal secepatnya kembali ke tubuh masing-masing."
Kembali ke tubuh masing-masing.
Tatapan Jaebum sekali lagi terpaku pada sosok maskulin yang tengah berbaring di sofa. Ia memang berharap mereka bisa kembali ke tubuh masing-masing secepat mungkin karena pertukaran ini agak menghambat pekerjaannya. Tapi setelah itu... bagaimana? Apa yang akan terjadi setelah mereka kembali ke tubuh masing-masing dan semua kejadian tak masuk akal ini selesai? Apa mereka masih bisa seperti ini? Masih bisa sedekat ini?
Pria itu berpikir terlalu lama. Bahkan tidak menyadari Lisa yang mengulum senyum penuh makna dan menghilang dengan suara duar keras, memberi mereka privasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boom! (JB x Yena)
RandomBagaimana jadinya kalau mendadak kau bertukar jiwa dengan gurumu sendiri? Dan terlibat serangkaian kejadian aneh di luar akal sehat? _____ "Kyaa! Pak Jaebum!" "Tolong jangan teriak dengan ekspresi begitu saat di dalam tubuh saya. Kesannya menggelika...