Choi Yena menghela napas. Menutup laman berita online yang dibacanya tadi dengan perasaan ngeri. Dua hari sudah terlewat dan pencarian Jo Yuri belum ada kemajuan sementara di waktu luang, ia menghabiskan waktu untuk mencaritahu tentang berita besar sepuluh tahun lalu. Sampai sekarang, polisi belum menemukan Bae Joohyun dan Kwon Eunbi. Tetapi yang lebih menyedihkan, bahkan meski sepuluh tahun sudah terlewat, orangtua mereka belum patah semangat mencariㅡmasih menyebarkan brosur dan selebaran tentang mereka. Percaya bahwa mereka masih hidup.
Yah. Yena jadi ingat ketika tidak sengaja melihat ibu Jo Yuri saat pulang sekolah kemarin; melamun di depan jendela dengan wajah pucat dan mata sembap. Kasihan sekali.
"Dek." Suara itu membuat Yena mendongak dari ponselnya dan menatap Park Jinyoung. "Sarapannya cepet dihabisin. Terus Om anter. Nanti kamu telat."
Gadis manis itu mengangguk pelan. Menaruh ponselnya dan menghabiskan roti panggang serta susu yang dibuatkan Om Jin lantas bangkit dan menyandang tas.
Karena kejadian ngeri tempo hari, di mana penampakan kakek misterius itu menghantuinya (dan juga entah kenapa Yena jadi takut kemana-mana sendirian), ia merengek pada Jinyoung dan Seungyoun agar diantar-jemput. Seungyoun sempat mendebatnya panjang lebar tapi beruntung Om Jinyoung lebih bijak dan memahami kalau kasus menghilangnya Jo Yuri cukup membuat Yena takut.
"Nanti pulangnya jangan malem-malem." Kata Jinyoung saaat mobil yang mereka naiki berhenti di depan gerbang SMA Hwallim.
Yena mengerutkan hidung. "Adek ada latian dance, Om. Pulang sekitar jam sembilan kayaknya."
"Yaudah. Nanti kabarin Om aja, apa abangmu." Jinyoung mengangguk. "Jangan keluyuran kalo belum dijemput. Jangan lupa kabarin mama sama papa kamu. Jangan mau diajak orang asing apalagi kalo dikasih permenㅡ"
"Om!" Sela Yena kesal. Menggembungkan pipi pada Jinyoung yang nyengir ganteng. "Adek bukan bocah SD!"
Berkata begitu, Yena melambaikan tangan sekilas. Melompat turun dari mobil dan berlari kecil melintasi halaman sekolah yang luas.
Suasana sekolah masih seperti biasa. Satu-dua murid sesekali membicarakan perihal Jo Yuri. Tapi tidak ada yang segelisah Yena. Bahkan mungkin tidak ada yang terlalu peduli apakah kasus Jo Yuri ada kaitannya dengan kasus sepuluh tahun lalu.
Ia berpapasan dengan Pak Jaebum di pintu masuk. Berjengit pelan, sebelum kemudian membungkukkan tubuh sopan berusaha bersikap biasaㅡyang dibalas acuh tak acuh oleh guru muda itu. Kemarin Pak Jaebum, sekali lagi, berkata kalau mereka harus merahasiakan apa yang mereka lihat. Yah, lagipula bercerita pun belum tentu ada yang percaya.
"Woy!"
"Ehㅡayam! Ayam!"
Yena terlonjak latah saat bahunya ditepuk keras oleh Hyewon yang sekarang menyeringai lebar. Disusul suara cekikikan Yuqi yang berlari-lari menghampiri mereka di tangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boom! (JB x Yena)
RandomBagaimana jadinya kalau mendadak kau bertukar jiwa dengan gurumu sendiri? Dan terlibat serangkaian kejadian aneh di luar akal sehat? _____ "Kyaa! Pak Jaebum!" "Tolong jangan teriak dengan ekspresi begitu saat di dalam tubuh saya. Kesannya menggelika...