Sekujur tubuhnya sakit dan Jaebum pikir punggungnya patah. Ia berbaring diam di ranjang UKS, menatap langit-langit putih bersih dengan merana sementara tubuhnya dibalut selimut berlapis-lapis dari leher hingga ujung kaki. Melirik, ia menatap Im Jaebum berbaring di ranjang lain dan tampak lebih mengenaskan. Wajah tampannya seperti hendak menangis dan bibirnya manyun-manyun menjijikkan.
Mereka bertukar jiwa lagi. Sial banget.
"Saya nggak tau apa-apa. Sumpah. Saya berdiri mau pesen makan lagi terus tiba-tiba Jihyo nabrak sayaㅡnggak keras tapi kayak abis ditabrak truk mental jauh. Terus tiba-tiba Jihyo nangis-nangis bilang saya jahat dorong-dorong dia!" Yena, yang berada di dalam tubuhnya, bercerita dengan menggebu.
"Dia juga yang nyihir Pak Dongho." Sahut Lisa. Berdiri bersandar di ujung ranjang dengan tangan terlipat di depan dada. "Dia berusaha nyari kesempatan buat nyulik kamu."
"Terus lo diem aja gitu, Lis?" Kata Yena jengkel. "Jihyo aja bisa nyihir Pak Dongho, kok lo diem aja, sih? Nggak becus banget! Harusnya lakuin sesuatu, dong!"
Lisa menghela napas panjang dramatis. Tubuhnya merosot dan jatuh berlutut di atas lantai, tepat di antara ranjang Jaebum dan Yena. Kemudian, dengan wajah memerah seperti hendak menangis, Lisa berujar, "Maafkan aku! Aku memang tidak becus! Aku pantas matiㅡ"
"Tolong," Keluh Jaebum pelan. Menggerakkan lehernya susah payah karena tubuhnya dibungkus selimut. "Jangan berisik dan lebay. Saya pusing banget. Dada saya sakitㅡ"
"Kyaa!" Yena tiba-tiba menjerit, bangkit dan menatap Jaebum kaget. "Dada saya nggak kempes kan, Pak?"
"Berisik."
Sejenak, UKS lengang. Beruntung Nayeon sedang ke kamar mandi.
Mereka bertukar jiwa tepat setelah Yena mencaplok hidung mancungnya dengan ganas. Terpental menabrak bangku-bangku kantin. Dan Pak Dongho, seperti baru tersadar, mengerjap bingung menatap sekitar. Kehebohan terhenti secara mendadak sementara Jihyo berdiri seolah tidak terjadi apa-apa. Bahkan tampaknya, seisi kantin lupa kalau Park Jihyo baru saja berteriak-teriak dramatis menyalahkan Yena. Lisa bilang, Jihyo memang manipulatif dan licik.
Bel masuk berdering nyaring. Jaebum melirik Yena yang menatapnya dengan bibir mengerucut, mengedikkan dagu memberi isyarat padanya untuk segera bangkit dan masuk kelas. Jaebum menghela napas panjang.
"Bisa nggak sih saya nggak usah masuk kelas?" Kata Jaebum malas. "Lisa, izinin dong."
"Nggak bisa gitu dong, Pak!" Seru Yena kesal. Melipat tangan di depan dada dengan bibir mengerucut. "Saya ini siswi baik yang nggak pernah bolos apalagi sampe sok-sokan sakit biar nggak ikut kelas!"
"Tapiㅡ"
"Pak Jaebum harus masuk kelas!" Yena mendelik galak. Dan Jaebum hanya bisa menghela napas kasar. Melepas selimut yang membungkus tubuhnya dan Yena kembali menjerit. Seragamnya sobek di bagian bahu. Compang-camping.
Akhirnya, sudah diputuskan kalau Jaebum harus beristirahat di UKS dan pura-pura sakit. Sementara Lisa menghilang untuk memberitahu Bambam dan Yugyeom dan juga memperketat pengawasan.
Nayeon sendiri sok sibuk dan meninggalkan UKS setelah mengerling Jaebum memintanya menggantikannya sebentar. Yena, yang berada di dalam tubuhnya, hanya mengangguk-angguk dan berkata, "Tenang, Nay. Aku bakal jagain UKS buat kamu. Mau hati kamu aku jagain sekalian?"ㅡyang membuat Nayeon bergidik dan buru-buru kabur.
Tinggallah mereka berdua; berbaring di ranjang masing-masing dan terdiam. Menanti waktu yang tepat untuk bersentuhan dan kembali ke tubuh masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boom! (JB x Yena)
AcakBagaimana jadinya kalau mendadak kau bertukar jiwa dengan gurumu sendiri? Dan terlibat serangkaian kejadian aneh di luar akal sehat? _____ "Kyaa! Pak Jaebum!" "Tolong jangan teriak dengan ekspresi begitu saat di dalam tubuh saya. Kesannya menggelika...