"Ayok! Sekali lagi!"
Hening.
"Sekali lagi!"
Hening.
"SIAL!"
Mereka menghempaskan tubuh ke rerumputan di halaman belakang rumah Yena, mengatur napas yang tersengal diserang panik.
Sekarang baru pukul setengah tujuh. Dan mereka sudah mencoba bersentuhan puluhan kali namun nihil. Mereka tetap tidak bisa kembali ke tubuh masing-masing.
"Lisa!" Seru Yena. Suara duar keras terdengar dan gadis penyihir itu muncul. Terlihat capek dan mengantukㅡtapi matanya langsung melebar melihat Jaebum manyun hendak menangis dan Yena bersidekap dengan raut serius.
Lisa mengerjap. "Kalianㅡ"
"Iya!" sahut Yena segera. Suara baritonnya melengking seperti anak cewek. Menutup wajah dengan kedua tangan. "Kita nggak bisa balik lagi..."
"Kan aku udah bilang, jangan terus-terusan bertukar nantiㅡ"
"Kita baru bertukar satu kali, Lisa." sela Jaebum, menekankan kata satu kali dengan suaranya yang serak-serak imut. "Baru kemarin bertukar lagi gara-gara nggak sengaja. Dan sekarang udah nggak bisa balik lagi. Gimana solusinya?"
Lisa menatap mereka bergantian dengan raut khawatir, lantas menggelengkan kepala seolah tidak tahu dan pasrah. Membuat Jaebum mengerang frustrasi sementara Yena mulai tersedu. "Kalo udah dicoba berkali-kali tetep nggak bisa, berarti pertukaran kalian udah permanen. Kecuali kita nemuin ramuan penawar yang bisa bikin kalian balik lagi seperti semula."
"Yaudah, dong! Kalo gitu, cari Jinyoung Park!" seru Yena di sela isak tangisnya. Lisa melempar tatapan prihatin, mengusap bahu Yena sekaliㅡmengangguk pelan pada Jaebum dan kembali menghilang.
Halaman belakang rumah Yena yang lengang kini dipenuhi isak tangis dari seorang pria dewasa yang mengenakan seragam olahraga dan belum mandi sejak kemarin. Jaebum mengamati itu semua dengan aneh, berpikir kembali kapan terakhir kali ia menangis seperti ituㅡmungkin saat masih remaja. Dan melihat dirinya sesenggukan seperti habis dirampas harta-bendanya, Jaebum agak geli. Memutuskan untuk menepuk-nepuk kepala Yena sembari berjinjit pelan. Yena sekarang lebih tinggi dari dirinya, tentu saja.
"Udah. Nggak papaㅡpara penyihir itu juga lagi berusaha nyari Jinyoung Park, kan? Kita tunggu aja hasilnya. Mereka pasti bakal nangkep Jinyoung Park, kok. Danㅡ"
"Tapi saya bakal kejebak di tubuh Pak Jaebum lama!" sela Yena. Menatapnya dengan sepasang mata sipit yang merah sembap. "Saya bakal jadi bapak-bapak. Huhuhuhu~"
Jaebum merengut kesal. Usapannya berganti jitakan dan Yena mengaduh pelan disela isak tangis. "Kamu pikir saya seneng kejebak di tubuh kecil lemah begini? Nggak enak, tau! Suara saya juga jadi nggak keren sama sekali!" sungut Jaebum. Yang segera menambahkan saat Yena membuka mulut hendak membantah, "Nggak usah bantah! Kita sama-sama di posisi yang nggak diuntungkan dan sama-sama sulit. Untuk saat ini, kita harusnya mikir gimana caranya bisa menjalani hidup dengan berada di tubuh orang lain, bukannya saling menyalahkan."
Kalimat panjang lebar itu sukses membuat bibir Yena terkatup rapat, menunduk menatap kaki telanjangnya di bawah sana sambil manyun. Jaebum menarik napas dalam-dalam dan mengusap wajah pelan berusaha meredakan kekesalannya yang sempat memuncak. Harusnya Jaebum bisa lebih menguasai diri tapi mereka sama-sama panik dan bingung juga frustrasi. Membayangkan dirinya akan hidup sebagai gadis remaja yang kesehariannya manja sudah membuat Jaebum ingin muntah. Apalagi membayangkan dirinya bermanja-manja dengan Om Jinyoung.

KAMU SEDANG MEMBACA
Boom! (JB x Yena)
RandomBagaimana jadinya kalau mendadak kau bertukar jiwa dengan gurumu sendiri? Dan terlibat serangkaian kejadian aneh di luar akal sehat? _____ "Kyaa! Pak Jaebum!" "Tolong jangan teriak dengan ekspresi begitu saat di dalam tubuh saya. Kesannya menggelika...