"Jihyo aslinya dari mana?"
"Dari rumah."
"Hahaha! Ya ampun! Udah cantik, lucu lagi! Idaman banget, sih~"
Sepeninggal Bu Jeongyeon, harusnya pelajaran musik dimulai. Tapi Pak Seungwoo izin dan memberi tugas pada mereka untuk membuat rangkuman tentang sejarah musik duniaㅡtapi tentu saja tidak dikerjakan. Apalagi sekarang murid-murid kelas 2-B sibuk mengerubungi Park Jihyo yang duduk di barisan belakang seperti semut mengerubungi gula.
Yena bahkan mendengar Joo Haknyeon sempat menggombal dan menggelengkan kepalanya antara takut dan prihatin. Apa Haknyeon tetap akan menggombal kalau tahu Park Jihyo adalah penyihir jahat yang hampir menculiknya tempo hari?
Ia melirik sekilas melalui bahunya. Mendapati Jihyo mengulum senyum ramah dan tidak terlihat risih dikelilingi oleh cowok-cowok jomblo haus perhatian yang mulai sok akrab.
"Jihyo, tau nggak kenapa di langit banyak bintang?" Yena sekarang mendengar Lucas bertanya, yang dijawab gelengan polos dari Jihyo. Lucas nyengirㅡmenyisir rambutnya sok keren dan mendudukkan diri di atas meja Jihyo ala badboy yang tengah menggoda mangsa. "Karena kamu cantik banget."
"Lucas anjing! Nggak nyambung, ogeb!" seruan penuh protes segera terdengar dan seisi kelas gaduh.
Yena menghela napas. Menggigit bibir pelan sembari menatap permukaan mejanya. Kedatangan Park Jihyo amat ganjil (siapa yang mau pindah sekolah di pertengahan semester yang tanggung begini?), tapi seolah tidak ada yang menyadari dan bersikap biasa saja. Ia harus segera memberitahu Jaebum dan Lisa.
"Halo. Boleh kenalan, nggak?" mendadak seseorang mencolek bahunya. Dan ketika menoleh, Park Jihyo sudah berdiri di sebelah mejanya dengan senyum lebar. Meninggalkan kerumunan di belakang sana yang sekarang menatap mereka ingin tahu.
"Ehㅡ" Yena mengerjap antara kaget dan takut. Melirik Yuqi dan Hyewon meminta bantuanㅡtapi kedua temannya itu malah nyengir tidak peka. Ia mengembalikan tatapan sekali lagi pada Jihyo, mendapati senyum ramah di bibir penyihir itu berubah menjadi seringaian. Maka ia terlonjak bangun dari bangkunya dan membelalak. "Gu-gue kebelet pipis!"
"Tuh, liat. Yena yang cewek aja grogi diajak kenalan apalagi kita." Yena masih sempat mendengar Park Jihoon berkomentar sambil cekikikan tapi ia tidak menoleh lagi. Membelokkan langkahnya di koridor yang lengang karena jam pelajaran tengah berlangsung dan berlari menuruni tangga.
Ini Gawat!
"Lisa!"
Duar!ㅡglundung-glundungㅡgubrak!
"Aduh, Yena! Kalo manggil yang bener, dong! Jangan di tangga beginiㅡaku kepleset!" gerutu Lisa yang tadi muncul di bibir anak tangga dan terpeleset, berguling-guling lantas menabrak dinding di bordes dengan tubuh terlipat-lipat. Tapi Yena hanya melewatinya tanpa melirik.
"Jihyo nyamar jadi murid, Lis! Dia dikelasku!" jelas Yena dengan napas terengah. Melompati dua anak tangga terakhir sekaligus dan melintasi koridor menuju gedung olahraga. Lisa sudah mengikutinya.
"Hah? Serius? Gawat!" seru Lisa cemas.
Yena mengangguk sekilas. "Cepetan kasih tau yang lain!" perintahnya, dan Lisa sekali lagi menghilang dengan bunyi duar nyaring.
Pak Jaebum berada di gedung olahraga seperti perkiraannya. Berdiri di depan barisan anak-anak kelas satu berwajah polos, berada dalam posisi seperti duduk dengan dada membusung dan bokong mencuatㅡsedang mencontohkan gerakan squat yang benarㅡketika Yena datang. Pria itu sama sekali tidak menyadari kedatangannya. Suaranya datar ketika menjelaskan, "Ini contoh gerakan yang benar. Nah, sekarangㅡ"

KAMU SEDANG MEMBACA
Boom! (JB x Yena)
CasualeBagaimana jadinya kalau mendadak kau bertukar jiwa dengan gurumu sendiri? Dan terlibat serangkaian kejadian aneh di luar akal sehat? _____ "Kyaa! Pak Jaebum!" "Tolong jangan teriak dengan ekspresi begitu saat di dalam tubuh saya. Kesannya menggelika...