Bruk!
"Aww!"
Clari tanpa sengaja menabrak seseorang sehingga membuatnya terjatuh.
"Ah! Maafkan saya nona! Apa anda tidak apa-apa?!" tanya seseorang. Dia adalah orang yang tanpa sengaja Clari tabrak.
Orang itu segera berdiri dan membantu Clari berdiri.
"Apa anda tidak apa?" tanya orang itu lagi.
"Iya, tidak apa-apa. Saya juga minta maaf, ini sepenuhnya kesalahan saya karna tidak memperhatikan jalan" ucap Clari sambil membungkukkan sedikit badannya sambil minta maaf.
Clari segera membersihkan baju serta jubahnya yang kotor terkena tanah.
"Apa benar anda tidak apa-apa?" tanya orang itu lagi.
"Iya. Saya benar-benar tidak apa-apa" jawab Clari.
"Tapi sepertinya saya mencium bau darah dari anda"
"Apa? Ah itu tidak masalah cuman lutut saya saja yang tergores" ucap Clari. Dia sudah selesai membersihkan bajunya.
"Kalau gitu biarkan saya memeriksanya" ucap orang itu khawatir.
"Tidak perlu. Tidak perlu. Saya baik-baik saja, cuman luka kecil" ucap Clari, dia segera menjauhkan dirinya dari orang itu.
"Anda yakin?"
"Iya saya yakin. Saya bisa menyembuhkannya nanti sendiri"
"Ah benarkah? Baiklah kalau gitu" ucap orang itu sambil tersenyum, tapi bisa dilihat dia masih khawatir.
Clari mengangguk kecil dan ikut tersenyum juga.
"Ah, apa anda juga ke sini untuk melihat festival?" tanya orang itu.
"Ah!" Clari terkejut, dia bingung mau mengatakan apa.
'Apa yang harus aku katakan? Apa aku iyakan saja ya?'
"Iya, saya ke sini untuk melihat festival. Tapi katanya festivalnya di batalkan" ucap Clari mencoba untuk mengatakannya senatural mungkin.
"Iya benar. Ah ngomong-ngomong apa kita boleh berkenalan?"
"Hmm...iya tentu saja" ucap Clari sedikit gugup.
"Perkenalkan aku Vellaro Ferdegal Maladiktus. Aku adalah seorang wearwolf. Kamu bisa memanggilku Vero" ucap Vero sambil mengulurkan tangannya.
"Emm...aku Clarana Reinelia Merliah. Emm...aku seorang penyihir" ucap Clari sedikit gugup, sambil menjabat tangan Vero. Tapi Clari segera melepasnya dengan cepat.
"Ah! Ahaha...iya salam kenal. Emm...kamu biasanya di panggil apa?" tanya Varo, sedikit canggung setelah Clari menarik tangannya dengan cepat.
"Panggil saja Clari"
'Tunggu. Bukan kah seharusnya aku juga merubah nama panggilanku?'
"Ah, tunggu. Kamu bisa memanggilku Ria saja, supaya lebih mudah" ucap Clari.
"Hmm...baik. Ria"
"Ngomong-ngomong, apa kamu sendirian saja di sini?"
"Iya"
"Kenapa? Bukankah itu berbahaya?"
"Aku penyihir pengelana. Aku sudah tinggal di dunia peri hampir satu tahun, dan tidak ada hal buruk yang pernah terjadi" ucap Clari, tapi dia langsung menatap Vero curiga.
"Tunggu. Setauku bukankah peri dan wearwolf tidak terlalu akur?" tanya Clari curiga.
'Dia mencurigakan'
"Emm...itu dulu. Aku kesini juga sebagai salah satu utusan dari kaum ku untuk membangun perdamaian" ucap Vero semakin canggung, ada suasana aneh di antar mereka.
"Ohhh...begitu. Kalau gitu seperti sampai di sini saja ya, aku masih ada yang perlu di urus. Semoga kita bisa bertemu lagi" ucap Clari, dia segera menyudahi perbincangan mereka.
"Ah iya"
"Permisi" ucap Clari. Sebelum dia pergi dia membungkukkan sedikit badannya lagi agar terlihat lebih sopan.
Vero pun ikut membungkukkan badannya juga sedikit. Dan mereka pun berpisah.
'Ada yang aneh dengannya. Dia tidak terlihat seperti seorang penyihir, malahan aku mencium sedikit aroma peri dan mermaid di tubuhnya. Aku juga tidak terlalu melihat wajahnya karna tertutup tudung jubah, yang aku liat sepertinya dia memiliki rambut putih keemasan dan sedikit berwarna. Tapi kalau benar dia seorang penyihir yang sedang berkelana itu mungkin biasa saja sih. Ah sudahlah lebih baik aku segera pergi ini sudah sangat terlambat' Vero banyak sekali berfikir, dia bahkan sampai melupakan tujuannya tadi.
Kembali kepada Cari, dia segera pergi dari sana karena menurutnya orang yang bernama Vero itu sangat mencurigakan, apalagi dia adalah seorang wearwolf.
"Bukan kah kaum kami dan wearwolf tidak terlalu akur. Dan yang terburuk adalah wearwolf kan memiliki penciuman yang tajam, mungkin saja aku sudah ketahuan berbohong soal identitas ku, ini gawat. Sebaiknya aku tidak bertemu lagi dengannya" ucap Clari.
"Hahhh..." Clari menggelengkan kepalanya lalu dia segera mempercepat langkahnya.
Clari pergi ke salah satu penginapan untuk dia tinggal sementara waktu, karna dia masih tidak tau mau pergi ke mana.
Setelah dia berhasil mendapatkan kamarnya, dia pun segera pergi ke sana untuk istirahat dulu, karna pengeksekusian nya nanti malam.
"Sttt...aww!" ringis Clari. Baru saja dia duduk di atas kasur, kakinya langsung terasa sakit.
"Aduhhh...kenapa harus sampai luka sih!" ucap Clari kesal.
"Hahh... coba aku cari mantra penyembuh saja deh, semoga ada"
Clari segera mengambil buku mantarnya, dan mulai menelusuri daftar isi bukunya.
"Ini dia!"
Clari menemukan halaman tentang penyembuhan dia pun segera membukanya.
"Ah, tapi ini mantra yang sulit. Belum tentu ini bisa berhasil, aku kan bukan penyihir"
"Hahhh, lebih baik aku coba saja dulu"
"Therapévo tin pligí sto pódi mou" ucap Clari mencoba melafalkan mantranya.
"Hahh...benarkan. Emm...tapi setidaknya sakitnya berkurang sedikit"
Luka Clari tidak menghilang, karna Clari bukan seorang penyihir makanya mantranya tidak terlalu berfungsi saat dia menggunakannya, tapi rasa sakit yang dia raskan setidaknya berkurang.
Clari merebahkan tubuhnya di atas kasur tanpa melepaskan jubah yang dia pakai.
"Hahh..."Clari lalu memeluk kotak gaunnya sambil menutup matanya.
.
.
.
.
.
.
.
.
Karna aku sudah lama gak update cerita ini.Jadi hari ini aku up lagi.
Semoga para readersnya bisa memaklumi author yang lama update nya ya.
Huhu...sebenarnya aku juga ingin update lebih cepat tpi kegiatan ku banyak, jdi waktu ku buat nulis cuman malam.
Mohon di maklumi ya 🙏🙏🙏🙏 .
Maaf kalau chapter ini gak terlalu panjang ya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Queen of Fairy World
FantasyClarina Reinelia Rainbow atau biasa di panggil Clari. Dia adalah putri mahkota dari Rainbow Fairy Kingdom atau kerajaan peri pelangi, kerajaan yang berada di atas awan. Rainbow Fairy Kingdom adalah kerajaan utama di dunia peri. Ayahnya, Raja Riqard...