worries for you

592 76 1
                                    

••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••

Orion bersandar pada tembok. Memainkan handphone nya sembari menunggu kakak nya menjemput.

Orion menghela nafas, "kemana, sih. Macet kali ya." Gerutunya lirih. Orion menatap jam tangan yang kini melingkar di pergelangannya.

Pukul 15.30

Kakaknya—righel bilang akan menjemputnya, karena gerion ada rapat pembahasan comeback artis nya. Jadi ia tidak bisa menjemput sang adik, dan berakhirlah gerion menyuruh righel menjemput dirinya.

"Belum dijemput?"

Orion menghela napas untuk kesekian kalinya. Menatap sengit presensi seseorang yang membuatnya jengah. Ia menatap orion dengan tatapan sinisnya.

"Mau lo apa?" Tanya orion melirih. Orang itu tersenyum tipis, tapi bagi orion, senyum itu adalah senyum ejekan.

"Gua?" Ia lantas tertawa sarkas. "Mau gue, lo lenyap dari hidup semua orang. Hidup lo cuman bikin orang lain susah doang." Ujarnya sengit. Dengan pandangannya menusuk.

Tatapan orion menajam, ia terkekeh pelan. Diam diam ia meremat jemarinya pada lengan hoodie hitamnya yang berlipat dada. "Gue benar benar prihatin sama hidup lo, dave." Jawabnya dingin.

Dave menggeram. Melangkah pelan menuju orion. Tatapan mereka bertemu. Tatapan kebencian mereka lontarkan dari manik mereka masing masing.

"Suatu saat, gue yang bakal bikin hidup lo hancur. Bukan cuma lo, tapi semua orang yang dekat dengan lo." Ujar dave merendah. Tatapannya menakutkan. Dan dibalas oleh tatapan orion yang begitu tajam.

"Lo dekati mereka. Gua yang gak akan segan segan bikin hidup lo derita." Balas orion dingin. Pancaran manik softlens hitam nya benar benar menusuk membuatnya terlihat menakutkan. Tapi dave membalasnya dengan kekehan sinis.

Dave mencengkram leher orion tiba tiba, membuat orion tersentak dan refleks memegangi pergelangan tangan dave. Tatapannya menajam, orion menggeram kala jeratan dave semakin menghambat jalur pernafasannya.

"Lo lihat saja. Gua bakal bunuh lo dengan tangan gue sendiri. Camkan itu." Desisnya pelan

Orion berusaha tersenyum—senyum miring mematikan, "silahkan. Gua gak bakal hambat lo buat bunuh gue. Lebih baik mati daripada ketemu spesies manusia menyedihkan kayak lo."

"Brengsek." Dave menggeram rendah membuat orion memejamkan matanya karena ia semakin sulit untuk bernafas. Dadanya naik turun dengan memburu. Dave mempererat cekikannya.

Demi apapun, pandangannya terasa berputar saat ini.

Dave mendengus kasar, sebelum akhirnya melepaskan jeratan orion dengan kasar. Membenturkan tubuh orion pada dinding dengan dibelakangnya, membuat orion langsung tersungkur dengan batuk dan yang nafas memburu.

In my world : Semesta's famillyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang