awal

1K 96 8
                                    

⚫In my world : Semesta's familly⚫

Malam ini begitu dingin. Bintang bintang tampak terlihat bertaburan di langit malam tanpa awan, bulan sabit memunculkan peringai nya. Menambah kesan indah di malam langit Jakarta malam ini. Membuat seorang pemuda tampan ini berdecak kagum.

"Wah, jarang jarang Jakarta langitnya indah begini," gumamnya tersenyum.

"Orion,"

Pemuda berkaos putih pendek itu menoleh, menatap sang kakak yang kini berada diambang pintu sembari menyilangkan kedua tangannya di dada.

"Bang ion,"

"Lo ngapain di situ? Ayo masuk," lelaki berkulit pucat yang kita yakini namanya adalah gerion ini menatap datar wajah adik bungsunya yang berdiri diatas balkon.

Orion. Adik bungsu dari gerion berdecak sebal pada sang kakak. Ia mendengus kesal melihat tatapan dingin kakaknya.

"Sini dulu deh, bang. Lihat langit nya, bagus banget. sumpah deh,"

Gerion menghela nafas. Mengalah. Ia menghampiri adik bungsu nya. Ikut menyilangkan lengannya di pagar balkon.

Gerion sejenak terperangah. Mulutnya terbuka kecil. Orion benar, langitnya indah sekali malam ini.

"Bagus, 'kan?"

Gerion mengangguk, "eum. Bagus,"

Orion menidurkan kepalanya diatas pagar pembatas. Menghirup udara malam sejanak. Ia memejamkan matanya. Perasaannya tenang seketika.

"Oh. Ada rasi bintang orion,"

Orion kembali menegakkan kepalanya. Mengikuti arah telunjuk sang kakak yang menunjuk salah satu rasi bintang.

Orion tersenyum. Tangannya juga terangkat menunjuk salah satu bintang yang bersinar terang.

"Itu bintang gerion," tunjuk orion tersenyum, memperlihatkan dua gigi besar menggemaskan ditengahnya. Gerion balas dengan senyum kecil. Ia mengusak rambut hitam legam sang adik.

"Bang, kenapa nama keluarga kita dinamai nama bintang, sih?" Tanya si bungsu.

Gerion menopang dagu. Ia menumpukan sikunya di pagar balkon.

"Hm, abang kurang ngerti sih. Tapi katanya, dulu. Eum- ayah dari kakek atau kakeknya kakek kalau nggak salah. saat mau mengantar nenek lahiran. Kakek melihat ada hujan meteor yang jatuh,"

Wajah orion berbinar seketika. "Hujan meteor?!" Pekiknya

"Hum," gerion memandang langit malam kembali. "Waktu itu kakek nemenin nenek yang mau lahiran. Dan bertepatan bayi pertama mereka yang lahir, hujan meteor turun seakan merayakan kelahiran bayi tersebut,"

"Terus, nama bayi itu siapa, bang?"

Gerion tersenyum, "sagittari al- debaran,"

♪~


Pagi mulai beranjak. Menampilkan fajar yang terlihat di ufuk barat. Embun mulai menebarkan aroma asa.

In my world : Semesta's famillyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang