[BTS lokal AU!]
Kisah tujuh saudara dalam keluarga semesta yang penuh dengan suka dan duka. Saling berbagi luka dan bahagia
Mereka adalah tujuh orang pangeran yang mem pesona. Bersinar dengan Cara mereka sendiri. Layaknya bintang bintang yang bersin...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pemuda itu menatap datar ke arah layar monitor yang memperlihatkan kamera cctv, bersedekap dada seraya bergelut dengan pikirannya saat ini. Ia berdecak lirih, hingga akhirnya, pemuda itu menghela napas panjang.
Ia kembali mengetikkan sesuatu pada keyboard monitor tersebut. Pantulan layar monitor terlihat jelas di matanya. Wajahnya terlihat serius ketika tangannya ada di atas key word enter.
Send.
"Untuk saat ini, hanya ini yang bisa gue lakuin." Lirih nya. Pemuda itu menghela napas kembali.
Ia bangkit dari duduknya, berjalan menuju jendela kamar yang dilapisi gorden putih transparan nan lembut. Pemuda dengan perawakan tampan itu mengadahkan kepalanya, menatap langit malam yang kini terlihat kini bagai lukisan abstrak. Bintang bintang juga nampak berkedip malu malu memunculkan peringai nya.
Pintu terbuka, di lihatnya seseorang dengan pakaian khas pelayan membungkuk di ambang pintu kamar sang pemuda.
"Tuan muda, saatnya makan malam." Pelayan itu berujar sopan, di belakangnya, petugas pembawa makanan juga ikut menunduk hormat.
Pemuda itu menoleh, senyum tipis ia tunjukkan pada pelayan yang mengantar makan malamnya. "Terimakasih, pak jean."
"Kalian, bawa masuk makan malam tuan muda." Titahnya. Kedua pelayan itu menurut, mereka masuk dan meletakkan nampan berisi makanan dan minuman tersebut di atas nakas samping tempat tidur.
"Apa anda membutuhkan sesuatu lagi, tuan muda?" Tanya jean. Sang kepala pelayan.
"Tidak ada. Terimakasih, pak jean."
Pak jean mengangguk, kemudian membungkuk kembali, diikuti pelayan di belakang nya. "Kalau begitu, kami mohon undur diri."
Pintu kembali tertutup. Sang pemuda menghela napas beratnya, kembali memandangi langit malam. Ia menyematkan senyum kecilnya saat samar samar, ia dapat melihat hujan meteor yang menghias langit malam.
"Indahnya, apa kita sedang memandang langit yang sama sekarang?" Tanya nya lirih-entah kepada siapa.
••
Orion melangkahkan kaki nya menuju balkon kamar, mata bambi rusanya terbuka lebar, dengan mulut mungilnya yang ternganga-sesekali melirih kagum melihat keindahan malam ini.
"Hujan meteor?"
Orion terkagum menatap nuansa langit semesta yang jarang terjadi malam ini. Sungguh, ini indah sekali. Cantik. Perasaannya tenang melihat keindahan galaxy angkasa disana.
Namun entah kenapa, jauh dalam disudut hatinya ia merasa hampa, seolah olah ada sesuatu yang ia tinggalkan. Ada sesuatu yang ia rindukan, tapi ia tidak tahu siapa yang ia rindukan. Sesuatu-yang sangat berharga. Tapi ia tidak tau sesuatu tersebut.
Orion coba untuk meraih tangannya ke atas. Seperti menangkap puluhan meteor yang kini jatuhnya terlihat samar. Ia menghela napas kembali. Orion mematung, entah kenapa pikirannya saat ini. Ia terlalu sesak melihat langit malam yang bagai gemerlap cantik tersebut.